Naina langsung mandi, entah sejak kapan dia merasa jijik saat disentuh suaminya, dia bertahan hanya karena demi anak-anak nya, karena untuk uang dia bisa mencarinya sendiri karena selama ini dia bekerja dan mempunyai sebuah salon kecantikan.
Naina tidak mau menambah beban pikiran kedua orang tuanya kalau sampai dia menyampaikan masalah rumah tangganya, apalagi saat ini kedua orang tuanya sedang dipusingkan dengan masalah Ningsih.
Naina sengaja berlama-lama dikamar mandi, dia malas melihat suaminya, hingga suaminya menggedor pintu kamar mandi, baru dia keluar.
"Percuma mandi lama, walau kamu bersih dan cantik tapi tidak bisa melahirkan anak lelaki!" teriak Roni
Naina tidak membalas ucapan suaminya, dia langsung ke luar kamar mandi untuk memakai baju, yang tidak diketahui suaminya ternyata sudah lama Naina menggunakan suntik KB agar dia tidak kembali hamil.
Naina sudah muak dengan suami dan mertua nya yang terus menekan nya untuk melahirkan anak lelaki, mereka pikir Naina bisa mengatur yang lahir dari rahimnya adalah perempuan atau lelaki, itu semua kehendak yang maha esa.
Suaminya selesai mandi dan langsung pergi lagi dari rumah entah kemana, Naina sudah tidak perduli apapun yang dilakukan suaminya, setelah suaminya pergi dia juga bersiap untuk pergi, dia akan pergi ke rumah orang tuanya lalu langsung ke salon nya.
Naina mengendarai mobilnya, tapi belum sempat dia menuju rumah orang tuanya, dia mendapat telefon dari karyawan nya yang bekerja di salonnya.
"Iya ada apa?" tanya Naina
"Ada seorang bapak-bapak yang membuat janji dengan ibu, namanya pak Anton, dia meminta tanggal pasti bertemu dengan ibu langsung"
Naina tersenyum puas mendengarnya, dia tidak menyangka perangkapnya akan secepat ini membuahkan hasil.
"Atur satu minggu kedepan" jawab Naina, dia sengaja ingin membuat Anton yang tidak lain adalah ayah Putra untuk semakin penasaran padanya, Naina langsung mematikan ponselnya dan dengan segera menuju rumah orangtuanya.
"Kakak" panggil Ningsih saat melihat kakaknya sampai didepan rumah.
"Aku pengen makan di restoran XX, bisakah kakak mengantarku?" pinta Ningsih
"Baiklah, cepat bersiap dan ajak mama sama papa juga, aku akan menunggu disini" ujar Naina lalu duduk di kursi teras.
"Naina, kamu yakin mengajak kita semua makan disana?" tanya mamanya, selama ini Naina jarang punya waktu luang untuk keluarganya, Naina terlalu menurut pada suaminya yang selalu melarangnya menjenguk kedua orang tuanya, tapi karena suaminya terus bertindak kasar padanya, dia menjadi sedikit berubah dan kembali sering mengunjungi kedua orang tuanya tanpa meminta izin pada suaminya.
Mereka berangkat ke restoran, setelah mendapat tempat duduk mereka langsung memesan makanan, mereka terlihat seperti keluarga yang bahagia, mereka makan dengan riangnya dan melupakan semua masalah.
Tapi sepertinya kebahagiaan itu tidak berlangsung lama karena tiba-tiba Naina melihat sosok yang membuatnya sangat terkejut, tapi dia berusaha menutupinya, saat itu dia ada di restoran bertingkat, dia melihat sosok orang yang dia benci ada disana.
Roni terlihat bermesraan dengan seorang wanita bahkan mereka sempat berciuman, sepertinya Roni tidak menyadari keberadaan Naina karena Naina ada dilantai atas, Naina merasakan amarah yang sangat besar dan dendamnya menjadi lebih berkobar.
Naina tidak melabrak mereka, dia hanya mengeluarkan ponselnya dan memotret kelakuan suaminya, Naina bisa menguasai perasaan nya, dia sengaja mengalihkan perhatian keluarganya agar tidak melihat keberadaan Roni.
Malam itu sepulang dari restoran Naina mengantar terlebih dahulu keluarganya lalu langsung menuju salon miliknya, terlihat masih ramai walaupun sudah malam.
"Naina!" teriak seseorang
"Hay Tari, makin cantik saja, sampai hampir aku tidak mengenalmu" jawab Naina, mereka lalu mengobrol bahkan sampai salon kecantikan itu hampir tutup.
"Aku pulang dulu ya cantikku, kuatlah untuk segala hal karena aku tau kamu wanita hebat"
"Tari, bisakah besok menemani ku jalan-jalan, aku kepengen refreshing ke sebuah pantai dengan resort didekatnya, kita menginap disana selama 3hari" ajak Naina pada sahabatnya, tentu saja sahabatnya itu mau, karena dia janda jadi bebas melakukan apapun.
"Salon mu ini bagaimana?" tanya Tari
"Aku memasang CCTV di setiap sudut, jadi aku bisa memantaunya dari jauh, disini juga sudah ada orang kepercayaan aku" jawab Naina
Tari pulang setelah mereka menentukan waktu untuk keberangkatan mereka besok, Naina juga langsung pulang setelah salonnya tutup.
"Bagus sekali kamu, suami pulang tapi masih kelayapan!" teriak Roni saat dia memasuki rumah
Naina tidak menjawab dan langsung menuju kamarnya, dia berganti baju dan langsung tidur, tapi belum selesai dia mengancingkan bajunya, Roni memeluknya dari belakang, Naina sudah paham apa yang diinginkan suaminya tapi Naina sungguh jijik melakukan itu, dia menunjukkan pembalutnya.
"Maaf aku sedang merah, pasti tidak enak rasanya karena becek" ucap Naina, tentu saja Roni langsung melepaskan pelukan nya, Roni kesal dan langsung tidur di ranjang, Naina tersenyum simpul karena berhasil membohongi suaminya, dia juga langsung tidur dan membuat jarak dengan suaminya.
💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙
POV Ningsih
"Ma, perut aku akan semakin membesar, bagaimana ini? bahkan Putra sudah tidak bisa aku hubungi" ujar Ningsih pada mamanya.
"Kita bisa apa lagi? keluarga mereka sangat terpandang, kita tidak akan sanggup melawan atau menentang mereka, jalan satu-satunya kamu harus mengikuti kepercayaan mereka"
"Apa kakak benar-benar tidak melakukan apapun untuk ku?"
"Apa yang bisa dia lakukan? dia pun tidak mungkin bisa melawan keluarga Putra, apalagi kakakmu mempunyai masalah rumah tangganya sendiri" jawab mamanya
"Memang kakak punya masalah apa ma, kakak terlihat bahagia dengan hidupnya, kakak sudah sukses dan mempunyai salon kecantikan yang laris dikunjungi pelanggan, kakak juga sangat cantik, pasti suaminya sangat mencintainya" ujar Ningsih
Mamanya tidak menjawab, karena memang tidak tau apapun yang terjadi, hanya saja firasatnya mengatakan bahwa anak sulungnya itu pasti sedang mempunyai masalah.
"Ningsih, kamu istirahatlah, mama juga akan tidur, mama merasa sangat lelah"
Mereka lalu masuk ke dalam kamar masing-masing, Di dalam kamar, Ningsih terus berusaha menghubungi Putra tapi tetap tidak bisa, Ningsih kembali menangis meratapi nasibnya, dia menyesali perbuatannya tapi semua sudah terlambat.
Untuk menggugurkan kandungannya Ningsih tidak berani, dia tidak berani mengambil resiko, lagipula dia tidak mau menjadi pembunuh darah dagingnya sendiri.
Ningsih sudah tidak kuliah lagi, dia malu karena berita tentang kehamilannya sudah tersebar di kampusnya, bahkan berita tentang dia yang ditinggalkan dan dicampakkan oleh Putra juga sudah tersebar.
"Sekarang, masa depan ku sudah hancur, ini semua karena keluarga Putra, aku doakan semoga Putra tidak akan pernah bisa memiliki anak lagi dikemudian hari, dan saat nanti anak ini besar, anak inilah yang akan membalas mereka semua" Batin Ningsih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
mom_abyshaq
kok aku gemes ya sama mulut Roni. jadi pingin nyubit ginjalnya deh.
2023-02-13
0
Chiisan kasih
walah bahaya nih naina, sama aja adik kakak ini mah 🤣
2023-02-13
0
Laila antoniii
boleh g AQ santet si roni
2023-02-06
0