Elizabeth membiarkan tubuh telanjangnya diguyur oleh air terjun, suhunya cukup membuat seseorang membeku namun baginya itu bukan masalah.
Dia mulai menyatu dengan hawa dingin tersebut yang bahkan membuatnya sedikit terkejut, setelah selesai membersihkan dirinya ia mengenakan kembali pakaiannya lalu berjalan ke arah pondok di mana Leonardo telah menunggunya.
"Aku sudah selesai dengan latihan fisikku lalu apa sekarang aku bisa berlatih pedang?"
"Tidak, sebelum itu aku ingin mengajarimu sebuah sihir."
"Sihir?"
"Selama ini tak hanya berlatih fisik aku juga ingin melatih hal demikian."
Leonardo mengarahkan tangannya dan dari sana sebuah lingkaran sihir muncul menghasilkan bola api yang berkobar ke udara.
Untuk pertama kalinya Elizabeth merasa berlari telanjang bukanlah hal sia-sia.
"Apa latihan yang kulakukan selama tiga bulan untuk itu?"
"Benar, aku ingin membiarkanmu terbiasa dengan sihir tapi bukan sihir api yang kumiliki melainkan membuatmu bisa menggunakan sihir es, bukannya kau ingin mengalahkan seekor naga jika api itu pasti kurang maksimal."
"Kau sungguh-sungguh ingin melatihku dengan sihir?"
"Sudah kukatakan aku hanya ingin berterima kasih dengan benar, sekarang aku akan mengajari apa yang kau butuhkan."
Elizabeth belajar berbagai pengetahuan umum tetang sihir, bagaimana energi yang disebut mana itu didapat dari tubuh dan luar serta bagaimana beberapa mantra digunakan.
Selama sebulan, itu berjalan lancar dan dalam waktu singkat Elizabeth mampu membekukan sebuah pohon dengan sihirnya.
"Dari sini aku akan melatihmu teknik berpedang."
"Mohon bimbingannya."
Keduanya menggunakan kayu sebagai ganti pedang.
"Perhatikan kakimu saat bergerak dan jangan alihkan pandanganmu pada pedang musuh."
"Dimengerti."
Setiap tebasan Leonardo menghasilkan rasa sakit kendati demikian Leonardo jelas menahan dirinya untuk membuat luka permanen di tubuh Elizabeth.
Dia seorang gadis jadi akan buruk jika ia memiliki bekas luka, paling tidak Leonardo juga ingin mengajarinya bagaimana mengantisipasi serangan.
"Sudah sore, latihan sampai di sini."
"Baik."
"Nah Elizabeth, aku tidak tahu apa yang telah kau alami tentang naga tapi sebaiknya kau belajar untuk menekan niat membunuhmu mungkin akan ada seseorang yang salah paham tentang itu."
Elizabeth mengangguk mengiyakan sebagai jawaban.
Tiga bulan dia gunakan untuk melatih tubuhnya, satu bulan untuk belajar sihir dan dua bulan untuk berlatih pedang. Ini adalah akhir dari latihannya, entah Leonardo atau Elizabeth akan berpisah sekarang.
"Maaf mengambil banyak waktu untukku."
"Tak usah sungkan, enam bulan bukan waktu yang lama.. ah benar, jika kau punya waktu paling tidak mampirlah ke ibukota kerajaan Tarnes, aku akan menyambutmu di sana."
"Aku akan memikirkannya."
"Apa kau masih mencoba mencari sesuatu untuk membunuh naga."
"Tentu saja, satu hal yang ingin kulakukan hanyalah itu."
"Dendam tidak akan menyelesaikan apapun aku harap kau bisa merenungkannya."
Elizabeth hanya melambaikan tangannya lalu berjalan pergi ke arah jalan berbeda yang diambil Leonardo.
"Gadis itu bahkan setelah dilatih sifatnya tidak ada imut-imutnya, aku ingin tahu akan seperti apa dia."
Elizabeth menemukan dirinya berada di sebuah kota indah dengan tembok mengelilinginya, setiap orang yang datang mengantri di depan gerbang selagi mengisi formulir pendaftaran.
"Namamu?"
"Elizabeth Highwel."
"Apa keperluanmu datang kemari?"
"Aku ingin mencari pekerjaan untuk melanjutkan perjalananku kembali, aku sebelumnya tinggal di tempat terpencil."
"Pasti sulit, tinggallah selama yang kau suka."
"Terima kasih, aku tidak memiliki uang untuk mendaftar."
"Jangan khawatir kami tidak keberatan."
Elizabeth mengangguk mengiyakan dan para penjaga mengizinkannya. Banyak orang yang telah kehilangan rumah mereka karena naga jadi hal seperti ini bukan sesuatu yang langka terjadi.
"Selanjutnya."
"Baik."
"Namamu?"
Elizabeth mengabaikan perkataan di punggungnya dan melihat bagaimana kota yang menakjubkan ditampilkan di depan wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments