seorang gadis memakai Almamter berwarna putih, dan mengalungkan stetoskop di leher jenjangnya. gadis cantik itu Diani "dokter cantik" kini dia bekerja di rumah sakit swasta di Jakarta, Diani sangat menikmati hari hari nya menjadi seorang dokter.
seorang wanita paruh baya di dorong oleh beberapa suster, dan ada seorang gadis kecil berlari mengikuti arah roda yang membawa ibunya masuk ke UGD sampai anak itu tak di perbolehkan masuk , " kamu tunggu disini ya" ucap salah satu suster yang ikut ke dalam ruangan.
"apa kabar? " nama kamu siapa? tanya Diani
anak kecil itu tak menjawab, tatapannya ada pada pintu yang membawa ibu nya masuk ruangan yang dia tidak tau ruangan apa itu, dokter yang menangani sang ibu gadis itu keluar dokter berkata: " ibumu baik baik saja hanya saja belum sadarkan diri karena pengaruh obat yang di berikan" .
"maaf Kaka dokter namaku Sintia kalau Kaka ?" anak itu menghadap Diani .
"panggil aku kaka Diani Kaka tau kamu sedih tapi kamu masih beruntung masih punya mama". Diani berjalan meninggalkan gadis kecil itu , ada air mata yang tak bisa Diani tahan , ibunya sudah lama meninggal namun kerinduan yang tak pernah ia minta untuk hadir selalu membuatnya menangis seperti ini.
hari ini hari Minggu papa Diani mengajak Diani ke suatu tempat, tempat yang tak akan pernah lupa akan kenangan nya .
Diani sampai di sebuah pantai namun bukan di sini , Diani akan berlibur namun Diani akan menyebarang ke pulau kecil di seberang sana.
Diani seperti lukisan wajah yang cantik dan menambahkan kesan alam pada situasi ini langit cerah, air laut tenang dan angin yang sesekali menerpa menjadi sempurna, tak lama Diani di atas perahu lalu mereka sampai di pulau tak berpenghuni ini .
namun di sini ada villa, ya ini villa pulau pribadi peninggalan Erik yang dia hibahkan atas nama Diani, " kamu suka nak?" kata papa Diani. " bagus sekali pa" jawab Diani.
"sebenarnya ini adalah mahar yang akan Erik berikan padamu namun ini tetap kau nikmati meski tak menjadi istrinya."
"meski tak menjadi istrinya bisakah aku mencintai dia selamanya."
Diani menangis ternyata di sebuah kamar di villa ini terukir sebuah tulisan "maukah kau menikah dengan ku" Erik persiapkan ini untuk Diani, dia menangis meraung dan sangat merindukan Erik.
Diani setelah Erik dan mama nya pergi Diani seakan menutup hati untuk lelaki lain, sudah banyak sekali yang menyatakan cinta padanya mulai dari teman SMA, teman kuliah bahkan sesama dokter tempatnya bekerja.
" jangan lagi seperti ini nak' !
kamu pantas bahagia setelah ini " kata papa Diani. setelah mengelilingi pulau ini, dan menikmati setiap fasilitas di dalamnya Diani memutuskan untuk pulang.
ada rasa yang membuat Diani sampai saat ini belum menemukan pengganti Erik, karena setiap Diani ingin berkenalan dengan lelaki lain wajah Erik selalu datang menyapa, Diani selalu bersalah jika ia mau membuka hati untuk orang lain, padahal Erik telah meninggal.
angin sepoi Sepoi mengiringi langkah Diani, hamparan pasir putih dan suara deru ombak semakin mengingatkan Diani pada Erik, dulu Erik pernah bertanya pada Diani saat mereka duduk di atas pasir putih pantai ini, apakah impian terbesar Diani ? Erik bertanya Diani lalu menjawab dan berkata: " kalau nanti pangeran berkuda putih akan melamarnya Diani ingin sekali di beri mahar pulau pribadi di seberang sana ! .
ternyata benar semua impian Diani telah Erik penuhi, namun hanya satu impian yang tak bisa Erik penuhi yaitu impian Diani bersanding dengan Erik di atas pelaminan, serta mengucapkan ikrar akad nikah bersama Diani.
teramat lama Diani di sini memandang lautan lepas ada tetes bulir air mata yang jatuh tanpa ia sadari, rasa rindu yang tak pernah ia minta untuk datang menyapa, kembali menghadirkan sosok yang selalu Diani minta bertemu meski hanya dalam mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments