Note: selamat malam semua.. Bagaimana hari kalian? Saya yakin tidak semuanya akan berjalan sesuai ekspetasi kalian bukan? tapi saya berterimakasih karena kalian telah mampu berjuang sejauh ini..
HAPPY READING 📖
****
Hancur? Begitulah kira-kira yang di rasakan oleh Kanan saat ini.
Kana terus saja menangis di dalam dekapan Puja tanpa berniat untuk menceritakan sesuatu. Sementara ponselnya dan panggilan telepon ke Raka sudah mati entah mati sendiri atau di matikan oleh pihak lain.
"Kana, tenang ok? Gak ada gunanya lo nangis kayak gini."
"Mending lo berusaha untuk kembali mendapatkan bukan malah jatuh sedalam ini, " Puja mencoba menasehati.
Kana melepaskan pelukannya dan menatap wajah Puja. Puja tersenyum tulus kepada Kana dan tangannya perlahan terulur serta mengusap air mata Kanara.
Rasanya Puja tidak rela melihat Kana menangis seperti ini meskipun ini bukan pertama kalinya dia melihat Kana menangis. Bagi Puja, Kana sudah seperti saudaranya sendiri.
"Daripada elo mellow kayak gini, mending kita jalan-jalan. Siapa tahu entar nemu cogan dan bisa di ajak ngedate, " semangat Puja.
Kana tersenyum geli melihat Puja yang masih bisa memikirkan cogan di kondisi seperti ini. Dan Kana hampir lupa bahwa dia harus memberikan seseorang kabar.
"Wait.."
Kana langsung mengambil laptopnya dan menyalakan video-call ke seseorang.
Puja tidak berkomentar sedikitpun dan hanya diam melihat hal apa lagi yang akan di lakukan oleh Kana berikutnya. Dia sangat malas untuk melarang Kana karena Puja tahu bahwa Kana bukanlah gadis penurut.
"Hai tigerr!" sapa Kana dengan manis yang di paksakan.
Orang yang berada di layar itu tampak datar melihat Kana menyapanya.
"Kabur lagi?" tanya Farel dingin.
Benar, orang yang Kana hubungi adalah Farel. Walaupun Kana suka mencari laki-laki lain, dia juga selalu mengabari Farel kemanapun dia pergi walaupun terkadang suka berbohong sebab apa dia pergi.
"Enggak kok, aku cuma mau refreshing aja, " Kana berbohong.
Farel tersenyum tipis saat mendengarkan alasan yang lagi-lagi di berikan oleh kekasihnya ini. Jelas-jelas Farel sangat tahu bahwa gadisnya ini sekarang tengah mengejar cinta laki-laki lain. Farel tetap berpura-pura tidak tahu lagi seperti biasanya.
"Yaudah have fun, ya. Aku mau rapat dulu. " Farel langsung mematikan panggilan sepihak.
Raut wajah Kana menjadi datar semenjak Farel mematikan panggilannya. Ini adalah alasan mengapa Kana selalu mencari laki-laki lain. Farel tidak pernah ada waktu untuknya dan selalu mementingkan pekerjaannya.
'Tingg..
Notifikasi masuk ke dalam ponsel Kana. Ternyata itu adalah notifikasi bahwa Farel mengirimkan sejumlah uang senilai 25jt.
"Thanks babe, " ucap Kana.
Puja menggelengkan kepalanya melihat hal yang baru saja di lakukan oleh gadis ini. Kana tidak pernah menganggap Farel sebagai kekasihnya di depan publik namun dia selalu menjadikan Farel ATM berjalannya dan Farel tidak pernah menyalahkan itu semua.
"Cinta memang membuat orang menjadi gila, " desis Puja.
Kana langsung tersenyum girang lagi seperti baru saja dia tidak menangis sama sekali. Ini memang kelebihan dari Kana sangat mudah berbahagia lagi meski sesedih apapun dia.
"Jalan-jalan, yuk!"ucap Kana dengan semangat.
Tingkat semangat Kana kini telah menjadi berlipat-lipat ganda.
Mereka berdua pun mulai memesan taxi untuk berkeliling Garut. Garut Selain terkenal sebagai Kota Intan, Garut terkenal juga dengan julukan Swiss van Java, Garut Mooi (Garut yang indah), Kota Dodol, Garut Pangirutan, dan lain-lain.
" kita mau kemana dulu nih?"tanya Puja bingung.
Ini adalah kali pertamanya Puja berada di Garut karena sebelumnya dia tidak pernah diajak ke Garut sama sekali oleh Kana.
"Pantai Santolo, " lirih Kana sambil memejamkan mata.
"P-pantai Santolo?"beo Puja.
Kana memejamkan mata dan teringat tentang beberapa memori dia bersama Raka di sana. Semuanya terasa sangat indah saat itu. Seakan-akan dunia milik mereka berdua dan tidak akan pernah terpisahkan sampai kapanpun. Namun kenyatannya saat ini mereka sudah tak bersama.
" yaudah, pak ke pantai Santolo. "Putus Puja.
Dia tidak ingin bertanya lebih jauh lagi pada Kana karena tahu hal ini pasti ada kaitannya dengan Raka lagi. Sepertinya Raka memang benar-benar sudah memenuhi otak Kana sepenuhnya.
"Apapun caranya aa harus balik lagi ke Nana!" batin Kanara.
Taxi berjalan pelan menelusuri setiap tempat di kota Dodol ini. Angin berhembus pelan seolah-olah sedang menghibur kegundahan hati Kanara. Kana menghirup rakus udara dan melihat pemandangan di setiap jalanan.
Taxi berhenti dan menepi. Puja dan Kana langsung turun dan tentunya sebelum itu Kana memberikan sejumlah uang sebagai uang ongkos.
Pemandangan yang indah di pantai ini. Pasir putih dan desauan ombak seolah-olah sedang mengucapkan "selamat datang kembali di sini Kanara. Selamat mengingat kembali hari dan memori indah mu bersama Raka. "
Kanara tersenyum manis saat melihat tempat ini. Tempat ini masih sama, sama seperti waktu itu dia dan Raka kemari. Yang berbeda saat ini hanyalah dia. Dulu Kana datang kemari dengan penuh cinta bersama kekasih pujaan hatinya namun sekarang hanya sendiri, ralat berdua bersama Puja.
"Lo bahagia, Kan?" lirih Puja yang melihat Kana tersenyum.
"Gak ada alasan buat gua gak bahagia." jawab Kana tersenyum manis.
Tempat ini sangat ramai dengan wisatawan dan juga ada beberapa turis yang mondar-mandir di sekitaran pantai. Sepertinya semua orang sangat bahagia berada di sini dan menghabiskan waktu mereka bersama. Kana pun berharap agar dia juga dapat merasakan kebahagiaan yang sama seperti mereka. Semoga saja.
"Kan, liat di sono ada cogan lagi kumpul!" Puja menunjuk segerombolan laki-laki.
Penyakit doyan cogan Puja kambuh lagi. Atau bisa di bilang penyakit genit pada laki-laki. Puja langsung berlari meninggalkan Kana ke arah segerombolan cogan itu.
"Hadeuh..enggak bisa liat cowok cakep dikit, " desis Kana.
Kana mulai berjalan pelan menyusuri tempat ini. Dia ingin mengenang beberapa kenangannya bersama Raka.
Kana melihat ke arah anak laki-laki kecil yang entah mengapa menarik perhatiannya.Anak bernama Latief itu mendekat ke arah Riri, anak kecil perempuan yang berdandan layaknya remaja.
"Latief, "ucap Latief sambil menjulurkan tangannya.
Anak perempuan kecil itu menatap Latief dengan senyuman manis dan kemudian mengedipkan mata genit.
"Yiyii yan twantik. "
Latief tersenyum manis. Ia mendekatkan bibirnya ke pipi gembul milik Riri.
"Muahh"Latief mencium pipi Riri.
Beberapa orang yang melihat kelakuan dia bocah kematian itu langsung berteriak. Orang tua dua bocah itu langsung memisahkan anaknya.
"Duh gusti, ora kuat ati liatnya. " teriak orang-orang yang melihat adegan itu.
Kana tersenyum manis melihat adegan ini seolah-olah dia melihat adegan di senja itu Raka juga berperilaku sama padanya. Apakah ini kebetulan? Atau mungkin semua ini memang di sengaja? Entahlah, Kana tidak tahu namun dia bersyukur karena setidaknya rasa rindunya pada Raka sedikit terobati.
"Sayang, kamu haus gak?"
Suara yang tiba-tiba masuk ke pendengaran Kana. Dia? Apa dia disini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments