DUNIA MEMIHAK MU
Sudah berhari-hari berlalu, badai salju dan juga angin yang berhembus tampaknya kian mereda. Setelah seminggu lebih prahara disertai kapas beku menghantam negara Selandia Baru, khususnya kota Christchurch. Akhirnya usai juga, meski malam ini hawa masih terasa dingin akibat tumpukan es halus di jalanan.
"Jaket mu tipis sekali, di luar dingin," kata Kasir minimarket peduli.
"Iya, aku juga tahu. Tadi buru-buru, gak sempat ambil jaket." jawabnya ringan. "Bayar pake card."
Yui Maona gadis berusia dua puluh tiga tahun itu kemudian keluar dari minimarket, berjalan kaki menuju apartemen yang tak begitu jauh dengan menjinjing tas belanja. Cuaca begitu buruk saat ini, bahkan baju rajutnya sampai tak kuasa menahan dingin yang menusuk.
Dari kejauhan dia melihat seorang pria dengan pakaian yang begitu mencolok. Pria itu tampak aneh, Yui jadi sedikit ragu untuk melintas dari depan pria di sana.
Hanya itu satu-satunya jalan menuju apartemen mewah miliknya. Yui memberanikan diri dengan penuh siap. Dia menghembuskan nafas dalam-dalam dan mencoba tetap santai saat berjalan dari depan pria dengan baju bak anggota militer kerajaan.
"Dia gak ganggu, dia gak ganggu," ucap Yui berkali-kali dengan pelan untuk meyakinkan diri.
Drap!
Terasa sentuhan keras dari belakang, sebuah tangan menahan langkahnya yang gemetar. Tercium bau darah pekat yang begitu menusuk. Pria aneh tadi?
"Tolong aku!" Suara lirih terdengar berat di telinga Yui. Hembusan nafasnya terdengar lemah.
Pria aneh dengan tubuh berlumur darah tiba-tiba memeluk Yui dari belakang. "Kya! Orang gila!!!" Yui berteriak sambil mencoba melepaskan dekapan pria itu. Tapi sayang, pria itu begitu kuat. "Lepasin, gak?!" tambah Yui mengancam. Suasana semakin mencekam. Nafas pria itu semakin keras berhembus di telinganya. Sangat dekat, hingga Yui susah bergerak. Wanita mana yang tidak mati ketakutan ketika mengalami kejadian naas seperti ini?
"Sebentar lagi, biarkan tetap seperti ini. Jangan lepaskan!" pinta pria itu dengan suara berat.
Deg!
Yui dengan seluruh tenagan mengunci tangan pria itu, lalu membanting tubuh lemah pria tersebut. Pria berjubah hitam itu terkapar ke jalan yang licin. "Untung aku jago taekwondo. Gak sia-sia juga jadi juara satu bertahan," kata Yui dengan bangga.
Suara benturan terdengar keras, pria itu sampai tak sadarkan diri karena ulah Yui Maona. Gadis itu terlalu keras terhadap orang yang tak dikenal itu. Untungnya tidak ada cedera yang serius di kepala. Tapi bagaimanapun jika ada orang lain melihat kejadian ini, yang akan dihukum adalah Yui. "Aku terlalu keras membantingnya."
Akhirnya dia membawa pria itu sebagai pertanggung jawaban atas ulahnya. Dia takut jika terkena kasus.
Yui harus mengobati pria itu hingga siuman. Bukan karena memiliki iba, tapi dia takut jika pria itu menuntut Yui hingga mempermasalahkan kejadian hari ini ke kantor polisi. Untuk menghindari kericuhan di kemudian hari, Yui harus menyelesaikan semua hingga bersih.
Dia memapah pria itu seorang diri ke apartemen miliknya. Untung saja dia tinggal hanya seorang diri, dan ada satu kamar yang tidak digunakan. Dia meletakkan pria itu di atas ranjang kemudian membersihkan seluruh tubuh pria yang berlumur darah tersebut. Perlahan dia membuka pakaian aneh pria itu.
Betapa terkejutnya Yui, begitu banyak bekas luka di tubuh pria itu. Entah apa yang sudah dilaluinya hingga mendapatkan luka mengerikan ini.
"Apa dia mungkin pembunuh bayaran? Cyber? Spy?" tebak Yui mengira-ngira.
Tentunya luka tubuh mengenaskan itu tak akan bisa diatasi oleh Yui. Bekas sayatan itu harus ditangani langsung oleh pihak medis secara intensif. Perlu melakukan jahitan untuk menutup luka itu. Darahnya masih begitu segar, batin Yui yakin bahwa pria itu baru saja berkelahi.
"Bawa ke rumah sakit aja deh," katanya. Sebelum Yui mengantarkan pria itu ke rumah sakit, dia membalut luka di tubuh pria itu dengan perban dan kasa, menurunkan resiko kehilangan banyak darah.
Ketika Yui mencoba mengangkat tubuh pria itu, tiba-tiba dia bergerak. Dia meringis kesakitan meski matanya masih saja tertutup.
Sontak Yui melepaskan pria itu hingga terhempas ke atas ranjang empuk itu. "Astaga! Kamu gapapa, kan?"
"Agh," rengis pria itu lagi. Kini kesadarannya sudah kembali. Mata indah bak permata itu menatap Yui dengan pandangan menyedihkan. Bibirnya yang merah mulai terbuka dan berusaha untuk bersuara.
"Ka-Kamu… eh, bentar." Yui mengambil air hangat hendak memberi pada pria itu.
"Berhenti!" Tangan pria yang begitu dingin dan berurat menarik tubuh Yui. Dia duduk dari tidurnya, lalu dengan cepat mencium bibir Yui yang masih suci.
Yui melotot tidak dapat berkata-kata. Matanya membulat, sejajar dengan bola mata pria tersebut. Sejenak dia terlena, dia hanya tidak menyangka seseorang begitu lancang terhadapnya.
"Brengsek!" Yui mendorong tubuh pria yang terluka parah itu. Meski Yui mengakui ketampanan pria itu, tetap saja dia merasa dilecehkan.
Tidak hanya sampai disitu saja. Sekali lagi pria itu menarik tubuh Yui yang ramping ke dekapannya, lalu mencium bibir gadis yang sedang gemetar ketakutan tersebut. Kali ini durasi berjalan lama. Pria tersebut mendekap dengan kuat hingga seluruh tulang Yui terasa hampir patah. Yui tidak bisa bernapas, karena pria itu terus memburu.
"Lepasin!!!" Yui sampai batuk karena sesak napas. "Aku bakal laporin kamu ke polisi!" ancam Yui yang sudah ketakutan. "Dasar cabul!"
Pria itu tidak menghiraukan Yui. Dia membuka perban yang baru saja dibalut oleh Yui. Dia begitu fokus hingga tak sadar bahwa ada seseorang yang terus mengamuk dan memakinya.
"Ternyata benar," katanya sambil tersenyum tipis. Dia lega, terdengar jelas dari hembusan nafasnya.
Kala itu Yui sedang memegang sapu di tangan untuk berjaga-jaga.
Trak!
Sapu di tangannya jatuh. Yui terkejut melihat luka di tubuh pria itu hilang seketika. Padahal jelas sekali bahwa tadi banyak bekas sayatan di sana. Bagaimana bisa mungkin? Yui semakin ragu tentang kejadian hari ini. Begitu aneh bahkan dia berpikir bahwa semua hanyalah mimpi.
"Siapa kamu?!" tanya Yui ketakutan. "Kamu dukun?"
Pria itu menoleh ke arah Yui, dengan angkuh dia membusungkan dadan seraya tersenyum. "Aku adalah Raja Iblis, Ken Reymond," katanya dengan bangga.
"ODGJ ini orang," umpat Yui dengan tampang merasa jijik.
"Kini kerajaan milikku tengah hancur, untuk menyelamatkan diri, aku harus bersembunyi di planet ini," sambungnya lagi.
"Stop! Jangan lanjut. Aku bakal telepon polisi sekalian biar dibawain ke rumah sakit jiwa. Sakit parah otak kamu," ucapan begitu tajam keluar dari mulut Yui. Bagimana tidak? Pria yang bernama Ken Reymond itu benar-benar membuatnya pusing. Semua tampak sulit sejak pria itu muncul. "Kenapa cowo ganteng gini bisa sinting, yah?" decak Yui menyayangkan wajah pria itu.
"Di tubuhmu terdapat sumber kekuatan. Luka ku pulih berkat kau. Aku akan memberikan imbalan atas jasamu hari ini. Aku Raja Iblis, Ken Reymond …."
"Husss … cukup cukup! Terserah deh mau kasih imbalan atau enggak, aku ga peduli. Dasar orang gila!" timpal Yui memotong kalimat panjang bak pidato yang baru saja diucapkan Ken.
"Aku akan menghitung penghinaan mu sebagai dosa."
"Penghinaan? Yang kurang ajar itu kamu! Udah syukur aku mau tolong kamu, tapi kamu malah cium sembarangan." Pipi Yui memerah ketika mengakui tentang ciuman tersebut.
"Aku lelah, keluar dari sini!" perintah Ken Reymond dengan lancang.
"Apa?! Kamu ngusir aku? Parah! Ga ada malu yah kamu. Ini apartemen aku loh, harusnya aku yang ngusir kamu dari sini!" tukas Yui berapi-api. Dia begitu kesal melihat tingkah pria itu. Kesalahannya adalah bertemu dengan Ken Reymond, begitu banyak kesialan yang terjadi sejak bertemu pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Qirana
7in1
Dukungan untuk para Author tersayang
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
2021-09-18
0
𝐌𝐞𝐥𝐨𝐝𝐲𝐚•✍
pawang gk tuh
2020-11-24
1
~brina
semangat
2020-08-25
5