Daffin berjalan di koridor sekolah dengan gaya coolnya, kedua tangan yang di masukan ke dalam saku celana dan wajah tampannya selalu membuat para gadis saling berebut mencuri perhatiannya. Bahkan tidak sedikit yang secara terang-terangan menatapnya menunjukan sikap tertarik padanya.
Namun, kali ini ia tidak hiraukan karena tujuannya saat ini adalah menemui gadis yang akan segera menjadi istrinya dalam beberapa hari lagi.
Daffin berdiri di pintu kelas XI IPA 1, bersama dua orang sahabatnya Tama dan Remon.
"Fin elo gak salah kelas, kan?" tanya Tama, walau sejak tadi mengekor, tetapi ia belum paham kenapa Daffin masuk ke kelas anak-anak pintar dan disiplin ini.
Daffin tidak mengindahkan pertanyaan Tama, ia memilih mengedarkan pandangannya mencari gadis yang tujuannya datang ke sini.
"Woi," teriak Daffin membuat semua siswa di kelas itu menoleh termasuk gadis yang di carinya.
Daffin menunjuk Nara dan memberi kode dengan telunjuknya supaya Nara mendekat.
"Apa?" tanya Nara ketika sudah berhadapan dengan Daffin.
Daffin menyeringai melihat wajah malas gadis itu.
"Pulang sekolah ikut gue," bisiknya pelan.
"Malas, gue ha_"
"Perintah nyokap elo nih!"
"Ish, iya." Nara kembali ke kursinya sambil menghentakan kakinya.
Daffin tersenyum sinis melihat kekesalan Nara. "Sepertinya gue punya mainan baru mulai saat ini," batinnya.
Setelah mengatakan itu ia pergi dari kelas Nara menuju IPS 5 yang menjadi kelas favoritnya.
"Elo ada urusan apa Ra, sama si badboy?" tanya Mia sahabat sekaligus teman sebangku Nara.
"Gak ada apa-apa."
"Tumben dia nyamperin ke sini? Elo gak terlibat masalah apapun, kan, sama dia?" tanya Baim si ketos dengan khawatir.
"Kalian tenang aja, gak usah lebay gitu ah."
Saat Baim akan kembali bertanya guru pun masuk dan membubarkan kerumunan di depan Nara.
*****
"Sory ya, Im. Gue gak bisa ikut rapat OSIS kali ini."
"Tumben Ra?"
"Gue ada urusan Mi, sori, ya!"
Setelah selesai memasukan buku ke dalam tasnya Ia pun segera pergi, karena tak mau jika Daffin kembali menghampirinya di kelas. Malas menjelaskan pada kedua temannya itu.
"Lama banget lo," gerutu Daffin sambil membukakan pintu mobilnya buat Nara.
Nara mencebikkan bibirnya dan segera masuk sebelum lebih banyak yang melihat ia pulang bersama Daffin.
Sementara dari lantai dua Baim tengah memperhatikan Nara masuk ke dalam mobil Daffin, ia mengepalkan tangannya kuat, dengan rahang yang ikut mengeras.
"Kenapa , Im?" tanya Mia seraya menepuk bahu Baim.
"Gak papa, Mi." Baim menormalkan kembali sikapnya, sebelum Mia menyadarinya, tetapi kejadian barusan membuatnya tak tahan untuk bertanya, "sejak kapan Nara dekat sama Daffin?"
"Emang mereka dekat?" tanya Mia balik dengan heran, gadis itu bahkan baru tahu dari Baim barusan.
"Udahlah gak usah di bahas."
"Heh." Mia mengekor masuk ke ruang OSIS dengan kening berkerut dalam.
*******
"Kita mau kemana sih Fin?" Nara mengikuti Daffin masuk ke dalam gedung Mall.
"Nyari cincin!"
"Harus banget apa?"
"Elo berisik banget sih, bisa diam gak? Udah sana pilih!" Daffin mendorong punggung Nara menuju etalase toko perhiasan.
Nara mendengkus, tetapi ia menurut memilih beberapa cincin pasangan yang semuanya terlihat lucu dan cantik.
"Lama. Udah elo ambil yang menurut lo bagus aja!" Daffin menghampiri Nara yang terlihat kebingungan.
"Tapi semuanya bagus tahu." Mata Nara berbinar.
"Sini gue aja yang milih," putus Daffin pada akhirnya, ia mengambil sebuah kotak cincin couple. "Mbak kita ambil yang ini ya!"
Bibir Nara melengkung tertarik ke atas, i puas atas pilihan Daffin. Setelah selesai dengan pembayaran yang dilakukan Daffin, Nara memasukan cincin itu ke dalam tasnya.
"Fin!" Nara menarik tangan Daffin ke dalam sebuah resto cepat saji.
"Gue mau balik Nara. Udah ada janji sama Tama dan Remon, elo makan aja sendiri."
"Gue bilang bokap lo!" Nara mengambil ponselnya, mengancam Daffin.
"Oke, oke, gue temani elo makan. Puas!" Nara nyengir memperlihatkan gigi putihnya yang berjajar rapi.
"Heh, kenapa jadi dia yang nekan gue? Harusnya, kan gue yang jadiin dia mainan gue, bukan sebaliknya," batin Daffin.
Pemuda itu melipat kedua tangannya di depan dada dengan tatapan tajam pada gadis yang tengah sibuk pada buku menu di tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
BINTANG PENGHACUR
wah yang kek gini nih seru, buat yang suka cerita beginian gw saranin baca juga PERNIKAHAN RAHASIA SEPASANG ANAK SMA, kalian bisa senyum-senyum dan nangis gara gara ceritanya, banyak ngandung bawang soalnya
2021-12-12
0
Devi Novitasari
👍👍👍
2021-09-18
0
MissQueen
p
2021-07-28
0