EPISODE 4

kali ini langit kembali bersedih

seperti rasa sedih yang dimiliki

Diani, sudah seminggu Erik terbaring

tak sadarkan diri.

hanya Diani yang menunggu

Erik di rumah sakit, Diani selalu

berharap jika Erik bisa membuka

matanya, dan bahagia yang Erik

janjikan dapat ia dapatkan.

"mas, bangun ya ?"

"aku janji nggk akan manja lagi"

"mas kan janji bahagiakan aku"

celoteh Diani dia selalu menggenggam tangan Erik setiap harinya.

genggaman yang tak pernah Diani lepas selama menjaga Erik.

suara mesin pendeteksi detak jantung berbunyi dan menggambarkan garis lurus.

ya seperti di film film gitu.

Diani panik dan memanggil suster

tubuh Erik bergetar, Diani di sarankan keluar karena Erik akan segera di bawa ke ruang operasi .

di luar ruangan Diani hanya mampu berdoa

kepada sang maha pemilik kehidupan.

dokter keluar dan untuk ke dua kalinya Diani benci raut wajah itu raut wajah yang sama saat mendengar mama nya meninggal.

dan. ternyata benar dugaan Diani Erik meninggal dan pergi tanpa sebuah kata cinta namun hanya rasa yang Erik dan Diani miliki rasa yang tak terungkap.

"selamat jalan mas, terimah kasih telah menemaniku saat saat terpurukku."

"selamat jalan mas, telah memberi cinta meski rasa itu tak bisa kita raih dengan indahnya bersama." Diani menangis air mata yang ditahan sedari tadi namun tak bisa air mata itu jatuh tanpa di minta.

Diani benar benar hancur ,"Tuhan kenapa? setiap yang ku sayang namun kau lebih menyayanginya. apa aku tak pantas berada di tengah tengah orang baik."

dua orang yang sangat Diani cintai kini telah pergi meninggalkan nya. Diani kini hanya berdua dengan ayahnya tak ada lagi Diani yang manja bahkan takdir nya tak sepihak dengan membuatnya dewasa.

tak terasa setahun berlalu wanita cantik ini sedang jongkok di tengah dua pusaran makam ibu dan Erik dua org yang menoreh indah dalam hidup nya.

seorang lelaki paruh baya di belakang Diani,

" ma kini Diani ke mna mana diantar papa lucu kan ma ?"

"papa nggk seseram dulu lagi kini papa lucu dan bisa jagain aku dengan baik, papa juga sekarang pintar masak, lihat deh ma toga dan ijazah ini aku persembahkan buat mama"

Diani telah menyelesaikan sekolah kedokteran nya, dia berada di makam ibu dan Erik dalam rangka memperlihatkan toga dan ijazahnya pada pusaran makam itu,

" apa kabar mas, aku baik baik saja hidupku setelah mas pergi benar benar berbeda ternyata mas saja yang selalu memanjakan aku bukti nya aku bisa pulang tengah malam sendiri, belanja bulanan sendiri tanpa mas"

" baik baik ya di sana !

sekarang aku jadi dokter,

aku akan menjadi dokter baik hati aku ingat kata kata mas."

ada tangisan yang bisa dia tahan, tangisan bahagia sekaligus sedih, Diani ikhlas melepas mama dan Erik namun air mata itu selalu turun tanpa di minta jika berada di makam mereka.

" ayo nak kita pulang !

" kita rayain hari bahagia kamu makan di restoran Jepang kesukaan mu.

papa Diani memang terbilang dulu adalah orang yang cuek, gila kerja namun setelah sadar melihat sang anak kehilangan semangat hidup papa Diani memutuskan menemani sang anak setiap Diani membutuhkan nya.

"Alhamdulillah ya nak kamu keterima di rumah sakit besar dan terkenal

papa hanya mau bilang jangan menjadi dokter yang nggk punya hati.

" dulu waktu mama dan papa nggak punya uang dan mama sedang mengandung kamu papa bingung harus bagaimana dan untung ada orang baik supir angkot pungut papa dan mama di jalan mengantarkan papa dan mama ke rumah sakit dan membiayai semua persalinan mama"

Diani baru tahu ternya keluarga nya dulu sangat susah, karena itu yang membuat papa Diani gila kerja karena tak ingin anak dan istrinya sudah lagi.

"iya pa' Diani akan membantu siapa saja yang membutuhkan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!