Misha milik tuan Fabian

Misha menatap lurus ke arah Fabian, tubuhnya seakan tak bisa digerakkan karena saat ini pikirannya sedang buntu.

"Jika kamu ragu, saya bisa batalkan kegiatan ini. Kamu juga boleh pergi dari sini, karena saya tidak mau bermain dengan cara paksa." Misha terkejut mendengar perkataan Fabian.

"Ja-jangan tuan! Kalau tuan batalin ini, nanti saya gak bisa dapat uang," ucap Misha gugup.

"Kamu butuh uang?" tanya Fabian yang dijawab dengan anggukan oleh Misha.

"Jadi, itu alasan kamu bekerja sebagai wanita pemuas?" lagi-lagi Misha mengangguk pada pertanyaan Fabian yang kedua.

Pria itu bangkit dari duduknya, berjalan ke arah nakas dan mengeluarkan sesuatu dari dompetnya.

Fabian tampak menunjukkan sebuah kartu hitam yang dia miliki di hadapan Misha seraya berkata, "Kamu tahu ini? Saya bisa berikan kamu segalanya, jika kamu mau menjadi gadis ranjang saya."

Misha hanya terdiam tanpa berkedip sedikitpun, baru kali ini ia melihat orang yang memiliki kartu hitam tersebut.

Melihat ekspresi Misha saat ini, Fabian pun mengulum senyum dan merasa kalau rencananya untuk meyakinkan gadis itu berhasil.

"Jadi bagaimana? Kamu mau?" tanya Fabian lagi, ia kini sudah kembali duduk di pinggiran ranjang king size sambil terus menatap ke arah Misha dengan senyum lebarnya.

"Ya, aku mau." Fabian dibuat senang dengan jawaban gadis itu. "Tapi..."

"Tapi apa?" sela Fabian karena penasaran.

"Apa itu artinya aku harus selalu melayani kamu?" tanya Misha dengan ragu.

"Tentu, kapanpun saya minta kamu harus siap dan ada untuk saya!" jawab Fabian.

"Bagaimana dengan sekolah aku?" tanya Misha.

"Dengar ya Misha, menjadi gadis ranjang untuk saya tidak harus mengorbankan sekolah kamu. Kamu masih bisa bersekolah, dan saya akan menghubungi kamu di waktu pulang," jelas Fabian.

Misha mengangguk-angguk kecil seperti menyetujui perkataan Fabian.

"Jadi, kamu bersedia?" tanya Fabian penuh harap.

"Iya tuan," jawab Misha singkat.

Fabian tersenyum senang mendengar jawaban gadisnya, ia bangkit menaruh black card miliknya di nakas, lalu kembali naik ke ranjang mendekati Misha dengan perlahan.

Misha langsung memejamkan mata begitu Fabian menghampirinya, dia sudah pasrah menyerahkan tubuhnya kepada pria yang saat ini tengah menindihnya.

"Kamu gak perlu takut, saya akan buat kamu puas!" ucap Fabian seraya menjilat telinga Misha dan mengendus leher gadis itu.

Kedua tangan Misha mencengkram erat sprei saat merasakan tubuhnya dijamah oleh Fabian.

Mulut pria itu mulai menciuminya dari atas sampai bawah tanpa ada yang terlewati.

Misha merasakan sensasi aneh ketika Fabian menyentuh dada serta perut bawahnya, sebuah sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Tak butuh waktu lama, Fabian langsung menancap gas melakukan penyatuan dengan gadisnya setelah mereka sama-sama telanjang.

"Akh sakit tuan!" Misha merintih kuat sambil memejamkan mata saat Fabian berusaha menerobos dinding kesuciannya. "Aku gak kuat, jangan diterusin!" pinta Misha.

"Shut up baby! Biarkan aku selesaikan semuanya, kamu cukup diam dan nikmati!" tegas Fabian.

"Aaahhhh..."

Akhirnya Fabian berhasil melakukannya, kesucian yang telah dijaga bertahun-tahun oleh Misha itu pun direnggut dengan mudahnya.

Tiga puluh menit berlalu, keduanya telah sama-sama mencapai puncak dan tengah tergeletak lemas di atas ranjang empuk itu.

Satu tangan Fabian masih terus meremass gundukan sekal milik gadisnya yang terasa pas di tangan itu.

Sementara Misha sendiri hanya terdiam mematung meratapi nasibnya, dirinya kini sudah kotor dan tidak suci lagi.

"Hey, Misha! Kamu tahu? Saya belum pernah mendapat kepuasan selama hidup saya, seperti apa yang baru saya alami dengan kamu. Kamu benar-benar nikmat, baby!" ucap Fabian.

Misha menoleh dengan lembut, menatap Fabian dan bertanya, "Memangnya tuan tidak pernah menyewa wanita sebelumnya?"

"Pernah, tapi tidak ada yang bisa memuaskan saya seperti kamu. Saya sepertinya mulai candu dengan tubuh kamu baby, mulai hari ini dan selamanya kamu resmi menjadi milik saya!" tegas Fabian.

"Milik tuan?" Misha bertanya dengan wajah kaget ketika Fabian menyatakan kalimat itu.

"Ya, kamu sekarang milik saya. Kamu tidak boleh dekat dengan pria lain, dan kamu juga harus nurut sama saya! Tenang saja, karena saya bisa berikan apapun yang kamu mau!" jelas Fabian.

Misha termenung sejenak memikirkan perkataan Fabian, ini memang kesempatan emas baginya untuk bisa mendapat cukup banyak uang.

"Aku gak boleh tolak tawaran tuan Fabian, aku lagi butuh uang dan cuma ini satu-satunya cara supaya aku bisa dapetin uang itu. Lagipun, tuan Fabian juga udah renggut kesucian aku. Lebih baik emang aku kerja buat dia aja," batin Misha.

Cup!

Satu kecupan lembut di bibirnya membuat Misha tersadar dari lamunannya.

"Kenapa diem aja? Udah nemu jawabannya belum?" tanya Fabian dengan wajah berseri-seri, belum pernah ia sebahagia ini saat di ranjang.

"Iya tuan, aku adalah milik tuan. Aku janji gak akan kecewakan tuan! Cuma tuan yang boleh sentuh aku, gak ada yang lain!" jawab Misha tegas.

"Itu baru gadisku," ucap Fabian sembari mengusap rambut Misha dan mengecup keningnya.

Gadis itu terdiam dalam pelukan Fabian, merasakan hangat dan kenyamanan yang diberikan pria itu padanya.

"Kamu percaya saja padaku, aku akan memenuhi semua keinginan mu!" ucap Fabian di sela-sela pelukannya.

Jam sudah menunjukkan pukul lima pagi, Misha terbangun dengan sedikit panik dan merasakan sakit di area bawahnya.

Gadis itu juga sulit bangkit lantaran lengan kekar Fabian melingkar di pinggangnya, tampak pria itu juga masih tertidur pulas sehingga Misha tak berani membangunkannya.

"Duh, gimana ini? Aku harus sekolah, tapi aku tak berani bangunin tuan Biyan," batinnya.

Akhirnya Misha mencoba menyingkirkan lengan Fabian dari tubuhnya dengan perlahan dan berhati-hati.

"Eenngghh.." Misha terkejut mendengar suara tersebut, ya itu berasal dari mulut Fabian.

Disaat Misha hendak bangkit, Fabian justru membuka matanya dan kembali menangkap tubuh gadisnya seakan tak mau melepasnya.

"Mau kemana sih? Disini aja sama aku, jangan kemana-mana baby!" ucap Fabian lemas.

"Ta-tapi tuan—"

"Sssttt, jangan bantah perkataan saya! Kamu itu sudah jadi milik saya, jadi kamu harus ikuti semua kemauan saya!" potong Fabian.

"Ya tuan, aku ngerti. Tapi, aku harus pergi sekolah pagi ini. Aku gak mungkin disini terus sama tuan, kan tuan udah janji," ucap Misha.

