Suara alunan musik berirama lembut terdengar merdu dengan iringan percik air mancur yang jatuh di sebuah taman. Lampu hias taman menjadi teman malam. Benar benar suasana yang romantis.
"Selamat ulang tahun Ma." ucap laki-laki yang jadi suamiku kepada perempuan paruh baya di depannya. Ah, ini ibu dari suamiku, kataku dalam hati. Lalu aku pun juga mengucapkan hal yang sama dan memberikan sebuah bingkisan berisi hadiah yang disiapkan oleh suamiku sebelumnya.
Terlihat beberapa orang disana yang juga sedang memberikan sebuah kado sebelumnya. Mungkin itu saudara-saudaranya, pikir ku.
"Bagaimana kabarmu sayang?" tanya perempuan itu padaku dengan lembut layaknya seorang ibu ke anak tersayangnya.
"Ayo duduk. Pilih makanan favoritmu. Sudah lama kalian menikah tapi belum juga punya anak. Berusahalah yang giat bersama suamimu." katanya sambil tersenyum lebar dengan kedua tangannya merangkul ku menuntun berjalan ke arah meja yang berjajar deretan berbagai macam makanan.
Aku hanya membalas dengan mengulum senyum. Dalam hati, "kapan aku nikah? aku kan masih kuliah! plis bangunin aku!" jerit ku dalam hati.
Ini sebenarnya dimana? Aku siapa Sedang apa aku disini? Apa ini mimpi? Atau lucid dream?. Pertanyaan yang terus berputar di otak ku saat ini. Ku nikmati camilan berupa kukis dan cup cake yang ku ambil tadi dengan memikirkan keberadaan ku saat ini.
"Apa aku diculik ya?" pertanyaan yang membuat ku mengerutkan alis berpikir keras.
Kalau di culik gak mungkin aku di perlakukan baik. Tinggal di rumah mewah bukan di sekap di tempat seram seperti bangunan kosong atau rumah sempit. Di sediakan pelayan layaknya seorang nyonya bukan di jadikan babu seperti di... dalam cerita novel novel.
Mataku terbelalak seketika, seperti seolah mendapatkan sebuah jawaban. Novel, seperti di dunia novel.
Seolah sebuah ingatan merayap di saraf otak ku. Terakhir sepertinya aku tidur dengan sebelumnya baca novel dulu, novel yang update malam itu, aku mengingat-ingat.
"Na... Na... Shin... Shina" suara panggilan keras mengangetkan ku.
Aku terkesiap, ku kerjapkan mataku menatap sosok yang berada di depan ku, memanggil nama ku sedari tadi. Itu suamiku.
"Kamu kenapa? Sakit? Ngelamun dari tadi?" tanyanya. Aku masih belum sepenuhnya menyadarkan diriku.
"Kamu mau makan kue nya enggak?" tanyanya sambil matanya menatap pada cup cake yang berada di tangan ku.
Aku pun mengarahkan mataku pada cup cake tersebut yang ternyata kondisinya sekarang sudah berceceran sebagian karena tanpa sadar aku tadi hanya memutar-mutarnya di tangan ku. Ku letakkan kembali cup cake tersebut dalam piring kecil, lalu ku elap tangan ku dengan tisu yang tersedia di meja tempat ku duduk saat ini.
"Kamu sakit?" tanya suami ku sekali lagi. Aku jawab dengan menggelengkan kepalaku.
"Kamu capek?" tanyanya lagi. Aku menjawab dengan menggelengkan kepalaku lagi. Dia menghela nafas panjang dengan menatap lurus ke arah ku.
Aku tertunduk di tatap begitu, takut.
Akhirnya acara selesai sampai jam satu malam. Aku dan suamiku disarankan menginap oleh perempuan yang ku sebut Mama tadi. Aku menuruti suami ku yang menyanggupi saran sang ibu.
Di kamar yang sudah di sediakan aku langsung membaringkan badan ku setelah mandi dan mengganti pakaian yang juga sudah tersedia. Dengan mata tertutup aku masih memikirkan ini sebenarnya aku dimana.
Lalu aku mengingat sesuatu lagi, aktivitas yang sama, membuat ku ingat lagi, sebelum tidur aku membaca sebuah novel, novel kesukaanku yang masih dalam status on going.
"Shina." gumam ku yang masih berbaring. Itu nama yang disebut laki-laki yang katanya suami ku tadi. Shina, nama itu terus berputar mengulang di otak ku. Seketika aku teringat pada salah satu novel yang ku baca malam itu.
