Pangeran Dari Dunia Lain

Pangeran Dari Dunia Lain

Kerajaan Dixie

Angeles, tahun 1614.

Suasana malam yang tenang dan damai berubah menjadi bencana saat tiba-tiba segerombol pasukan berkuda memasuki wilayah Kerajaan Dixie. Mereka menyerang rakyat Dixie, membunuh siapa saja yang mereka temui, menjarah segala harta benda, lalu membakar rumah-rumah penduduk. Pasukan berkuda tersebut dipimpin oleh Jenderal Sarman Cove yang sengaja diutus oleh Raja Edmund Darkoven untuk menyerang Kerajaan Dixie karena dendamnya terhadap sang Ratu Dixie, Maera Vadronia.

Dulunya Maera adalah kekasih Pangeran Edmund sebelum Edmund naik tahta menjadi seorang raja. Tetapi Maera meninggalkan sang pangeran ketika beliau pergi ke medan perang. Padahal Pangeran Edmund berjanji padanya akan menikahinya begitu ia kembali dari medan perang dan mendapatkan tahta raja yang dijanjikan oleh ayahnya. Namun tanpa sepengetahuan pangeran, Maera justru menikah dengan Raja Lucent Dixie yang datang dari Kerajaan Dixie. Pangeran Edmund baru mengetahui hal ini begitu ia kembali dari medan perang.

Mendengar berita itu Pangeran Edmund pun murka. Merasa dikhianati, rasa cintanya terhadap Maera berubah menjadi benci dan dendam. Ia kemudian mendapatkan tahta raja atas kemenangannya di medan perang. Ia juga berhasil merebut wilayah musuh.

Tahun demi tahun berlalu, ia berhasil membangun dan memperluas wilayah kekuasaannya. Pasukannya pun semakin bertambah banyak dan kuat. Tapi meski sudah begitu lama dendamnya terhadap Maera belum juga sirna. Sampai tiba waktu yang tepat, ia mengutus jenderal terbaiknya untuk meruntuhkan Kerajaan Dixie. Tidak hanya menghancurkan Kerajaan Dixie, Raja Edmund juga mengincar kalung Crystal Orlov milik Raja Lucent yang terkenal akan keindahannya. Tidak hanya bernilai tinggi dan indah, konon Crystal Orlov dipercaya memiliki kekuatan magic yang bisa menangkal kutukan, juga dapat menjauhkan pemakainya dari sakti-penyakit, memberikan kekayaan, kekuasaan, bahkan umur panjang. Itu terlihat sejak Kerajaan Dixie berdiri, pemerintahannya terus berjaya dan wilayah yang terus berkembang. Rakyatnya pun hidup dengan damai dan tentram.

Sebelum berangkat, Raja Edmund berpesan pada sang jenderal. "Bunuh siapapun yang kau temui, raja maupun pangeran Dixie. Setelah itu ambil Crystal Orlov milik raja. Tapi jangan menyentuh Ratu Maera, biarkan ia tetap hidup. Aku ingin ia tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang dia cintai. Aku ingin melihatnya 'hancur' dengan perlahan!"

Usai memporak-porandakan pemukiman penduduk, pasukan berkuda Sarman Cove lalu memasuki area istana Dixie. Semua pasukan dari Dixie dikerahkan. Tetapi pasukan musuh sangat kuat sehingga mereka berhasil memukul mundur pasukan Dixie dan masuk ke dalam istana. Raja Lucent ikut berperang mempertahankan kerajaannya dari serangan musuh. Satu persatu pasukan berhasil dihabisi olehnya. Sementara Ratu Maera dan Pangeran Wallace bersembunyi di ruang bawah tanah. Pangeran Wallace yang kala itu baru menginjak usia 25 tahun merasa dirinya cukup siap untuk ikut berperang. Sehingga tidak mematuhi perintah ayahnya untuk tetap berada di ruang bawah tanah menjaga sang ibu. Meski ibunya juga telah melarang tapi tak diindahkannya. Ia tetap bersikeras kembali ke istana ikut berperang demi menyelamatkan kerajaannya.

Maka ditinggalkan sang ratu seorang diri di ruang bawah tanah. Pangeran Wallace kembali ke istana menyusul ayahnya. Dengan berbekal tameng dan pedang ia menghabisi pasukan musuh yang menyerang. Raja Lucent yang melihat kehadiran putranya menyuruhnya kembali, tapi Pangeran Wallace tak mematuhi.

"Wallace, apa yang kau lakukan? Cepat kembali!!" teriak Raja Lucent.

"Tidak. Aku adalah seorang pangeran dan aku harus mempertahankan kerajaan ini!" balas Pangeran Wallace bersikeras.

Pertempuran berlangsung sampai titik darah penghabisan, di mana hanya yang terkuat yang tersisa. Banyak pasukan Lucent telah gugur. Jenderal Sarman masih tetap kuat dengan pedang yang siap menghunus siapa saja. Sedangkan Raja Lucent terlihat mulai lelah dengan usianya yang tidak lagi muda pertempuran ini membuatnya kepayahan. Pangeran Wallace yang masih cukup kuat dan muda tak pikir panjang. Tanpa rasa takut, ia berlari menyerang Sarman. Bagi Sarman yang telah banyak pengalaman perang bukanlah hal sulit menghadapi Pangeran Wallace yang dianggapnya masih ingusan. Hanya sekali ayunan pedang dengan mudah Pangeran Wallace dilumpuhkan. Pedang Sarman menikam tepat di jantungnya. Pangeran Wallace pun tewas seketika. Raja Lucent begitu syok melihat kematian putranya.

"TIDAKKKKKKKKKK............!!" teriaknya histeris.

Dengan mata melotot tajam penuh amarah Raja Lucent menatap Jenderal Sarman yang nampak tenang saja.

"Apa tujuanmu sebenarnya menyerang kerajaanku?" tanya Raja Lucent dengan suara bergetar.

"Berikan Crystal Orlov padaku, maka aku tidak akan membunuhmu!" jawab Jenderal Sarman.

"Jangan harap!" teriak Raja Lucent geram.

Lantas ia pun langsung menyerang Sarman dengan membabi buta. Tetapi sayang Raja Lucent pun bernasib sama dengan putranya. Sarman berhasil membunuhnya juga. Hanya tinggal belasan pengawal dari Lucent yang selamat. Mereka memohon ampun agar tidak dibunuh. Sarman pun tak berniat membunuh mereka. Ia hanya bertanya pada mereka,

"Di mana raja kalian menyimpan Crystal Orlov-nya?"

Tapi tak seorang pun tahu. Semua menggeleng tidak tahu dengan wajah ketakutan. Kemudian ia memerintahkan semua pengawal dan pasukannya itu untuk menggeledah seisi istana. Semua bergerak cepat mencari di setiap sudut istana di mana crystal itu berada. Sayang tak seorang pun menemukannya. Akhirnya Jenderal Sarman pun memberikan perintah,

"Siapapun dari kalian yang berhasil menemukan Crystal Orlov dan menyerahkannya pada Raja Edmund Darkoven, sebagai gantinya raja akan memberikan kalian satu peti besar koin emas."

Usai berkata begitu, bersama seluruh pasukannya yang tersisa Sarman kemudian pergi meninggalkan Kerajaan Dixie.

Ratu Maera yang masih bersembunyi di ruang bawah tanah, perlahan-lahan berjalan ke atas. Merasa keadaan sudah aman karena tidak mendengar adanya keributan. Ia pun segera beranjak naik menuju istana. Namun betapa kagetnya ia begitu mendapati suami serta putranya telah tewas. Ia menangis dengan begitu histeris di samping mayat putranya. Di mana istana yang sebelumnya megah kini berubah menjadi lautan mayat dengan noda merah dimana-mana.

Keesokan paginya mayat Raja Lucent Dixie dan Pangeran Wallace Dixie dikremasi bersama korban perang lainnya. Air mata Ratu Maera tak henti-hentinya mengalir. Seusai upacara kremasi Ratu Maera mengunjungi pemukiman penduduk, mendapati kondisi pemukiman telah hancur berantakan.

Rumah-rumah habis terbakar, harta mereka juga habis dijarah, dan keluarga mereka banyak yang jadi korban. Beberapa ibu dan anak-anak masih ada yang ketakutan dan terus menangis atas kehilangan keluarga mereka. Sedangkan Ratu Maera tak bisa berbuat apa-apa. Hatinya masih begitu sedih kehilangan dua orang yang sangat dicintainya.

Dalam waktu singkat krisis melanda kerajaan Dixie. Rakyat kekurangan bahan makanan dan tempat tinggal. Karena semuanya habis dijarah pasukan musuh. Makanan, ternak, pakaian, harta, tak ada yang tersisa. Ratu Maera yang begitu putus asa hanya duduk diam menatap kosong ke luar jendela kamar. Ia begitu terpuruk. Orang yang dicintainya telah tiada. Kerajaannya hancur dan rakyatnya menderita. Ia sama sekali tidak tahu harus berbuat apa lagi sekarang. Ia seorang diri merasa begitu putus asa. Ia berjalan dengan lemas dan duduk kembali di depan meja riasnya. Diperhatikan gambaran wajahnya yang tidak terawat dan penuh raut kesedihan.

Beberapa hari yang lalu ia masih seorang ratu yang cantik, kini rambutnya kusut berantakan, pipinya tak pernah kering dari air mata sampai membuat matanya bengkak, dan tulang leher yang semakin menonjol. Dengan tangan kurusnya ia meraih ukiran mahkota yang berada di bagian tengah sisi atas bingkai cermin. Kemudian menekan ukiran mahkota di bingkai cermin itu yang membuat dinding di samping cermin terbuka dan terlihatlah sebuah ruang penyimpanan kecil. Maera memasukkan tangannya ke dalam ruang penyimpanan itu dan mengeluarkan sebuah kotak emas. Dibukanya kotak emas itu terlihat seuntai kalung Crystal Orlov berkilau dengan indah yang merupakan hadiah pernikahan dari Raja Lucent. Raja Lucent memang sangat mencintai Maera sampai-sampai bersedia memberikan pusaka milik keluarganya itu.

Ia ingat pesan raja kepadanya agar menjaga crystal itu dengan baik. Kenangan akan waktu bersama sang raja begitu lekat dipikirannya. Dengan tangan bergetar Maera mengalungkan crystal itu ke lehernya. Ia jadi terlihat lebih cantik. Cukup lama ia mengagumi dirinya di depan cermin. Sampai kemudian ...

Keesokan harinya dua pengawal menemukan Ratu Maera sudah tak bernyawa di kamarnya. Ratu Maera mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Sementara Crystal Orlov terlihat melingkar di lehernya. Kedua pengawal rupanya memiliki pemikiran yang sama. Mereka mengambil Crystal Orlov yang melingkar di leher Ratu Maera tanpa sepengetahuan siapapun. Baru kemudian sang ratu di makamkan di Taman Tujuh Warna, tempat favorit ratu kala ia masih hidup.

Berita kematian Ratu Maera beserta tumbangnya Kerajaan Dixie pun tersebar. Tak dipungkiri Raja Edmund Darkoven yang mendengar berita itu sangat senang. Ia semakin gembira manakala Crystal Orlov berhasil didapatkannya. Rasa sakit hatinya selama ini telah terbalaskan.

Kini Kerajaan Dixie kehilangan pemimpinnya. Ditambah kondisi yang semakin kritis akhirnya seluruh rakyat yang tersisa meninggalkan kerajaan. Mencari tempat tinggal baru di daerah lain Angeles. Kerajaan Dixie menjadi suram dan sunyi tanpa ada satupun penghuni.

Sementara itu, tak lama setelah mendapatkan Crystal Orlov nasib Raja Edmund pun berakhir tragis. Ia bunuh diri tanpa alasan yang jelas. Dan yang mengejutkan lagi dua pengawal yang menyerahkan crystal itu pun ikut bunuh diri usai menyerahkan crystal tersebut. Kini keberadaan Crystal Orlov menjadi misteri.

bersambung....

Terpopuler

Comments

❀𝑪𝒂𝒔𝒔𝒊𝒆❀💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

❀𝑪𝒂𝒔𝒔𝒊𝒆❀💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

terpaksa? tpi sampe menghilangkan nyawa org 🙄

2023-09-21

0

Aku dan kamu selamanya😍💏💑👪

Aku dan kamu selamanya😍💏💑👪

Pangeran Edmund baru mengetahui kalau Maera mengkhianati dirinya saat pangeran Edmund baru pulang dari medan perang

2023-09-20

0

Yayang Lop3♡ Risa

Yayang Lop3♡ Risa

Pasukan berkuda tiba tiba menyerang kerajaan Dixie

2023-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Kerajaan Dixie
2 Kota Angeles
3 Liburan
4 Dixie Holly
5 Basa-basi
6 Hari Kedua Liburan
7 Mencari Informasi
8 Corola Beach
9 Curhat atau Menyatakan Cinta?!
10 Berpisah Dengan Teman Baru
11 Pertemuan
12 Bertemu Kembali
13 Berburu Oleh-oleh
14 Malam Terakhir
15 Kegundahan Hati
16 Kedatangan Alex dan Teman-teman
17 Green Hill
18 Pesan Singkat
19 Pendekatan Alex
20 Idola Kampus
21 Idola Kampus -2
22 Berkenalan Dengan Idola Kampus
23 Seiring Waktu Aku dan Edgar Menjadi Dekat
24 Bolos Karena Mengantuk
25 Kartu Undangan
26 Pertemuan Singkat Yang Menjadi Tanda Tanya
27 Secercah Harapan
28 Peringatan
29 Lavender Park
30 Tidak Enak Badan
31 Rahasia Kecil Ginnevra
32 Mencari Keberadaan Edgar
33 Kembali Ke Kota New Angeles
34 Bertemu Kembali Dengan Pujaan Hati
35 Akhirnya Bertemu Edgar
36 Wallace Cemburu?!
37 Wanita Gipsy
38 Kerasukan
39 Bercerita Pada Wallace
40 Kembali Menemui Wanita Gipsy
41 Mencari Tahu Tentang Siapa Sebenarnya Dia
42 Edgar Meminta Bantuan Wallace
43 Kenyataan dan Pernyataan yang Memilukan
44 Berkumpul Menyusun Rencana
45 Waktunya Beraksi
46 Ciuman Pangeran
47 Surat Terakhir
48 Bayangan Dirinya
49 Surat-surat Penggemar Edgar
50 Perpisahan
51 Permintaan Terakhir Wallace
52 Yang Tersisa Hanya Bayangannya
53 Semakin Dikejar Semakin Jauh
54 Merelakan, Kembali Menjadi Diri yang Dulu
55 Ungkapan Hati Edgar
56 Akhirnya Pulang Setelah Bertahun-tahun
57 Reuni
58 Pesta Pernikahan
59 Maaf, Edgar...
60 Pergi Untuk Selamanya
61 Epilog
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Kerajaan Dixie
2
Kota Angeles
3
Liburan
4
Dixie Holly
5
Basa-basi
6
Hari Kedua Liburan
7
Mencari Informasi
8
Corola Beach
9
Curhat atau Menyatakan Cinta?!
10
Berpisah Dengan Teman Baru
11
Pertemuan
12
Bertemu Kembali
13
Berburu Oleh-oleh
14
Malam Terakhir
15
Kegundahan Hati
16
Kedatangan Alex dan Teman-teman
17
Green Hill
18
Pesan Singkat
19
Pendekatan Alex
20
Idola Kampus
21
Idola Kampus -2
22
Berkenalan Dengan Idola Kampus
23
Seiring Waktu Aku dan Edgar Menjadi Dekat
24
Bolos Karena Mengantuk
25
Kartu Undangan
26
Pertemuan Singkat Yang Menjadi Tanda Tanya
27
Secercah Harapan
28
Peringatan
29
Lavender Park
30
Tidak Enak Badan
31
Rahasia Kecil Ginnevra
32
Mencari Keberadaan Edgar
33
Kembali Ke Kota New Angeles
34
Bertemu Kembali Dengan Pujaan Hati
35
Akhirnya Bertemu Edgar
36
Wallace Cemburu?!
37
Wanita Gipsy
38
Kerasukan
39
Bercerita Pada Wallace
40
Kembali Menemui Wanita Gipsy
41
Mencari Tahu Tentang Siapa Sebenarnya Dia
42
Edgar Meminta Bantuan Wallace
43
Kenyataan dan Pernyataan yang Memilukan
44
Berkumpul Menyusun Rencana
45
Waktunya Beraksi
46
Ciuman Pangeran
47
Surat Terakhir
48
Bayangan Dirinya
49
Surat-surat Penggemar Edgar
50
Perpisahan
51
Permintaan Terakhir Wallace
52
Yang Tersisa Hanya Bayangannya
53
Semakin Dikejar Semakin Jauh
54
Merelakan, Kembali Menjadi Diri yang Dulu
55
Ungkapan Hati Edgar
56
Akhirnya Pulang Setelah Bertahun-tahun
57
Reuni
58
Pesta Pernikahan
59
Maaf, Edgar...
60
Pergi Untuk Selamanya
61
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!