Fabian langsung membuka matanya lebar-lebar dan melirik ke arah jam.

"Sekolah? Pagi-pagi begini?" kaget Fabian.

"Aku kan harus siap-siap dulu tuan, mandi dan yang lainnya," jelas Misha.

"Ohh iya ya.."

Fabian pun melepaskan tubuh Misha dan membiarkan wanita itu turun dari ranjang.

Tentu saja Misha bergegas masuk ke toilet untuk membersihkan tubuhnya, ia berjalan dengan pelan karena rasa nyeri yang amat terasa.

Sedangkan Fabian kembali melanjutkan tidurnya, ia sungguh lelah akibat semalaman menggempur Misha.

Pukul tujuh pagi...

Fabian sudah mengantar gadisnya sampai ke sekolah, ia sengaja melakukannya karena tak mau Misha pergi sendiri.

"Baby, kamu jangan khawatir ya! Saya akan bicara dengan pihak sekolah kamu nanti, dan semua biaya yang tertunggak akan saya lunaskan. Selain itu, saya juga bisa meminta pada bos kamu supaya kamu tidak bekerja lagi di tempat semacam itu," ucap Fabian pada Misha.

"Iya tuan, terimakasih! Kalau gitu aku mau sekolah dulu ya?" ucap Misha.

Fabian mengangguk disertai senyum, Misha langsung saja melangkahkan kakinya ke dalam sekolah menemui teman-temannya yang sudah menunggu disana.

"Hai Misha!" sapa seorang wanita pada Misha.

"Hai juga Elin!" balas Misha.

"Itu kamu diantar siapa?" tanya Elin menunjuk ke arah Fabian.

"Ohh, dia sepupu aku," jawab Misha asal.

"Sepupu? Waw dia ganteng banget deh, kapan-kapan kenalin aku sama dia ya!" ucap Elin.

"Umm, okay! Udah yuk masuk!" Aline mengajak temannya itu masuk ke dalam.

Mereka pun melangkah bersamaan, sedangkan Fabian di belakang sana masih terus memandang sampai punggung gadisnya tak lagi terlihat.

Khayra pulang ke rumah, ia langsung memasuki rumahnya dan bergegas menuju kamar karena sudah sangat lelah.

Begitu tiba di kamar, Khayra tercengang lantaran disana tidak ada tanda-tanda keberadaan suaminya.

"Loh, Biyan kemana ya? Apa dia udah berangkat ngantor? Masa sepagi ini sih?" gumamnya.

Wanita itu melempar tasnya ke ranjang, lalu kembali keluar menemui pelayan di rumahnya untuk bertanya mengenai suaminya.

"Bik, bibik!" teriak Khayra cukup lantang.

"I-i-iya nyonya, ada yang bisa saya bantu? Nyonya mau dibikinin teh jahe ya?" ujar si pelayan.

"Biyan mana bik? Bibik tahu gak?" tanya Khayra pada pelayannya itu.

"Oh tuan muda, kalau itu mah bibik gak tahu nyonya. Dari semalam juga tuan muda gak pulang," jawab si pelayan.

"Apa? Gak pulang??" Khayra terkejut mendengar jawaban pelayannya.

"Iya nyonya, semalaman bibik tungguin tuan muda pulang, eh tapi malah gak datang-datang," jelas si pelayan.

Khayra pun tampak curiga pada suaminya yang tidak pulang semalaman itu.

"Kira-kira Biyan nginep dimana ya semalam? Kenapa dia gak pulang coba?" pikirnya.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

Imas Maela

Imas Maela

abis y d rumah d anggurin terus...

2022-11-26

1

Dehan

Dehan

hallo thor penjahit cantik mampir lagi..

jangan lupa dukung balik ya thor

2022-11-25

1

Ƙҽƚυα♥︎᥊іᥱ﷽𝐀⃝🥀

Ƙҽƚυα♥︎᥊іᥱ﷽𝐀⃝🥀

oke 👌

2022-11-17

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!