Dengan sangat cuek Daniel mengatakan hal tersebut kepada Meisa.
"Tapi tunggu, tadi aku mendengarkan kalian sedang membutuhkan seseorang untuk bekerja?"
"Jika kami membutuhkan, kami juga tidak akan langsung memilih anda!"
Dengan tatapan dingin Daniel kembali mengatakan hal tersebut kepada Meisa.
"Mas, tapi anda belum melihat kemampuan ku!"
"Jalan saja mas Jonathan, wanita ini mungkin sedang gila."
Daniel meminta Jonathan untuk masuk kembali ke dalam proyek.
"Tunggu Nil."
Dengan cepat Jonathan langsung kembali menghadapkan badannya ke arah Meisa.
Jonathan memutar mengelilingi Meisa.
"Kau sungguh menginginkan pekerjaan?"
Jonathan menanyakan hal tersebut dengan serius tanpa sedikitpun melepaskan pandangannya dari tubuh Meisa.
"Ya pak, saat ini aku sangat membutuhkan pekerjaan."
"Apapun pekerjaan itu?"
Jonathan kembali menanyakan hal tersebut kepada Meisa.
"Ya pak apapun itu aku siap!"
"Bagaimana jika pekerjaan itu sampai batas waktu dua puluh empat jam?"
Deg
Meisa langsung diam ketika Jonathan mengatakan hal tersebut kepadanya.
"Aku, aku"
Meisa menundukkan kepalanya dan tidak bisa menjawab pertanyaan Jonathan.
"Ayo Daniel, kau benar kita buang - buang waktu berada disini."
Jonathan yang tidak mendapatkan jawaban dari Meisa langsung mengajak Daniel untuk kembali melangkahkan kakinya.
"Tunggu pak, aku bersedia, ya aku bersedia bekerja dengan waktu dua puluh empat jam."
Meisa pada akhirnya berani mengatakan hal tersebut meskipun Meisa belum mengetahui apa jenis pekerjaan yang akan ditawarkan Jonathan kepadanya.
"Mas Jonathan tidak akan memilih wanita tidak jelas ini kan?"
Daniel langsung membisikkan kata - kata tersebut kepada Jonathan.
"Ini menarik, kita lihat saja nanti."
Jonathan membalas bisikkan Daniel dan setelah itu langsung membalikkan badan dan menghampiri Meisa.
"Baiklah, ayo ikut kita ke dalam."
Dan Daniel pada akhirnya mengajak Meisa untuk masuk ke dalam proyek yang saat ini sedang di kerjakan.
Di dalam proyek tersebut ada satu bangunan rumah yang saat ini digunakan Jonathan sebagai kantornya.
"Duduklah."
Jonathan yang telah mengajak Meisa masuk ke dalam ruangannya mempersilahkan Meisa duduk di hadapannya.
"Apakah kau membawa surat lamaran pekerjaan yang bisa menjelaskan siapa diri mu?"
"Ya pak saya membawanya."
Meisa langsung mengeluarkan satu amplop cokelat dari dalam tas ranselnya dan amplop tersebut di serahkan kepada Jonathan.
Dengan cepat Jonathan membaca surat lamaran Meisa.
"Jadi kau hanya lulusan Sekolah Menengah Atas?"
Deg
Meisa langsung menganggukkan kepalanya saat Daniel menanyakan hal tersebut sambil memandang Meisa dengan tajam.
"Lalu kau pernah bekerja di negara S, sebagai asisten rumah tangga selama sepuluh tahun? jadi begitu kau lulus kau langsung pergi meninggalkan Indonesia?"
Dengan cepat Meisa langsung kembali mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Coba jawab apakah kau pantas untuk menduduki posisi sebagai asisten pribadi ku?"
"Pantas."
Dengan cepat Meisa mengatakan hal tersebut kepada Jonathan tanpa mengetahui apa yang dimaksud oleh Jonathan.
Seketika itu juga Jonathan dan Daniel langsung tertawa mendengarnya jawaban Meisa.
"Pantas kau bilang? apakah kau sudah mengetahui pekerjaan apa saja yang akan kau tangani?"
Dengan cepat Meisa langsung menggelengkan kepalanya.
"Nil ambilkan semua pekerjaan mu dan coba kau berikan kepada wanita ini."
"Dengan senang hati mas Jonathan."
Daniel langsung mengambil berkas - berkas yang saat ini sedang dikerjakan olehnya dan menaruh tumpukan berkas tersebut di depan Meisa.
Astaga sebanyak ini pekerjaan?"
Begitu melihat berkas - berkas yang saat ini menumpuk di depak matanya Meisa langsung membelalakkan ke dua matanya.
"Ini adalah pekerjaan yang biasa ditangani oleh asisten pribadi ku."
"Satu hal lagi, dia juga harus cekatan di dalam menghadapi aku dan juga semua rekan kerja ku."
Meisa hanya terdiam dengan semua hal yang saat ini sudah di katakan oleh Jonathan.
"Pintu keluar ada di sebelah kanan, silahkan keluar jika memang kau ingin keluar, karena jika kau sudah masuk ke dalam kantor ini maka kau akan sulit keluar."
Tatapan tajam Jonathan seakan - akan memberikan intimidasi kepada Meisa.
Untuk sekian detik Meisa terdiam dan tetap duduk dengan rapi tanpa beranjak sedikitpun.
"Hei aku ulangi lagi, pintu keluar sebelah sana kenapa kau masih belum keluar?"
"Saya tidak akan keluar dari ruangan ini pak, saya akan mencoba semua pekerjaan yang akan diberikan kepada saya, saya juga bersedia bekerja dengan sungguh - sungguh dan mau untuk belajar!"
Dengan cepat Meisa mengatakan hal tersebut dan dengan hati yang mantap Meisa pada akhirnya memilih untuk tetap tinggal.
Jonathan yang mendapatkan jawaban tersebut dari seorang wanita hanya bisa terdiam, ke dua matanya masih tidak berhenti memandang tajam ke arah Meisa, seakan - akan mencari jawaban bahwa apa yang telah di katakan oleh Meisa itu bisa dipercaya.
"Baiklah,karena pada akhirnya kau memutuskan untuk tetap tinggal, dengan segala konsekuensinya maka aku akan menerima mu menjadi assisten pribadiku."
Deg
Daniel langsung mengernyitkan dahi ketika melihat Jonathan langsung menerima satu wanita asing menjadi asisten pribadinya.
"Nil, siapkan kontrak kerja untuk wanita ini, buat seperti yang sudah-sudah."
Jonathan mengatakan hal tersebut kepada Daniel dengan menyerahkan surat lamaran kerja Meisa kepadanya.
"Baik mas Jonathan."
"Hari ini kau masa percobaan saja dulu, kau bisa pulang kembali ke rumah mu nanti sore jam lima, namun esok hari kau sudah harus bekerja secara penuh, aku minta kau hadir di depan ku tepat jam enam pagi."
"Jam enam pagi pak?"
Meisa mengatakan hal tersebut sambil menelan ludahnya.
"Kenapa kau tidak sanggup untuk hadir jam enam pagi?"
Dengan cepat Meisa langsung menggelengkan kepalanya.
"Saya sanggup pak."
"Bagus, sekali kau terlambat aku akan memberikan sangsi denda seratus ribu per hari."
Deg
Meisa kembali menelan ludahnya ketika mendengarkan konsekuensi apa yang harus dia terima ketika nanti dia terlambat.
"Siap pak, terima kasih."
Meisa mengatakan hal tersebut sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Mbak Meisa, mari ke ruangan ku, kita akan tanda tangan kontrak dan saya akan menjelaskan semua pekerjaan yang akan mbak Meisa lakukan."
"Baik pak."
Dan setelah mengatakan hal tersebut Meisa dan Daniel langsung meninggalkan ruangan Jonathan.
"Kita saja sampai kapan kau akan bertahan bersama dengan ku, aku hanya membutuhkan mu sesaat saja, setelah Daniel kembali lagi ke Jogja aku akan langsung memecatmu."
Jonathan mengatakan hal tersebut sambil menyalakan korek api untuk rokoknya.
Dengan cepat pula Jonathan mengeluarkan beberapa minuman keras dan langsung menuangkan minuman tersebut ke dalam gelas dan meneguknya dengan cepat.
Sikap Jonathan yang masih kekanak-kanakan sungguh terkadang membuat Daniel sangat kewalahan menjadi asisten pribadinya.
Dan Daniel sangat senang ketika pada akhirnya dengan cepat Jonathan mendapatkan asisten pribadi untuk menggantikan dirinya.
Meskipun yang di terima oleh Jonathan diluar dugaan Daniel, satu wanita tanpa identitas yang jelas yang sedang duduk di depan proyek perusahaan Jonathan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 6 Episodes
Comments