Liburan

┌──❀*̥˚──◌──────────◌──❀*̥˚─┐

...30 Mei 2013,...

...Welcome to New Angeles ... Penerbangan pertama menuju New Angeles. Yihaaaa .......

└◌───❀*̥˚───────────◌───❀*̥˚┘

Sebuah coretan tak berarti di buku harianku. Mungkin terdengar lucu tapi aku tentunya tidak mau melupakan momen di mana pertama kalinya aku naik pesawat. Iya, pertama kali! Maka, aku menulisnya.

Perjalanan yang cukup melelahkan. Tapi beruntung aku dan sepupuku tiba ketika hari telah malam. Setelah check-in di sebuah hotel, kami langsung beristirahat agar besoknya bisa segar kembali.

...****...

┌──❀*̥˚──◌──────────◌──❀*̥˚─┐

...31 Mei 2013,...

...Hujan ...? Are you kidding?!...

└◌───❀*̥˚───────────◌───❀*̥˚┘

Dengan kasar aku melempar buku harian ke atas meja. Seharian ini hujan terus turun mengguyur New Angeles. Padahal hari ini aku dan sepupuku berencana mengunjungi Glosy Tower, menara tertinggi di New Angeles. Tapi sayang karena cuaca yang tidak bersahabat mengharuskan kami untuk tinggal di hotel.

Sebelumnya perkenalkan namaku Eriza Ravella. Gadis biasa yang baru menginjak usia 20 tahun. Aku berasal dari sebuah kota kecil bernama Losta.

Ini merupakan perjalanan pertamaku ke New Angeles. Di hari ulang tahunku yang baru lewat dua hari yang lalu, aku mendapatkan hadiah dari bibi Jane berupa tiket pesawat ke New Angeles. Tentu saja hadiah itu tidak aku sia-siakan. Keesokan harinya aku langsung terbang kemari bersama sepupuku, Sienna Aeris.

Sienna seumuran denganku. Dan ini hari kedua kami berada di kota ini.

Yah, kuakui berada di dalam kamar hotel tanpa adanya kegiatan sangat membosankan. Sedangkan Sienna sedang tertidur pulas di ranjangnya. Cuaca dingin seperti ini memang membuat kebanyakan orang mengantuk. Tapi tidak untukku. Aku malah tidak bisa tidur. Sedari pagi yang ku lakukan hanya menggerutu mengenai cuaca yang sangat tidak bersahabat ini.

Aku hanya duduk diam di depan jendela kamar hotel sambil berharap semoga hujan segera reda. Tapi sayang, sepertinya harapanku sia-sia. Karena sampai sore ini pun hujan masih terus turun.

'Haaa ... aku menyerah!' kataku dalam hati.

Lelah sudah menunggu hujan yang tak kunjung reda. Aku pun beranjak dari tempat duduk dan berjalan ke kamar mandi. Saat aku keluar dari kamar mandi aku mendapati Sienna telah berada di depan jendela menatap cuaca di luar sana.

"Kamu sudah bangun?!" tanyaku.

"He-em ... Hujannya tidak reda juga, ya!" ujar Sienna.

"Ya, begitulah. Pergilah mandi! Setelah mandi kita turun untuk makan malam!" kataku lagi.

Sienna menuruti kataku. Setelah kami berdua siap, kami keluar dari kamar dan berjalan ke restoran yang ada di lantai dasar. Selesai makan malam kami duduk di lobby. Jam baru menunjukkan pukul enam sore. Hujan di luar nampaknya sudah agak reda. Suasana di lobby juga cukup tenang karena tidak banyak tamu yang datang. Sienna yang mulai bosan mengajakku berjalan ke luar hotel. Aku setuju dan kami berjalan ke luar.

Di luar hotel nampak beberapa turis yang sedang mengobrol. Ada pula petugas keamanan yang berbicara dengan seorang tamu. Tidak ada hal menarik memang yang bisa dilihat di luar sini.

Dari dalam hotel muncul empat anak muda dengan seorang pria yang berjalan memimpin di depan mereka. Usia pria itu sekitar 30an. Menurut perkiraanku mereka pasti datang dari luar kota juga sepertiku. Dan pria tersebut pasti pemandu wisata mereka. Sienna menarikku ke tepi begitu rombongan anak muda itu lewat di depan kami. Mereka mengobrol sebentar sambil menunggu. Lalu dari kejauhan datang Van Chevy berwarna silver berhenti tepat di depan mereka. Atas instruksi dari pemandu wisata, para rombongan itu pun naik ke dalam van tersebut. Melihat van yang masih menyisakan dua kursi kosong membuat si pemandu wisata nampak bingung. Ia menatap ke sana kemari seperti mencari sesuatu. Dan pencariannya berakhir saat ia melihat aku dan Sienna yang berdiri di samping pintu masuk. Sang pemandu wisata mendekati kami dengan senyum hangat.

"Hello, nona-nona! Sepertinya kalian bukan warga sini. Perkenalkan dulu namaku Mark Carlo. Kalian bisa memanggilku Mr. Mark. Aku seorang pemandu wisata. Sore ini rombongan yang ku pandu akan menuju ke Dixie Holly dengan van itu. Dan kebetulan van kami masih menyisakan tempat kosong untuk dua orang. Apakah kedua nona ini berminat bergabung bersama kami?" tanya pemandu wisata yang bernama Mark Carlo dengan ramah. Tidak lupa ia menunjukkan tanda pengenal dan kartu identitasnya sebagai pemandu wisata sebagai bukti.

Awalnya aku sedikit curiga. Aku memeriksa tanda pengenalnya. Setelah memastikan itu memang benar dirinya, baru aku kembalikan padanya. Tapi aku masih tak mengerti mengapa ia mengajak kami untuk ikut dengan rombongannya hanya untuk mengisi tempat kosong yang tersisa.

"Kami dari Losta. Kami datang untuk berlibur. Memangnya ada apa saja di Dixie Holly?" tanya Sienna penasaran.

"Kita akan mengunjungi sebuah mansion tua bernama Mansion Maera di Dixie Street yang terkenal angker. Di sana juga banyak gedung tua lainnya. Dan jika nona-nona ingin berbelanja oleh-oleh, banyak stan yang menjual berbagai macam barang dengan harga yang sangat murah," jawab Mark dengan semangat.

Sienna berseru, "wow ...," dengan mata berbinar-binar. Dia nampak sangat tertarik. Karena Sienna termasuk penggemar cerita misteri. Apalagi Mark memberikan tumpangan gratis pada kami. Dengan semangat yang tinggi Sienna membujukku untuk ikut. Sebelum aku menyetujui tawaran Mark aku bertanya padanya.

"Sebelumnya ... maaf, Mr. Mark. Jika boleh aku tahu mengapa anda begitu tidak merelakan dua tempat itu dibiarkan kosong?" tanyaku pada Mark.

"Begini nona-nona, karena ini syarat dari pemilik van, bahwa tidak boleh ada kursi kosong atau aku harus membayar dua kali dari harga sewa van tersebut. Menurut mereka itu dianggap pemborosan. Meski aku tidak mengerti pemborosan seperti apa. Jadi aku sangat berharap kalian mau bergabung! Apalagi ini perjalanan gratis! Aku jamin kalian tidak akan menyesal!" terang Mr. Mark penuh harap.

"Riza, ayolah! Kapan lagi ada kesempatan seperti ini!?" ujar Sienna yang begitu tertarik.

"Baiklah kami ikut dengan rombonganmu!" kataku pada Mr. Mark dan disambut senang olehnya.

"Yes!" teriak Sienna kegirangan.

"Mari, nona-nona aku antar!" ujar Mr. Mark sambil menuntun kami memasuki van.

Kami duduk bertiga di jok belakang dengan seorang pemuda dan Sienna di tengah. Aku melemparkan senyum pada semua orang di dalam van.

"Maaf sebelumnya, siapa nama kedua nona ini?" tanya Mr. Mark dengan sopan sebelum ia masuk ke dalam van.

"Aku Eriza Ravella dan ini sepupuku ...."

"Sienna Aeris!" sambung Sienna.

"Salam kenal kalau begitu!" ujar Mr. Mark sambil menjabat tangan kami berdua. Kemudian ia berkata kepada semua penumpang, "Selamat menikmati perjalanan kalian!"

Mr. Mark pun memasuki van. Ia duduk di jok depan bersama supir. Kemudian memberitahukan keberangkatan kepada rombongan. "Oke, teman-teman kita akan mulai perjalanan. Kuharap kalian menikmatinya."

Van pun mulai berjalan meninggalkan hotel tempat kami menginap. Suara di dalam van cukup berisik karena yang lainnya sibuk mengobrol dan tertawa. Aku mendengar Sienna yang mulai berbicara dengan pemuda di sampingnya. Tapi aku tidak menyimak dengan pasti apa yang mereka bicarakan. Aku lebih tertarik dengan pemandangan malam di luar jendela.

Sisa hujan membuat jalan di seluruh kota basah dan licin. Sang supir mengemudikan van dengan pelan.

bersambung...

