Aufan dan Aman pun masuk, segerombolan wanita cantik pun mendekati Aufan yang memang sangat tampan dan keren, sementara Aman yang tadi berada di dekat Aufan tersisih dan di dorong dorong oleh gerombolan wanita cantik itu.
"Hello Tuaaan, ayo aku temenin, mau servisan yang gimana juga aku bisa," godanya
"Sama aku aja, ayo gaya apa maunya Tuan."
"Sama akau aja, di jamin em**t sampai menggigil Tuaaan."
"Hmmmm, boleh juga, tapi aku nggak punya uang, gratis, boleh?" tanya Aufan sengaja.
"Heh, keren keren cere, ogah," beberapa wanita cantik dan seksi itu pun pergi. Ada satu wanita yang wajahnya biasa yang tetal tinggal di dekat Aufan.
"Tuan bisa bayar berapa? Aku mau kok," ucapnya.
"Aku sudah bilang, aku nggak ada uang, gratis, mau?" ucap Aufan lagi.
"Janganlah Tuaaaan, aku sudah 3 hari ini tidak dapat pelanggan, karena memang aku ini banyak kekurangannya," ucap wanita itu.
"Aku ada pekerjaan untukmu, dan aku akan menggajimu besar, apabila kau menemukan orang yang ku maksud," ucap Aufan lagi.
"Baiklah, aku akan mencarinya, mana foto dan namanya siapa?" tanya Wanita itu lagi.
"Sial, aku tak punya foto, aku hanya tau namanya, Maura, sebelumnya dia bekerja di kafe Momy Sentya, namun 2 hari ini dia sudah pindah dari sana," ucap Aufan lagi.
"Baiklah, aku akan memcarinya, tapi... Bolehkah aku minta Dp? Aku perlu ongkos bensin untuk itu," ucapnya.
"Oke, Aman, beri dia 1juta, aku ingin dia bekerja untukku mulai malam ini,"
Aman lun mengambilkan uang kash, dan menyerahkannya pada Yeni, wanita yang bekerjasama dengan Aufan mulai hari ini.
"Terima kasih Tuan."
Aufan dan Aman pun pergi meninggalkan kafe tersebut.
***
"Mama, aku pulang,"
Tepat jam 8 pagi, Aufan sudah berada di rumahnya.
"Auf, kok baru pulang? Itu pacarmu dari tadi malam nungguin kamu lho! dan sekarang dia masih tidur di kamarmu, jangan kecewain dia, bisnis kita akan berkembang pesat kalau kau menikah dengan anak pak Salim itu," ucap sang Mama
Aufan tak menyahut, dia terus berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Ceklek
Tampak Vena sedang tertidur dengan hanya menggunakan tingtop dan celana di atas lututnya, pahanya terekspos sempurna. Aufan pun menutup dan mengunci pintunya.
"Sayaaaang, emcch."
Aufan memeluk tubuh wanita itu dan menindihnya.
"Aufan? Kapan kau datang?" tanya wanita itu manja.
"Baru saja kok, maaf, aku tidak tau kalau kau ada di rumah, Hpku lowbat, jadi tidak bisa baca pesan," ucapnya. Dia terus mencumbu pacarnya itu penuh nafsu birahi, pen ariannya tadi malam membuat hasratnya terpendam, hingga satu persatu pakaian Vena pun melayang ke udara.
"Fan! Bagaimana kalau Mama memanggil?" Vena takut juga rupanya.
"Alaaaah, nggak bekalan, kami 'kan di rumah ini kayak orang asing satu dama lainnya," jawab Aufan. Aufan memulai aksinya. Meraba bukit mulus itu, membuat Vena mend*sah.
Drettttt
Hp Aufan bergetar.
"Bos, gadis eh wanita itu sudah di temukan," ucap Aman dari sebrang telepon.
"Benarkah? tunggu aku, jangan sampai wanita itu lolos," sahut Aufan seraya berdiri meninggalkan Vena yang masih menunggu pasrah.
"Fan! Mau ke mana? Masa segini doang?" ucapnya kesal.
"Nanti di sambung, sekarang aku ada urusan yang sangat mendesak.
Aufan pun masuk kamar mandi dan membersihkan senjatanya yang sudah basah. Kemudian mengganti baju dan celana yang baru.
"Siapa sih yang ingin kau temui?" teriak Vena kesal.
"Klien, kau tidak usah ikut campur, kau cukup menunggu aku saja,"
Bruk.
Pintu pun di tutup kasar, karena Aufan tergesak gesak.
"Aufan mau ke mana lagi kau? Vena bagaimana?" tanya Mamanya yang heran melihat Aufan yang kembali meninggalkan Rumah.
"Ada urusan Ma, daaaah," ucapnya.
Aufan mengendarai motornya sangat cepat, beberapa mobil dan motor telah di balapnya. Tak berapa lama, Dia pun sampai di sebuah Kafe yang lumayan Ramai, walau masih pagi, karena kafe ini buka dari jam 9 sampai jam 10 malam.
"Aman, di mana dia?" tanya Aufan.
"Aku juga belum ketemu Bos, tadi Yeni menelepon saja, aku menunggu Bos, baru menemuinya," ucap Aman.
"Aaaah, kau ini, temui saja Dia, urusan denganku belakangan, kau ini! membuat ku jengkel terus ah!" bentak Aufan kesal.
Akhirnya mereka oun masuk dan menelepon Yeni.
"Bos, aku sudah bertemu dengannya, namun Dia masih menemani kliennya, coba lihat wanita yang di ujung sana, apakah Dia benar wanitanya?" tanya Yeni.
"Yaa, benar," Aufsn pun berdiri ingin menghampiri
"Tunggu! Dia sedang melayani pelanggannya Bos, kau diam saja di sini, aku sudah mengantri untukmu saat Dia sudah selesai dengan pelanggannya itu," ucap Yeni.
"Aaaah, sial, baiklah, asal jangan terlalu lama," ucapnya.
Aufan pun kembali duduk dan terus menatap Maura yang sedang menuangkan minuman pada para lelaki hidung belang yang ada di ujung sana.
"Sayaaaang, ayo kita cek in yuk!" ajak lelaki yang lebih tua dan menarik pinggul Maura ke pangkuannya.
"Maaf Tuan, aku hanya pelayan di sini, tidak untuk di bawa keluar," tolak Maura halus.
"Aaah, di sini kau dapat uang berapa? paling juga seratus, dua ratus, kalau kau mau ku ajak keluar, kau akan dapat lebih, satu juta, 2 juta aku akan berikan padamu, bagaimana?" ucap lelaki itu.
"Maaf Tuan, aku tidak bisa, 5 menit lagi, aku akan melayani pelanggan lainnya," ucap Maura lagi.
"Alaaaah, kau ini pura-pura suci, kau ini 'kan wanita Satu malam, lobang semut yang bisa kami masuki kapan saja 'kan? ayo!" Lelaki itu memaksa dan memeluk tubuh Maura membawanya berdiri.
Bugh bugh bugh
Hantaman yang sangat keras mendarat di wajah lelaki itu, hingga lelaki itu oun babak belur. Aman yang,bertubuh kurus pun terpental saat ingin melerai Aufan dari tubuh laki yang setengah mabok itu.
"Auuuuh, siapa kau? Kurang ajar kau, kalian___hajar mereka!" ucap lelaki itu, 3 orang laki laki bertubuh besar pun maju, 2 orang memegangi tangan Aufan, sementara yang satunya menghantam wajah dan perutnya, hingga Aufan tidak bisa bergerak.
"Tuan, lepaskan! maafkan dia, Tuan lepaskan!" Maura berteriak teriak memohon, begitu juga Aman, beberapa kali menghalangi, namun apa daya, tubuh kurusnya terpental hingga menabrak meja yang ada di sisi dinding.
"Heh, kau harus ganti rugi! berapa kau bayar untuk luka yang lelaki ini beri?" ucap lelaki itu menentang Maura.
"Aku hanya punya sedikit uang, namun mungkin cukup untuk menggantinya," ucap Maura. Sudah biasa, kalau ada perkelahian di kafe karena rebutan wanita, yang lain hanya menatap sinis dan cuek. Mau oun ke dalam dan mengambil tabungannya.
"300.000, cukup apa ini?" hina Lelaki itu.
"Aku akan menggantinya, berapa kau ingin?" ucap Aufan tiba-tiba.
"10 juta," ucapnya
"Ha? 10 juta? Mana bisa aku mengganti itu Tuan, tolonglah Tuan," ucap Maura menghiba.
"Baik__, Aman, keluarkan ceknya,"
Dengan susah payah Aman pun berdiri dan membuka tasnya.
Masalah selesai, Aufan pun menarik tangan Maura.
"Hey, tunggu Tuaaan, mau kau bawa ke mana wanita kami," ucap Lin, pemilik Kafe.
"Aku akan membawanya, karena dia adalah milikku sekarang," ucap Aufan songkak.
"Milikmu? Apa kau sudah izin padaku?" tanyanya sambil menarik tangan Maura.
"Aku sudah membayar lelaki itu," sahut Aufan.
"Tapi kau belum membayarku 'kan?" tanya Lin.
"Mamy? Aku bukan barang yang kau jual belikan 'kan? Aku di sini bekerja," ucap Maura.
"Hey... Aku membeli mu 20 juta pada momy mu sayaaaang," ucapnya.
"Apa?" maura terdiam, sungguh ini tidak bisa di percaya.
Perlahan dia pun terduduk dan meneteskan air mata.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
kasian aman😄
2023-01-23
0
Mommy QieS
Mengsedih Maura😢😢
2022-11-12
0
Mommy QieS
ngakak melihat Aman terpental 😅😅
2022-11-12
0