"Kapan elo pulang?" Daffin mengerjapkan mata beberapa kali, di depannya berdiri seorang gadis yang sedang mengeringkan rambut basahnya.
"Udah dari tadi." Nara meletakan handuk kecil itu di kursi "Jadi pulang ke rumah elo hari ini?"
"Jadi lah, gue udah nungguin elo dari tadi." Daffin beringsut duduk bersandar "Dari mana aja lo, kencan dulu sama si Ketos?"
"Ck. Gue habis belanja keperluan camping, asal elo tau?" kemudian berjalan mendekati Daffin "Nething mulu." tangan iseng menyentil kening Daffin, membuat Daffin mendengus.
"Si Ketos tuh suka sama elo Nara, wajar kalo gue nething." Daffin berjalan ke balkon kamar dia mengambil rokok serta korek api di meja belajar Nara dan menyalakannya.
"Heh. No smoking area." Nara mengambil rokok di tangan Daffin dan langsung membuangnya ke dalam toilet.
"Ra, elo cukup rese waktu di sekolah, please kalo di rumah jangan oke!" Daffin kembali menyalakan rokoknya yang lain.
"Kalau elo gak mau gue rese, elo ikutin semua aturan gue, baik di sekolah atau pun di rumah." lagi Nara mengambil rokok Daffin. Kali ini dengan bungkus serta korek apinya.
"Malas. Ck.Sial banget gue punya istri kayak elo!" Daffin mendengus, Nara bergidig mendengar kata 'Istri' keluar dari bibir Daffin, "cepet beresin barang yang mau elo bawa, gue mau nongkrong bareng anak-anak."
Nara tak menjawab, tapi tetap menurut.
"Kalian mau berangkat sekarang?" tanya Sari pada kedua anaknya.
"Iya mah, sampe-in maaf buat papa karena Daffin sama Nara gak nunggu papa pulang dari kantor dulu." jawan Daffin, ia menarik dua koper Nara keluar rumah.
"Iya gak apa, kamu baik-baik ya di sana! Jadi istri yang baik! Urusin suami kamu!" Sari mengusap kepala anaknya dengan sayang. Walau berat melepas Nara tapi mau bagaiman lagi, ini sudah menjadi keputusan bersama.
"Iya Mama. Ya ampun kayak berasa di usir dari rumah sendiri ini mah."
Pletak
Satu sentilan mendarat di kening Nara.
"Sembarangan kalo ngomong," Sari kembali melihat menantunya yang sudah selesai memasukan koper ke dalam bagasi mobilnya "Nak, Mama titip Nara ya, jangan bosan-bosan buat sabar, karena dia sangat manja. " Daffin tersenyum pada mertuanya.
"Iya Ma, Daffin akan menjaga Nara dengan baik, Mama tidak perlu khawatir."
Nara memicingkan mata menatap Daffin. "Ternyata si badboy bisa bersikap manis juga kalau di depan orang tua." batinnya.
Setelah berpamitan mereka pun berangkat ke rumah orang tua Daffin, dimana Nara akan tinggal bersamanya di sana.
"Kita satu kamar? " tanya Nara begitu mereka tiba di rumah Daffin lebih tepatnya di kamar Daffin.
"Iya lah, gue gak mau di amuk bokap jika kita pisah kamar."
Nara masih diam tak bergeming di depan pintu.
"Sekarang siapa yang nething, bego. " Daffin menarik tangan Nara masuk ke dalam kamarnya "Tenang aja gue gak bakal ngapa-ngapain elo. Gue udah janji ma bokap"
Nara masih diam di depan Daffin dengan tatapan tidak percaya.
"Nara Cahaya yang katanya cewek paling pinter di sekolah, kenapa gue malah lihat elo sebaliknya sekarang."
"Karena elo, virus dari badan elo nular ke gue."
"Pinter ngeles elo ternyata." Daffin menarik sebelah ujung bibirnya "Gue mau pergi, elo kalo butuh apa apa panggil aja pembantu!"
"Mau kemana?" Nara menarik tangan Daffin.
"Gak usah kepo jadi istri." melepaskan tangan Nara "Gak usah tunggu gue pulang."
"Ahhh. Bigini banget nasib gue, punya suami kayak gitu. Sebenarnya apa sih yang di fikirkan papa sama mama ketika menjodohkan gue sama badboy kayak dia? Boro-boro ngurusin istrinya, ngurusin diri sendiri aja dia gak bisa." Nara menjatuhkan tubuhnya di kasur empuk tempat tidur Daffin, yang membuatny nyaman dan tak lama matanya terpejam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Devi Novitasari
👍👍
2021-09-22
0
Kurnia Mila
😂😂😂😂 hobby suami nongki,,,
2021-09-11
0
Yuss Bangsyeh
seru...lanjut thor
2021-06-29
0