“Hahahahaha, gue gak bisa bayangin muka elu nyanyi diacara kondangan? Pakai lagu dangdut lagi, kalau gue ada di situ pasti udah gue rekam terus kirim ke WA Emak, hahahahaha," tawa Mbak Ratna pecah saat El mulai cerita.
“Puas! Mba ledekin El melulu, bukannya khawatir adiknya diusir Emak,ini kok kayanya girang banget,” sungut El mulai cemberut.
“Hahahaha, seorang CEO PT.Eka Raksa gitu, nyanyi di panggung undangan,” ejek Mbak Ratna lagi cekikikan tertawa.
“Lama-lama jatuh harga diri gue di sini” kata El dalam hati.
“Lalu apa rencana elu selanjutnya El?” tanya kakak iparnya.
“Nah, ya itu bang, gue mau ikut Abang aja kerja di peternakan atau di tambak,” ucap El sungguh-sungguh
“Hahahaha elu yakin El mau ikut Abang ke peternakan?” tanya Abidin yang juga tak percaya.
“Iya yakin Bang, memang gak boleh?”
“Tentu boleh dong, tetapi kerja di peternakan itu gak semudah kita kerja di kantoran El harus mau kotor-kotoran bau sapi dan lainnya,” jelas Abidin
“Iye, apalagi Ceo kaya elu El kagak pernah main lumpur-lumpuran atau bau badan,” sambung Mbak Ratna terkekeh geli
“El pasti bisa belajar kok Bang, dari pada kagak ada kegiatan, besok El ikut Abang aja ya?” rayu El macam anak kecil yang minta jajan.
“Iya-iya nanti besok pagi Abang jemput ke rumah kontrakanmu kita berangkat sama-sama,”
“Horee… terima kasih bang, wiidih ada pisang goreng nih.” Tanpa permisi El mengambil pisang goreng yang tersaji di atas meja.
“Aduuh panass!” Pekik El mengibaskan tangannya
“Hahahaha, dasar Om El, ada-ada aja kelakuannya,” celetuk Dina anak Mbak Ratna yang kelas tiga SD.
...****************...
Mulai dari pagi hingga siang El menghabiskan waktunya uring-uringan di rumah Mbak Ratna, sampai sore hari ia memutuskan untuk pulang saja ke kontrakannya,
“Du... Du... Du...,” gumam El senang, sambil menyalakan ponselnya setelah numpang charger di rumah Mbak Ratna tadi, siang tadi ia menelpon mengomel pada Andreas dan menceritakan pengalamannya, namun langkahnya terhenti ketika berada di depan rumah kontrakannya, Ia melihat sekelompok ibu-ibu ngumpul duduk-duduk di bawah pohon jambu Pak Haji,
“Duh rupanya ada tetangga baru nih, ” Sapa seorang ibu pada El.
“Oh iya bu-ibu perkenalan saya El Farizi bisa dipanggil jadi El,” tutur El ramah tersenyum tipis
“Oh, perkenalkan saya Imah bisa dipanggil Bu Imah, saya tinggal di sebelah kanan kontrakan Mas El, oh iya, Mas El ini sudah berkeluarga apa belum?” tanya Bu Imah memakai baju daster orange.
“Sebenarnya saya duda Bu, Saya ke sini mau bertemu kakak Saya tuh jadi bidan desa di Rt sebelah,” papar El lagi.
“Berarti adik Bu Bidan Ratna ya? Kok ngontrak di sini?” cecar Bu Imah.
“Kebetulan juga saya lagi cari kerja Bu, Ibu,” jawab El yang mulai malas menanggapi.
“Ooh, begitu...,” jawab Ibu-ibu serempak bagai panduan suara
“Saya permisi duluan ya Bu-ibu karena mau ke mesjid sebentar lagi mau shalat magrib,” ucap El berlalu.
...****************...
Kokoruyuuk...!
Ayam jago Pak Haji Udin pemilik kontrakan bersahutan,
Pagi-pagi setelah bakda subuh, El memutuskan untuk lari pagi santai di sekitar perkampungan sekaligus berkenalan dengan para tetangga, sebelum dijemput oleh Abidin kakak iparnya, di tempat yang tak jauh, ada ibu-ibu yang sedang beli sayuran, El menyapa dengan ramah saat melewati mereka,
“Ya Allah, itu kan babang tampan yang kemaren nyanyi di hajatan si Ipeh,” ucap Putri colek tangan Sisil saat mau beli sarapann bubur ayam di lapangan bola
“Ho, oh betul Put, tapi ngapain tuh orang masih di sini? Sepertinya lagi jogging ya?” Malah Sisil yang kepo
“Lagi pada ngapain sih bisik-bisik?” tegur Bu Imah
“Astaghfirullah, Ibu ngangetin aja sih ah,” ucap Putri sambil memegang dadanya, Putri yang tak lain adalah anak Bu Imah
“Kamu berdua lagi bahas apa sih? Kok Ibu manggil dari tadi gak di Sahut-sahut,” ketus Bu Imah
“Itu lho Bu Imah, lihat deh, lelaki yang lagi jogging dilapangan, Itu lelaki tampan yang mirip Idol K-POP nyanyi di acara hajatan si Ipeh kemaren viral,” sambung Sisil menjelaskan
“Oh, itu Mas El yang ngontrak di sebelah rumah kita,” tutur Bu Imah santai menyantap sarapannya
“Apaa...? Tetangga kontrakan? Uhuuk ... uhuk ....” Saking kagetnya Putri sampai keselek bubur
“Kok Ibu gak cerita sih sama, Puput?” Protes Putri kesal
“Gimana Ibu mau cerita? lha kamu aja asyik seharian di kamar terus nonton drakor,” jawab Ibunya
“Hehehehe ya maaf Bu, terus tadi siapa namanya babang tampan itu?”
