Aku turun duluan menghampiri Mama di meja makan, selang berapa lama kemudian Tama turun lalu duduk untuk ikut sarapan bersama. Setelah sarapan selesai kami pamit kepada Mama untuk pulang ke rumah kami.
...* * *...
Hari-hari didunia ini aku jalani seperti hari-hari biasa di duniaku. Hanya perlu menyesuaikan peranku yang sudah bersuami. Ini hari Tama masuk kerja.
Setelah dia berangkat aku langsung mencari informasi tentang diriku didunia ini.
Kucari kartu identitas, dan ku buka handphone ku untuk mencari email, sosial media, apapun yang berhubungan dengan ku. Kini ku temukan semuanya, namaku Shina Veronica Diwirya, umur 28 tahun, anak tunggal dari Raka Diwirya dan Widya Diwirya.
Lalu suamiku Aditya Pratama Wijaya anak pertama dari Anton Wijaya dan Amita Wijaya. Pewaris perusahaan insfratruktur dan media terbesar di kota ini. Dia berumur 32 tahun. Bos muda rupanya.
Lalu aku mencari informasi dengan kata-kata percakapan halus yang memancing para pelayan disini untuk bercerita. Tentu saja karena pastinya dimana-mana perempuan itu suka dengan obrolan apalagi yang berbau gosip dan ghibah.
Akhirnya aku dapat beberapa informasi ternyata Shina dan Tama dijodohkan oleh orangtua mereka karena sebelum meninggal ayah Tama berpesan agar putranya menikahi putri Raka Diwirya, untuk membalas jasa kebaikan Raka karena orang yang disebut menjadi ayahku itu telah membantu dan menolong keluarga Wijaya ketika mengalami collapse ekonomi hingga menjadi perusahaan maju seperti sekarang.
Dari cerita yang kudengar lagi dari para pelayan yang sedang bergosip dan tertangkap dengar oleh ku, sikapku sekarang jadi lebih pendiam. Dulu aku selalu berontak dan melawan suami karena pernikahan paksa ini.
Kadang aku kabur dan bermalam di hotel karena tidak ingin tidur bersama suami. Dan selalu dijemput paginya untuk diajak pulang, dia selalu tau aku menginap di hotel mana. Karena frustrasi suamiku mengatakan kita tidur pisah kamar saja.
"Nona kenapa melamun?" tanya seorang pelayan yang belakangan kuketahui namanya Merlin. Usianya sepertinya sekitar 25 atau 26 tahun karena terlihat lebih muda dari ku.
"Bosan." jawabku.
"Bagaimana kalau mengunjungi toko bunga. Sudah lama Nona tidak berkunjung ke sana." katanya.
Aku hanya terdiam, karena aku pun sebenarnya tidak tahu jika karakter Shina mempunyai sebuah toko bunga. Beginilah kalau baca novel on going, tidak tahu alur cerita selanjutnya. Apalagi novel yang ku baca ini baru pada episode pertama. Ingin pergi pun tapi tidak tahu alamatnya.
"Biar di antar sama sopir saja."ucap Merlin lagi. Seperti mendapat sebuah cahaya ilahi saat umatnya sedang dalam kebingungan aku pun mengiyakan.
...* * *...
Ternyata aku memiliki usaha sendiri sebelum menikah. "Shina Shine Florist" tertulis diatas toko bunga ini. Seperti namanya, bunga yang cerah dan harum memenuhi toko ini.
"Selamat datang kembali bos." sapa pegawai perempuan yang berdiri di depan toko ini saat aku berada di depan pintu masuk yang terbuka. Aku membalasnya dengan senyum.
"Tina, cek kembali area mawar biru. Apa sudah ada yang bagus untuk dipanen. Kita dapat pesanan." teriak lelaki dari arah meja kasir.
"Bu bos, apa kabar? Kenapa baru berkunjung? Silahkan duduk kemari. Bagaimana kabarnya? Apakah sudah sehat?" tanyanya yang melihat ku melangkah ke arahnya. Sedikit heran dengan pertanyaan terakhirnya, apa sebelumnya aku sakit?
Aku pun juga tersenyum kepadanya dan menjawab pertanyaannya satu per satu. Kemudian kami pun berbincang lama. Ternyata aku sudah dua tahun menjalankan bisnis ini. Usahaku berkembang hingga memiliki taman bunga sendiri di belakang toko kami. Tidak sampai hektaran tapi cukup untuk menanam berbagai macam jenis bunga yang di butuhkan di toko.
Jika tidak ada bunga yang ada dalam list kita order ke kebun milik orang lain atau kadang supplier seperti orang-orang pecinta bunga yang memiliki kebun kecil yang bunganya siap panen mereka tawarkan kepada toko kami.
Karyawan ku Deri dan Tina yang menjaga toko ini dan merangkai bunga. Sedang dua orang lagi Aldo dan Fikri sebagai kurir pengantar pesanan jika ada yang membeli secara online.
Merasa bangga diriku menjadi Shina karena hidupku di novel ini gak sia-sia seperti di dunia ku yang sebenarnya. Masih muda tapi sudah punya usaha sendiri, apalagi usaha itu sudah berjalan dua tahun.
Mamah, kalau aku bisa keluar dari novel ini dan ketemu mamah lagi, aku janji akan sekolah dengan sungguh-sungguh. Gak akan banyak bolos kuliah lagi. Mataku berkaca-kaca karena teringat mamah. Aku berjanji akan jadi orang mandiri dan sukses seperti Shina meski tidak bisa menjadi orang besar.
"Aku pengen pulang. Kangen omelan Mamah." tangis ku dalam hati yang tak terasa juga menitikkan air mata, dengan segera aku hapus air mata itu.
Waktu sudah sore. Ternyata aku mengobrol cukup lama dengan mereka. Aku pun pulang dengan membawa segenggam lavender yang sudah di ikat dengan rapi.
"Tolong nanti taruh dikamar ku," kataku kepada pelayan satu lagi setelah sampai rumah.
"Haah.." aku menghembuskan nafas pelan sambil berbaring di atas kasur yang menjadi milik ku ini yang terasa sangat empuk dan nyaman. Mataku sedikit berat, ngantuk juga lelah. Di toko tadi aku juga ikut bantu-bantu karyawan, menata pot-pot kecil bunga dan juga sedikit merangkai bunga.
Sebelum semakin malam dan jatuh dalam tidur, aku bergegas ke kamar mandi membersihkan diri dan mengganti dengan baju tidur.
"Selamat tidur Shina." ucap ku pada diriku sendiri. Ku tarik selimut dan ku peluk guling untuk ku ajak menjemput mimpi.
⭐⭐
jangan lupa like komen dan vote ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Lefni Zarwan
ceritanya seru
semangat thor😀
2022-10-26
1
C1nt4
lanjut
2022-10-25
1