Di rumah megah bak istana kerajaan, seorang wanita terus berjalan kesana kemari mengeluarkan sumpah serapah nya. Bahkan dia mengabsen satu persatu penghuni kebun binatang untuk melampiaskan amarahnya.
"Arrgghh... Dasar pria laknat, pria gila, untuk apa dia menahanku disini? Kenapa tidak langsung membunuhku saja. Itu lebih baik daripada menyiksa ku seperti ini. Membosankan." Kate terlihat frustasi. Dia ingin kabur, tapi itu percuma karena gelang sialan yang melingkar di pergelangan tangannya. Di tambah lagi, Steven menjadikan Ibunya target jika sampai dia kabur.
Dia masih belum mengerti, kenapa Steven memperlakukannya seperti itu, apa dia penasaran siapa dirinya?
Ini gawat. Jika sampai Steven tahu dia adalah pencuri yang selama ini menjadi buronan semua orang, Steven bisa saja melakukan hal yang lebih mengerikan padanya. Tapi itu tidak mungkin. Selama ini dia selalu menyamar saat menjalankan misinya. Jadi dia yakin tidak ada satupun yang tahu jika dia adalah si pencuri berlian.
Kate mencoba mencari kesibukan karena dia bukan tipe orang yang suka berdiam diri. Dia mendekati salah satu maid dan menawarkan bantuan. Tapi maid tersebut menolak dengan alasan yang tidak masuk akal.
"Hai, ada yang bisa ku bantu?" tanya nya pada maid yang sedang membersihkan dapur.
"Maaf nona. Tidak perlu, saya bisa mengerjakannya sendiri. Permisi." Maid itu pergi meninggalkan Kate yang masih mematung. "Bisa sendiri membersihkan dapur seluas ini? Gila!!" pikir Kate.
Kate pergi dan mendekati maid yang lain. Tapi jawaban mereka sama. Mereka bisa mengerjakan tugas mereka sendiri. Wow... Mereka memang strong woman . Tapi hal itu justru membuat Kate semakin frustasi.
"Astaga... Ada apa dengan kalian? Aku hanya ingin membantu. Tapi kenapa kalian menolak?" Kate menahan beberapa maid untuk meminta penjelasan. Baginya alasan yang mereka berikan sangat tidak masuk akal. Dia jadi penasaran dengan gaji yang mereka dapatkan.
"Maaf Nona, Ini memang sudah peraturannya. Kami mempunyai tugas sendiri-sendiri. Jadi kami harus bertanggungjawab atas pekerjaan kami. Seperti nona yang menjadi pelayan pribadi tuan. Itu artinya tugas anda hanya melayani tuan saat tuan ada di rumah atau saat anda di dekat Tuan. Selebihnya, itu bukan tugas anda."
Kate cengo mendengar penjelasan salah satu Maid. Peraturan macam apa itu? Dengan rumah yang sebesar ini, mereka di beri tugas berbeda dan tidak boleh saling membantu? Apa pria itu tidak tahu sebesar apa rumahnya? Sepertinya Kate harus membuat Steven membersihkan rumahnya sendiri agar dia tahu jika mengerjakan pekerjaan rumah tidaklah mudah.
"Apa tuan meminta nona untuk melakukan sesuatu setelah tuan pergi?" tanya maid.
Kate menggelengkan kepalanya karena memang Steven tidak mengatakan apapun saat dia pergi tadi. Dia hanya berpesan untuk tidak kabur atau nyawa ibu taruhannya.
"Jika begitu, Anda free, nona. Lebih baik anda istirahat saja. Nanti setelah tuan pulang, nona baru bisa mengerjakan pekerjaan nona."
"Seperti?"
"Menyiapkan makanan untuk Tuan, menyiapkan pakaian tuan, menyiapkan air untuk mandi tuan dan...
"STOP!!!"
Teriakan Kate membuat para maid diam dan menunduk. Mereka takut karena bagaimanapun pelayan pribadi adalah posisi tertinggi karena khusus melayani tuan mereka secara langsung. Selama ini belum ada yang mendapatkan posisi itu secara khusus. Dan Kate adalah orang pertama yang mendapatkan posisi itu.
"Itu tugas pelayan atau istri? Aku pelayannya, bukan istrinya."
"Maaf nona, tapi nona adalah pelayan pribadi tuan. Jadi anda harus menyiapkan semua keperluan pribadi tuan. Apa yang tuan butuhkan, anda harus menyiapkan nya. Jika nona bisa melayani tuan dengan baik, Tuan akan memberikan bonus untuk nona."
Kate memijat pangkal hidungnya. Dia tidak butuh bonus. Dia hanya ingin keluar dari neraka itu. Dan sekarang dia harus melayani pria laknat itu dengan menyiapkan apa yang dia butuhkan. Gila!!! Apa dia juga harus melayani nya di atas ranjang? Cih... Jangan harap. Seorang Kate tidak akan mau menuruti perintah orang lain kecuali ibunya.
Kate mendengus kesal dan pergi begitu saja. Tidak ada pekerjaan yang bisa dia lakukan. Mau istirahat pun dia tidak tahu kamarnya yang mana. Bertanya pada maid juga percuma. Mereka tinggal di satu atap tapi tidak saling mengenal. Hanya karena tugas mereka berbeda, tidak ada satupun yang menyapa. Gila bukan?
Akhirnya Kate memilih berkeliling untuk mengisi waktu luangnya. Dengan rumah yang begitu luas, membuat nya seperti sedang berjalan-jalan di safari kebun binatang. Banyak ruangan tertutup dan entah ada apa di dalamnya. Mungkin pria itu menyembunyikan hewan peliharaannya di dalam sana.
Sampai dia melihat kamera cctv yang ada di lorong tempat nya berdiri. Kate mendekati kamera tersebut dan menunjukkan jari tengahnya.
"Hei pria gila!! Sampai kapan kau akan mengurungku di sini, hah? Sebenarnya apa maumu? Kau ingin menghukumku seperti apa, kenapa kau justru mengurungku seperti hewan? Dasar pria gila. Awas saja, aku pasti akan membalasmu nanti." Kate kembali melangkah setelah puas memaki Steven. Dia yakin saat ini pria itu sedang memantaunya dari kamera cctv tersebut untuk melihat apakah dirinya melarikan diri atau tidak.
Ck.. mengingat dia tidak bisa melarikan diri membuatnya kehilangan akal. Sepertinya dia harus menyingkirkan gelang sialan ini terlebih dahulu sebelum kabur. Tapi bagaimana caranya? Gelang ini hanya bisa di buka dengan sidik jari Steven. Apa dia harus memotong jari pria itu agar bisa membuka gelang ini? Yang ada dia akan di tembak langsung di tempat.
Tunggu dulu!!! Robert? Kenapa dia bisa lupa? Dia yakin Robert bisa menolongnya. Dia mantan pencuri amatiran pasti dia mempunyai banyak koneksi untuk membantu nya.
"Astaga... Kau benar-benar pelupa Kate. Si bolam lampu pasti bisa membantumu keluar dari sini. Tapi kenapa dia tidak menolong ku saat aku tertangkap? Ck.. Dia pasti kabur. Dasar pengecut. Tidak masalah, aku akan menghubunginya dan memberitahu situasi saat ini." Kate mencari telepon rumah untuk menghubungi Robert. Dia mencari di setiap ruangan tapi tidak juga menemukannya.
"Astaga.. Dimana dia meletakkan telepon rumahnya? Aku sudah mencarinya kemana-mana tapi tidak menemukan nya." gerutu Kate.
"Hei, Kau..!!!" Kate memanggil salah satu Maid yang kebetulan lewat.
"Ada apa nona?"
"Dimana telepon rumah nya? Aku ingin menghubungi keluarga ku. Setidaknya mereka harus tahu jika aku baik-baik saja bukan."
"Maaf nona, tapi di sini tidak ada telepon rumah. Ada satu, tapi itu di ruang kerja tuan."
"Apa? Tidak ada telepon rumah? Apa tuan mu itu begitu miskin untuk memasang telepon rumah? Astaga..." Kate memijit pelipisnya. Ternyata pria itu bisa cepat kaya karena pelit. Lalu bagaimana sekarang dia menghubungi Robert?
Kate menyeringai, dia mendekati maid dan berbisik, "bisakah aku meminjam ponselmu sebentar? Please.. Aku harus menghubungi keluarga ku." seru Kate memelas.
"Maaf nona, aku tidak bisa." maid pergi begitu saja membuat Kate mendengus kesal. Dia meminta penjaga dan juga maid yang lain untuk meminjaminya ponsel. Tapi tidak ada satupun yang mau membantunya.
"Hei... Aku hanya ingin menghubungi keluarga ku. Apa kalian takut aku membawa lari ponsel kalian, Hah? Oh my God. Bisa-bisa aku punya tekanan darah tinggi jika berada di sini terus."
Para maid dan penjaga tidak ada yang bersuara. Mereka terlalu takut pada tuan mereka. Biarlah mereka di anggap orang jahat karena tidak mau membantu Kate, daripada nyawa mereka melayang.
Tapi mereka merasa terhibur dengan ocehan Kate. Selama ini, rumah ini terlalu sepi karena tidak ada yang berbicara, kecuali jika tuan mereka bertanya. Dan sekarang ada Kate di tengah-tengah mereka yang membuat rumah ini menjadi ramai.
Mereka berharap, Kate bisa merubah Tuan mereka seperti dulu. Karena bagaimanapun Kate mendapatkan perlakuan istimewa dari Tuan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ
Baik hati dan tidak sombong 🤭🤭
2022-11-04
0
SenjaKala
Emang dulu tuan nya gimana. jadi penasaran aku😍
2022-11-04
1