Terpopuler

Comments

❀𝑪𝒂𝒔𝒔𝒊𝒆❀💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

❀𝑪𝒂𝒔𝒔𝒊𝒆❀💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

pelan pelan sembari menikmati panorama

2023-09-21

0

Aku dan kamu selamanya😍💏💑👪

Aku dan kamu selamanya😍💏💑👪

Ternyata liburan itu perjalanan pertama Eriza di kota New Angeles

2023-09-20

0

Yayang Lop3♡ Risa

Yayang Lop3♡ Risa

Eriza dan sepupunya langsung istirahat begitu sampai hotel

2023-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Kerajaan Dixie
2 Kota Angeles
3 Liburan
4 Dixie Holly
5 Basa-basi
6 Hari Kedua Liburan
7 Mencari Informasi
8 Corola Beach
9 Curhat atau Menyatakan Cinta?!
10 Berpisah Dengan Teman Baru
11 Pertemuan
12 Bertemu Kembali
13 Berburu Oleh-oleh
14 Malam Terakhir
15 Kegundahan Hati
16 Kedatangan Alex dan Teman-teman
17 Green Hill
18 Pesan Singkat
19 Pendekatan Alex
20 Idola Kampus
21 Idola Kampus -2
22 Berkenalan Dengan Idola Kampus
23 Seiring Waktu Aku dan Edgar Menjadi Dekat
24 Bolos Karena Mengantuk
25 Kartu Undangan
26 Pertemuan Singkat Yang Menjadi Tanda Tanya
27 Secercah Harapan
28 Peringatan
29 Lavender Park
30 Tidak Enak Badan
31 Rahasia Kecil Ginnevra
32 Mencari Keberadaan Edgar
33 Kembali Ke Kota New Angeles
34 Bertemu Kembali Dengan Pujaan Hati
35 Akhirnya Bertemu Edgar
36 Wallace Cemburu?!
37 Wanita Gipsy
38 Kerasukan
39 Bercerita Pada Wallace
40 Kembali Menemui Wanita Gipsy
41 Mencari Tahu Tentang Siapa Sebenarnya Dia
42 Edgar Meminta Bantuan Wallace
43 Kenyataan dan Pernyataan yang Memilukan
44 Berkumpul Menyusun Rencana
45 Waktunya Beraksi
46 Ciuman Pangeran
47 Surat Terakhir
48 Bayangan Dirinya
49 Surat-surat Penggemar Edgar
50 Perpisahan
51 Permintaan Terakhir Wallace
52 Yang Tersisa Hanya Bayangannya
53 Semakin Dikejar Semakin Jauh
54 Merelakan, Kembali Menjadi Diri yang Dulu
55 Ungkapan Hati Edgar
56 Akhirnya Pulang Setelah Bertahun-tahun
57 Reuni
58 Pesta Pernikahan
59 Maaf, Edgar...
60 Pergi Untuk Selamanya
61 Epilog
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Kerajaan Dixie
2
Kota Angeles
3
Liburan
4
Dixie Holly
5
Basa-basi
6
Hari Kedua Liburan
7
Mencari Informasi
8
Corola Beach
9
Curhat atau Menyatakan Cinta?!
10
Berpisah Dengan Teman Baru
11
Pertemuan
12
Bertemu Kembali
13
Berburu Oleh-oleh
14
Malam Terakhir
15
Kegundahan Hati
16
Kedatangan Alex dan Teman-teman
17
Green Hill
18
Pesan Singkat
19
Pendekatan Alex
20
Idola Kampus
21
Idola Kampus -2
22
Berkenalan Dengan Idola Kampus
23
Seiring Waktu Aku dan Edgar Menjadi Dekat
24
Bolos Karena Mengantuk
25
Kartu Undangan
26
Pertemuan Singkat Yang Menjadi Tanda Tanya
27
Secercah Harapan
28
Peringatan
29
Lavender Park
30
Tidak Enak Badan
31
Rahasia Kecil Ginnevra
32
Mencari Keberadaan Edgar
33
Kembali Ke Kota New Angeles
34
Bertemu Kembali Dengan Pujaan Hati
35
Akhirnya Bertemu Edgar
36
Wallace Cemburu?!
37
Wanita Gipsy
38
Kerasukan
39
Bercerita Pada Wallace
40
Kembali Menemui Wanita Gipsy
41
Mencari Tahu Tentang Siapa Sebenarnya Dia
42
Edgar Meminta Bantuan Wallace
43
Kenyataan dan Pernyataan yang Memilukan
44
Berkumpul Menyusun Rencana
45
Waktunya Beraksi
46
Ciuman Pangeran
47
Surat Terakhir
48
Bayangan Dirinya
49
Surat-surat Penggemar Edgar
50
Perpisahan
51
Permintaan Terakhir Wallace
52
Yang Tersisa Hanya Bayangannya
53
Semakin Dikejar Semakin Jauh
54
Merelakan, Kembali Menjadi Diri yang Dulu
55
Ungkapan Hati Edgar
56
Akhirnya Pulang Setelah Bertahun-tahun
57
Reuni
58
Pesta Pernikahan
59
Maaf, Edgar...
60
Pergi Untuk Selamanya
61
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!