MISS YOU

Jakarta, 13:30

"Aawww sakit kak sakit. Tolong lepas hiks.." seorang gadis berkacamata kini memekik kesakitan kala rambutnya di tarik kuat oleh Carline

Carline mengamuk karena melihat gadis itu memberikan amplop yang terlihat seperti surat, dan juga sempat mengobrol dengan Prince sebelum jam pelajaran di mulai setelah istirahat. Meskipun ia tak tau apa isi amplop itu dan tak mendengar apa yang gadis itu bicarakan dengan Prince, tapi ia yakin gadia berkacamata itu telah menggoda Prince hingga ia mengamuk karena cemburu

Carline memang cewe yang kejam. Ia akan melabrak dan membuli cewe cewe yang berani mengganggu Prince karena ia merasa bahwa Prince adalah miliknya

"Kak saya mohon lepas.. saya gak ada maksud apa apa" Gadis berkacamata itu sudah menangis

"Ini akibat karena lo udah berani gangguin cowo gue!" Bentak Carline. Ia semakin menarik kuat rambut gadis itu

"Sadar diri dong! Cupu aja berani deketin pacar orang!" Sahut Disti

Carline mendorong kuat tubuh gadis berkacamata itu hingga punggungnya membentur meja

"Stop!" Teriak Trisyel saat Carline mengangkat tangannya dan hendak memukul gadis itu

Trisyel, Fanyya, dan Aurin yang tadinya ingin pulang melewati kelas 11 IPA 1. Langkah mereka terhenti saat mendengar rintihan dari seorang gadis

"Lo gak usah ikut campur" Bentak Carline. Ia melayangkan tangannya ingin menampar Trisyel, namun dengan cepat Trisyel menangkap tangan itu dan memelintirnya kuat kemudian ia lepaskan

Carline meringis "sakit anjir! Bego ya lo!" Disti langsung memegang tangan Carline yang terlihat sedikit memerah

"Emang sakit? perasaan gue enggak deh" Trisyel tersenyum miring membuat Carline menatap tajam

"Lo gak ada capek capek ya ngebuli orang!" Ujar Fanyya

Tangannya meraih gadis yang sudah terduduk lemah di lantai. Gadis itu terlihat berantakkan, kepalanya juga terasa sangat pusing karena tadi rambutnya di tarik kuat oleh Carline

"Lo diapain aja sama nih orang?" Tanya Aurin namun gadis itu hanya menangis tak berani menjawab

"Lo betiga gak usah sok jadi pahlawan deh! Apalagi lo anak baru! Lo belum kenal gue. Mending gak usah nyari masalah sama gue kalau mau hidup lo tenang" Sarkas Carline

"cih, gue gak takut sama lo!" Jawab Trisyel

"Cewe modelan kayak lo buat apa di takutin! Sekarang juga gue bisa lakuin apa yang barusan lo lakuin ke cewe itu" Trisyel menunjuk gadis yang sedang menunduk "Tapi sorry, gue gak sudi sentuh orang kayak lo!"

"Jaga ya ucapan lo. Lo gak tau dia itu siapa? dia itu Qween di sekolah ini" Ujar Disti

"halah Qween apaan kek gitu? Qween tai kali" Jawab Tristel membuat Carline kembali ingin melayangkan tangannya

"Gue udah bilang gue males sentuh lo! Tapi kalau lo yang sentuh gue, jangan salahin gue" Trisyel kembali memelintir tangan Carline dengan sangat kuat kemudian mendorongnya punggung Carline membentur meja

"Awwwww" Carline memekik

"Pergi atau lo gue bikin patah tulang!" Ucap Tristel terdengar tak main main

"Udah lin, mending kita pergi aja" Ajak Disti lalu membawa Carline keluar dari kelas itu

"Awas aja lo!" Teriak Carline

Trisyel menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskannya dengan kasar. Trisyel adalah orang yang paling tidak bisa melihat orang lain tersiksa apalagi itu adalah seorang gadis

Fanyya dan Aurin masih berusaha menenangkan gadis itu hingga sedikit tenang sekarang

"Gila lo serem juga ternyata" Celetuk Aurin membuat Fanyya terkekeh

"lo belum tau aja. Dalam satu tubuh Trisyel itu punya banyak kepribadian"

Trisyel tak menggubris, ia ikut berjongkok di depan Gadis itu

"Siapa nama lo?" Tanya Trisyel lembut

"We.. nda kak" Jawab Gadis itu dengan sedikit isakan

"Wenda?" Gadis itu mengangguk "Kenapa lo bisa berurusan sama mereka?"

"Lo godain Prince?" Tanya Fanyya namun Wenda menggeleng cepat

"Tadi, kepala sekolah nitip su-rat sama saya. Katanya suruh di kasih ke kak Prince" Jawab Wenda pelan

"Prince lagi Prince lagi" Trisyel membuang nafasnya kasar

"lo cuman ngasih surat terus di bully kayak gitu?" Tanya Fanyya dan mendapat anggukkan

"Emang sakit tu cewe, pacar Prince bukan, di anggap ada juga enggak sama Prince. Tapi segitunya banget sampe mau bully orang. Kadang kadang gue heran kok ada ya cewe modelan begitu" Kesal Fanyya

" Firaun versi wanita. Atau jangan jangan jelmaan Firaun?" jawab Aurin sambil memegang dagunya, nampak berfikir "Fiks.. Jelmaan Firaun sih" lanjutnya membuat Trisyel terkekeh

Parkiran

Trisyel akhirnya memutuskan untuk mengantar Wenda pulang, meskipun rumah gadis itu lumayan jauh dan berlawanan arah dari rumah Trisyel, hanya saja Trisyel tidak tega melihat keadaan Wenda. Toh juga ia takut Wenda akan kembali di serang atau di cegat oleh Carline CS

"Gue bawa mobil. Lo gue anter aja gak usah naik angkot" Ujar Trisyel

"Gak us_"

"Gue gak nerima penolakan! ikut gue" Ujar Trsiyel sambil menarik tangan Wenda

sedangkan di parkiran masih ada 4 orang cowo yang sedang menunggu Fanyya dan Aurin

"Woy lama amat lo! Dari mana aja sih" Teriak Felix

Sebenarnya Trisyel malas melihat wajah Prince, namun sialnya mobilnya terparkir tak jauh dari tempat cowo itu berdiri menunggu Fanyya dan Aurin

mau tidak mau akhirnya Trisyel berjalan mendekat. Sedangkan Wenda terus menunduk karena takut melihat wajah Prince

Jeje memperhatikan gerak gerik Wenda yang terlihat ketakutan dengan rambut yang berantakkan

"Wen, lo kenapa?" Tanya Jeje namun Wenda masih terdiam

"Gara gara di bully sama Carline" jawab Aurin

"Emang lo ngapain sampe di bully?" Tanya Bara

"Gara gara temen lo nih!" Jawab Trisyel ngegas sambil menunjuk wajah Prince

"Minggir lo!" Ketus Trisyel sambil mendorong tubuh Prince, namun cowo itu tak bergeser sedikitpun

"Lo kenapa sih?" Ucap Prince dingin

"Minggir gue bilang! Lo ngalangin jalan gue anjr" Bentak Trisyel. Tangannya kembali ingin mendorong Prince namun dengan cepat cowo itu menangkap tangan Trisyel

"Lo punya masalah apa sama gue hah! Dari tadi lo ngusik gue mulu" ucap Prince mulai kesal

"Idih, jadi orang gak usah kepedean banget bisa? Siapa juga yang mau usik lo, kira gue gak punya kerjaan apa"

"Ya terus kenapa nyalahin gue mulu? perasaan gue gak punya salah sama lo"

"Lah, malah berantem" Gumam Jeje

"Udah lh Prince, cowo itu selalu salah kalau berlawanan sama cewe" Kata Felix pelan

"Tuh tau" Jawab Fanyya cepat, seketika Felix menatap dingin

"Lepasin tangan gue! Aku jijik mas jijik" Kata Trisyel dengan ekspresi di buat buat. Ia menipis tangan Prince, kemudian mendorong cowo itu agar menyingkir

mereka semua tertawa melihat kelakuan absurd Trisyel, namun tidak dengan Prince. Cowo itu terlihat sangat kesal

"Gue duluan" Kata Trisyel kemudian masuk ke dalam mobilnya. Sebelum itu ia memberikan kode lewat mata pada Wenda agar ikut masuk ke dalam mobilnya

Tin.. tin..

ia membunyikan klakson mobilnya, membuka kaca sebentar untuk melihat prince

"Wlee" Cewe itu menjulurkan lidahnya kemudian dengan cepat menutup kaca mobilnya lagi dan pergi

sedangkan Prince mengepalkan tangannya menahan kesal. Baru kali ini ia bertemu dengan cewe yang menyebalkan seperti Trisyel. Biasanya cewe berusaha mendekatinya, ini malah mencari masalah

"Dasar stres, gila, sinting" umpatnya kesal

"Awas lo ngatain dia, tar naksir" Kekeh Aurin

"Perasaan kemaren gak gitu deh. Diem mulu, kenapa sekarang malah kayak jamet?" Ujar Jeje bingung

"Untung cantik" Kata Felix pelan

"Kepribadian ganda" Gumam Fanyya sambil tersenyum

"Hah?!"

🍁🍁🍁

"Kak, makasih ya udah anterin aku sampe rumah. Maaf kalau ngerepotin" Kata Wenda pelan

"Ya elah santai aja kali"

sedari tadi dalam mobil Wenda hanya diam, ia merasa tidak enak di antar pulang oleh Trisyel. Sedangkan Trsyel berusaha mencairkan suasana dengan cara mengajak gadis itu mengobrol, sialnya Wenda hanya menjawab ala kadarnya membuat Trisyel kehabisan kata kata

"Lain kali kalau lo di gangguin lagi sama si CS bilang sama gue. Orang kayak gitu gak bisa di biarin"

"Makasih ya kak, aku jadi terharu. Selama ini aku gak pernah punya temen, apalagi yang sampe mau ngelindungin aku" Kata Wenda terdengar lirih

"Kenapa?"

"Karna aku cupu, dan aku gak cantik" jawabnya sambil memaksakan senyum

"Mulai sekarang lo temen gue!"

🍁🍁🍁

Jakarta, 16:12

Kini Trisyel baru sampai di rumahnya. Memang butuh waktu yang lama untuk Trisyel sampai, karena jarak yang jauh memakan waktu 2 setengah jam dari sekolah ke rumah Wenda, dan kembali ke rumahnya sendiri. Dan saat tiba di rumah seperti biasa, kakaknya tidak ada di rumah.

"Mau makan non?" Tanya bi Iyem pembantu di rumah itu

"Gak bi, masih kenyang. Syel ke kamar dulu" Pamitnya

Gadis itu menaiki tangga, entah mengapa tiba tiba ia merasa sedih saat melewati kamar yang dulunya adalah kamar orang tuanya. Tanpa bisa di tahan air matanya mengalir

Ia mengurungkan niatnya untuk ke kamarnya, kakinya melangkah mendekati pintu yang bertuliskan 'DAD & MOM'. Tangannya perlahan menyentuh gagang pintu dan membukanya

Cklek..

pintu kamar itu terbuka. Trisyel menekan skalar untuk menyalakan lampu, di sana ia bisa melihat semua benda yang masih tersusun rapi di tempat tanpa bergeser sedikitpun. Kamar itu nampak rapi karena selalu di bersihkan oleh pembantu atas permintaan Kayzo.

Ini adalah pertama kalinya Trisyel masuk ke kamar itu setelah kematian orang tuanya

"Ma.. paa, Syel kangen" Lirihnya dengan air mata yang sudah banjir

"Kami juga merindukanmu nak" Trisyel seolah mendengar suara bisikkan di telinganya. Namun itu hanyalah halusinasinya karena terlalu merindukan orang tuanya

Memorinya kembali pada saat di mana ia berbaring di ranjang kamar itu bersama mama dan papanya. Ia mengingat kejadian saat ia berbaring di pangkuan sang mama dengan papa yang membacakannya sebuah dongeng agar tertidur

Kini wajah Trisyel di banjiri air mata. Ia mendekati ranjang dan duduk lesehan di samping ranjang itu. Tangannya meraih sebuah foto keluarga, ia mengelus wajah kedua orang tuanya dengan perasaan rindu yang benar benar tak bisa ia tahan

"Hiks.. hiks.. I miss you" Lirihnya. Seketika dadanya terasa sesak, nafasnya terasa tercekat. Dengan cepat ia merogoh tasnya untuk mencari inhaler yang tak pernah lupa ia bawa

Setelah nafasnya mulai teratur ia menyandarkan kepalanya pada ranjang dengan tangan yang ia jadikan bantal. Entah mengapa ia merasa nyaman seolah ada yang sedang mengelus kepalanya

Dengan air mata yang terus saja mengalir, Trisyel memilih untuk menutup matanya, dan perlahan lahan kesadarannya mulai menghilang

🍁🍁🍁

Jakarta, 18:25

Kayzo baru saja pulang dari kantor, ia sangat lelah karena seharian berada di depan komputer, dan meeting bersama klien

Langkah Kayzo terhenti saat melihat pintu kamar orang tuanya yang terbuka dengan ruangan yang terlihat terang. Dengan pelan Kayzo memasuki kamar itu, dan melihat sosok gadis kecil yang sedang tertidur di lantai dengan kepala menyender di ranjang

"Syel.." Lirih Kayzo saat melihat adiknya yang tertidur masih dengan seragam sekolahnya. Kayzo berjalan mendekat dan berjongkok di depan Trisyel

Tanganya terulur untuk mengelus kepala adik kecilnya. Dapat Kayzo lihat wajah sebab Trisyel yang menjelaskan bahwa gadis itu telah menangis, Kayzo juga melihat bingkai foto di tangan Trisyel

Air mata Kayzo lolos begitu saja "Maafkan kakak syel.. kakak tidak pernah ada waktu untuk kamu" lirihnya

Trisyel terbangun karena merasa ada yang mengganggu tidurnya. Matanya menangkap sosok tampan yang berada di depannya

"Kak kay" Gumam Trisyel

Kayzo tersenyum masih dengan tangan yang mengelus kepala adiknya "Iya sayang, kakak disini"

Trisyel langsung memeluk erat tubuh kakaknya, sambil menangis di pelukan itu "Hiks.. hiks.. Syel rindu mama sama papa" lirih Trisyel. Hati Kayzo seakan teriris mendengar suara isak dari adiknya. Ia mengeratkan pelukannya sambil mengecup kepala adiknya

"Kakak juga kangen banget sama mereka" Lirih Kayzo

kedua adik kakak itu sama sama menangis di dalam pelukan satu sama lain hingga beberapa menit.

Kruuuuk... kruuuk...

suara perut Trisyel yang sudah demo mintak di isi

🍁🍁🍁

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!