"Jangan bilang ini dunia novel yang aku baca, kalau gak salah namanya DUNIA ISEKAI IMPIAN." gumam ku sambil masih membolak-balikkan badan karena masih kepikiran.
Mungkin karena sudah larut malam lama kelamaan mataku akhirnya terkantuk kemudian aku tertidur. Sayup-sayup terdengar suara bisik ditelinga saat aku mulai mengayuh mimpiku, lalu aku membuka mata.
Wajah tampan terpampang persis didepan mukaku. Mataku membola seketika, seperti layaknya layangan, nyawa yang melayang langsung dapat ku tarik kembali. Aku terjaga seketika dengan mata yang membola.
Laki-laki yang katanya suamiku, dia gelagap dan wajahnya sedikit merona di depan wajah ku. "Ente gak bermaksud mau berbuat mesum kan?" kataku dalam hati sambil membolakan mata ku.
"Maaf tadi rambut mu jatuh kemuka, jadi..."
"It's ok." jawabku langsung. Kemudian aku berbalik dan rasanya jantungku berdebar tak karuan. Aku pura-pura melanjutkan tidur ku lagi namun sebenarnya tak bisa tidur. Aku merasa ada tatapan yang tajam menusuk punggungku.
"Dia gak tidur apa? cepet tidur lah." Jerit ku sambil menangis dalam hati.
"Shina, kamu sudah tidur?" dia bertanya dengan lembut. Aku diam tak menjawab, pura-pura tidur.
Tiba-tiba tangan besar memeluk ku dengan lembut dari belakang. "Nice dream." bisiknya. Suaranya di tengkukku membuat jantung ku kembali tak karuan.
Tak lama nafasnya yang teratur terasa menyapu kulit ari ku. Sepertinya dia sudah tertidur. Tapi kenapa harus peluk peluk aku segala, aku kan jadi gak bisa tidur bambang. Aku menggerutu dalam hati.
Pagi harinya aku terbangun dengan berbantalkan lengan laki-laki ini. Tangannya keras dan kekar, namun cukup enak untuk bantalan. "Badannya bagus." gumamku yang tangan ini sudah ada di dadanya setelah aku bangun tadi.
Laki-laki itu semalam tidur dengan kaos putih yang ukurannya pas badan dan mencetak jelas bentuk tubuh bagian atasnya. Tersingkap sedikit keatas kaos bagian perutnya yang menunjukkan sedikit bagian perutnya. Aku ingat semalam aku tidak berselimut, sepertinya dia juga tidak menarik selimut untuk kita.
"Inikah yang dinamakan roti sobek seperti di cerita dalam novel yang aku baca. Aku merasa beruntung mengalaminya." gumam ku memuji dalam hati sambil membayangkan visual novel yang biasa para author berikan di setiap novel.
"Tama. Shina. Ayo keluar. Kita sarapan bersama." suara yang tak asing mengagetkan membuatku tersentak dari kekaguman ku.
Itu suara ibu mertua ku, seketika aku lalu bangun dan lari ke kamar mandi. Aku menyalakan kran air lalu cuci muka untuk meredakan debaran jantungku karena terkejut dan kemudian gosok gigi. Masih terdengar suara ketukan pintu disana.
"Iya Ma nanti turun" jawab laki-laki itu yang ku dengar dari kamar mandi.
Ternyata benar seperti tebakan ku, ini dunia novel yang berjudul DUNIA ISEKAI IMPIAN dan namaku disini adalah Shina, dan laki-laki yang menjadi suamiku namanya Tama. Sesuai karakter dalam novel tersebut.
"Shina sudah selesai belum?" tanya Tama sambil mengetuk pintu.
"Iya sudah." jawabku lalu keluar dari kamar mandi.
"Mama menunggu dibawah mengajak kita sarapan." katanya dengan muka sayu yang terlihat baru bangun tidur. Aku mengangguk.
Aku turun duluan menghampiri Mama di meja makan, selang berapa lama kemudian Tama turun lalu duduk untuk ikut sarapan bersama. Setelah sarapan selesai kami pamit kepada Mama untuk pulang ke rumah kami.
⭐⭐
jangan lupa like komen dan vote ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Raine
masih mikir diculik,,?? trus gak sadar kalo wajahnya beda
2022-12-15
0