“Namanya El Farizi dipanggil El, dia itu duda,” jelas
“Apaa...? Duda?” Pekik Putri
“Astaghfirullah, Puput kamu mau bikin Ibumu jantungan hah? Suka banget teriak-teriak mana di samping kuping Ibu lagi,” Ibu Imah menjewer Putrinya sendiri, sampai menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu lalang di sana, sedangkan Sisil hanya geleng-geleng kepala melihat drama anak dan Ibunya itu.
“Pas banget kan tuh namanya Mas El si Duda Berkelana,” Timbrung Sisil yang sedari tadi diam mendengarkan
“Iya, meski duda juga tak apa aku juga masih suka, sudah ganteng, suaranya bagus saat nyanyi,” lirih Putri sambil senyum-senyum ngemilin sendok, tanpa ia sadari Ibu dan Sisil sudah pergi meninggalkannya melamun sendiri.
Selesai berolahraga ringan, El pun kembali ke kontrak namun ia terkejut melihat seseorang perempuan di depan kontrakannya, sepertinya selesai berbelanja sayur di sebrang kontrakan mereka.
“Hah…EL?” Gumam Amelia pelan
“A-Aamelia… ngapain kamu di sini?” Tanya El terkejut
“Eluu yang ngapain di sini? Ini rumah kontrakan gue” jawab Amelia sambil nunjuk
“Lho, ini juga rumah kontrakan gue, noh di samping” sahut El dengan memonyongkan bibirnya nunjuk ke rumah kontrakan.
Amelia tergangga, ia juga kaget bukan kepalang saat mengetahui siapa penghuni baru kontrakan sebelahnya.
Kemudian ada seorang pria yang keluar dari balik pintu rumah kontrakan Amelia.
“Heh, ngapain elu lama-lama di situ? Cepat pulang, masak!” gertak pria itu kepada Amelia di depan mata El.
Amelia pun cepat bergegas masuk ke dalam rumah, sedangkan El masih bingung dengan keadaan sekitarnya, tiba-tiba Bu Imah dan Putri muncul.
“Ada apa Mas El?” tanya Bu Imah kepo
“Oh tidak apa-apa Bu,” jawab El melangkah mau masuk ke rumah dengan wajah datar.
“Itu tadi namanya Amelia, dia juga tetangga kita yang juga ngontrak sama suaminya,” jelas Bu Imah tanpa diminta.
“Oh ya? Kok kemaren saya tidak melihat ada mereka disini?” El pun mulai penasaran.
“Mungkin Amelia pergi ke rumah Ibunya di kabupaten sebelah katanya Ibunya sakit, kita damai pas hanya dua hari dong,”
“Damai maksudnya bagaimana?”
“Ya Damai, gak ada pertengkaran suami isteri gitu, sebenarnya Amelia baik cuma ya itu lakinya suka emosian, hari-hari ribut terus mereka berdua ada saja terus yang mereka tengkarkan,” papar Bu Imah.
“Oh ya?”
“Iya, Mas El nanti siap-siap aja kupingnya panas hari-hari dengar mereka ribut, tetapi, apakah Mas El tadi kenal dengan Amelia?” Tebak Bu Imah di iringi tatapan Putri yang menyimak percakapan Ibunya dan El.
“Tidak kenal Bu, permisi.” Pungkas El berlalu masuk kerumah.
...****************...
Di dalam rumah El menjadi kepikiran yang di bicarakan oleh Bu Imah tadi tentang Amelia apakah sungguh benar?
“Apakah kamu benar-benar tidak bahagia Amelia?” El membatin.
“Ah, ngapain juga sih gue mikirin bini orang,” umpat El dalam hati.
“Bahagia kek, kagak kek, emang apa perduli gue, mending gue mandi siap-siap, nanti keburu di jemput bang Abidin,” ujar El menuju kamar mandi.
Bersambung....
Visual Amelia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments