Maura sudah bekerja di kafe milik Lin sejak malam ini, beberapa orang pelanggan tampak puas dengan layanan Maura yang slalu sigap mengambilkan dan bahkan menuangkan minuman ke gelas yang kosong.
"Rara, kita Chek In yuk!" ajak seorang pemuda yang tidak terlalu tua, dan terlihat sangat Tajir, bajunya yang bermerek, jam tangannya yang Limited edition pun menambah ke gagahan nya malam ini.
"Maaf Tuan, aku hanya menemani minum, dan aku tidak ada niat untuk kerja di luar kafe ini," sahutnya lembut.
Lelaki itu merangkul pinggang Maura dan menariknya ke sisinya, tangannya merayap hingga menyentuh gunungan milik Maura, Maura melerai tangannya, setidaknya menahan, agar tangan itu tidak melecehkannya.
"Mauraaaa, Maura, jangan jual mahal kau, apa kau perlu uang? Berapa pun yang kau inginkan, akan aku kasih, 100, 200, atau bahkan 1 M, asal kau mau menjadi simpanan ku tanpa ikatan, aku akan memberikannya," ucap Lelaki itu lagi.
"Maaf Tuan, waktuku sudah habis, sudah satu jam, aku ada janji dengan pelanggan lain," ucapnya seraya mengambil gelas dan botol kosong, lelaki itu tampak sudah mabuk dan menarik kasar tubuh Maura hingga terduduk di asuhan lelaki itu, tanpa pinggir panjang, lelaki itu merebut bibir Maura, dan melahapnya, sampai Maura pun sesak bernafas.
"Tuan!" bentak Maura.
Lelaki yang mabuk itu lun tersandar di sofanya.
Maura pergi tanpa babibu menuju pelanggan lainnya.
***
"Aman, coba kau cari wanita itu di sini, aku hanya mau wanita itu, dan aku tidak meu bertanya pada mereka, kau saja yang tanyakan!" ucap Aufan pada jongosnya itu.
"Baik Bos,"
Aman pun berjalan mendekati Lira, wanita yang dulu menjual Maura padanya, rupanya Lira tidak tau kedatangan Aufan.
"Lira, di mana gadis yang kemaren? Bos mencarinya," tanya Aman.
"Oh Bos ada di sini?" Lira bertanya balik dan memindai ruangan sekitar, hingga matanya tertuju lada lelaki tampan itu, Lira pun mendekatinya.
"Bos, hey!" Lira duduk di samping Aufan sambil membelai dada bidang itu sangat centil dan menggoda.
"Menjauh dariku! kau tidak ada harganya di mataku, menjual teman demi uang, sekarang aku ingin gadis itu, oh bukan gadis sih, wanita itu mana?" tanyanya.
"Bos, cari yang ada aja napaaa, ayo sama aku aja!" godanya lagi.
"Ish, lobang semut di masuki beramai-ramai, aku mah ogah," ucap Aufan, Aufsn memang penikmat wanita malam, walau tak terlalu sering, namun, dia juga memilih-milih barang yang akan di pakainya, terutama barang yang masih bersigel, walau mahal dia rela merogoh kantongnya lebih dalam, asal di jamin ting-ting.
"Aaah, Bos, Kalo Maura udah lindah dsri sini Bos," ucap Lira.
"Ha? Pindah? Ke maa Dia?" Aufan langsung beranjak dari ke dudukannya dan menatap Lira.
"Nggak tau! Momy nggak mau kasih tau, katanya rahasia." ucap Lira lagi.
"Man Momy sekarang? Aku mau bicara," ucap Aufan memaksa.
"Dia keluar Kota, lama baru nalik," bkhong Lira, karena itu yang di perintahkan Momy padanya.
"Hessssh, sial," kakinya.
Aufan pun tergesa-gesa meninggalkan kafe itu, di ikuti Aman yang juga berjalan mengikuti Aufan, tubuh kurung Aman terlihat berlari tak se imbang ke kiri dan ke kanan, karena terlalu terburu-buru, bahkan, sempat hampir terjerembeb karana terlalu cepat berkalan.
"Kita mau ke mana Bos?" tanya Aman kemudian.
"Kkta akan menyisir semua kafe di Kota ini," icapnya.
"Ha? Tapi terlalu banyak Bos, bagaimana kita bisa mencari wanita itu?" tanya Aman lagi protes.
"Aaah, kau ini 'kan ku gajih? gajihmu itu besar lho! kau ku gajih hanya untuk mengikutiku saja, jangan memprotes! Akan ku potong gajihmu nanti!" ancamnya pada Aman.
"Aduuuh jangan Booos, nanti bagaimana dengan anak dan istriku?" Aman agak takut juga dengan ancaman Bos casanova itu.
"Makanya kau diam saja, jangan banyak protes," ucap Aufan lagi seraya masuk ke ruang kemudi.
"Bos mau nyetir?" tanya Aman heran, saat sang Bos masuk ke ruang kemudi.
"Iya, emang kenapa?" tanya Bosnya.
"Nggak papa, tapi hati-hati Bos, kemaren kita nabrak trotoar, gara-gara Bos nheliayin gadis cantik berdiri di pinggir jalan, Bos 'kan nggak bisa nahan kalau lagi liat yang seger-seger," ucap Aman.
"Aaah kau ini,"
Aufsn menjalankan mobilnya, padahal aman baru membuka pintu dan belum masuk.
"Bos, tunggu!" Aman berteriak sambil mengejar Aufan.
Aufan sengaja meninggalkan Aman, karena telah mengejeknya, Bis dan jongos ini memang sangat cocok, bagai Tom and Jerry, Aufan yang terlihat jahat, dan Aman yang sangat baik.
"Rasain Loe! makanya jangan berani sama Bos!" teriak Aufan. Hingga akhirnya Aman menyerah, dan duduk di tepi jalan.
Tak berapa lama, Aufsn pun memundurkan monilnya dan berhenti tepat di depan Aman.
"Ayo naik!" namun Aman tak bergerak, dia dusuk dan tertunduk bertumpu di kedua lututnya, meredam kepalanya di sela-sela kaki.
"Aman, naik!" bentak Aufan, namun tak bergerak juga.
Aufsn kemudian panik dan terlihat khawatir, dia pun menyentuh Aman lembut.
"Aman, bangun!"
Bruk
Aman terjatuh ke samping spontan.
"Aman! Kau kenapa? Ayo aku bawa ke dokter," ucap Aufan sangat oanik, tubuh Aman oun di angkat dan di bawanya ke dalam mobil.
"Rasain Loe Gua kerjain, ckckckckck," Lirih hati Aman.
Aufan pun bergegak menekan padal gas dan melaju cepat.
Bruk
"Aduh," Saat melewati bongkahan batu yang ada di jalan, Aman pun terbentur dan kaget.
"Aman! Kau sudsh sadar?" tanya Aufan lega.
"I-iya Bos," jawab Aman guhup.
"Ih gagal deh ngerjain Dia," lirih hatinya lagi.
"Syukurlah, sekarang kita teruskn pencarian, mencsri gadis itu," ucap Aman.
"Gadis yang mana lahi Bos?" Aman oura-pura bego.
"Si itu siapa sih Mau__Mau siapa itu namanya?"
"Dasar si Casanova, sudah menidurinya, namanya saja tidak ingat?" Gerutu hati Aman.
"Oooh, Maura? Dia 'kan bukan gadis Bos, kemaren 'kan Bos sudah menidurinya?" ucap Aman lagi.
"Iya, Si Maura, aku pengen cepet ketemu sama wanita itu, aku terus membayangkan malam itu, di mana ah sudah lah, pokoknya, dia Ting ting banget deh, aku ingin menjadikan dia simpananku, hanya mikikku," ucapnya.
"Bagaimana dengan Mama Bos, kalau dia tau?" tanya Aman lagi, karena Mama Aufan sangat judes dan pedes kalau ngomong.
"ih, siapa juga yang mau Mamaku tau! namanya juga wanita simpanan," ucapnya.
Mereka pun sudah sampai di sebuah kafe ternama di kota itu.
"Ayo cari!" titah Aufan menyuruh Aman, sementara Aufan hanya diam duduk manis.
"Masa aku sendirian Bos? Mana percaya orang, kalau aku ini Play Boy, yang ada aku bakal di usir," ucap Aman.
"Makanya badan Loe itu di gedein dikit,"
Aufan pun terpaksa turun dan berjalan menuju Kafe tersebut.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments