SELAMAT MEMBACAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Arienka Dewi Purbowisono atau yang semua teman memanggilnya Dewi bersyukur menyambut pagi nan cerah. Sehabis salat Subuh dia melihat ada semburat jingga di ufuk Timur yang membuat semua penghuni bumi berharap kehidupan mereka akan cerah hari ini.
Harapan kecil itu juga dimiliki Ririen, demikian keluarganya memanggil anak bungsu dari empat bersaudara ini. Perempuan kecil hitam manis yang saat ini telah mempunyai dua anak laki-laki berumur 3 tahun dan 1 tahun.
Ririen bekerja sebagai branch manager di perusahaan nasional kecil yang bergerak di pengadaan paket pelajaran bahasa Inggris berupa paket kaset dan buku. Ingat ya, ini flash backnya Putra ke dua puluh lima tahun lalu, seperti yang dia katakan di Bab 1. jadi saat ini memang masih zamannya kaset, belum berupa keping VCD.
Hari ini hari penting bagi Ririen, hari ini sidang perceraiannya akan diputuskan. Ririen mempersiapkan sarapan dua jagoannya. Agar nanti dua pengasuh mereka tinggal menyuapinya.
Ririen memang bukan ibu rumah tangga biasa, dia harus kerja di kantor, tapi soal asupan makanan yang dikonsumsi oleh dua anaknya sejak mereka usia 6 bulan dia lah yang membuatnya sendiri agar asupan nutrisi anaknya benar-benar terkontrol.
Ririen tak terlalu bergantung pada bubur instan yang banyak dijual dan mudah didapat. Dia lebih suka membuatnya sendiri.
Ririen mengajukan gugatan cerai pada suaminya, setelah kesabarannya habis, karena suaminya hobby selingkuh. Perselingkuhan pertama dia maafkan, karena Siska Mahendra mama mertuanya menjamin kalau suaminya Ricky Putrawan Mahendra tidak akan berbuat seperti itu lagi
Namun Ririen sudah dua kali memergoki suaminya kembali berselingkuh, sehingga Ririen habis kesabaran.
Ririen menunggu kehadiran kakak-kakaknya untuk menemani berangkat ke pengadilan agama ( PA ), karena ibunya tidak bisa menemani disebabkan kurang sehat, dan ayahnya tidak bisa izin bekerja.
Di parkiran Pengadilan Agama mereka bertemu dengan pengacara yang selama ini membantu proses pengurusan perceraian Ririen. Saat akan memasuki ruang sidang ponsel Ririen berbunyi ada notifikasi sms. Saat itu belum ada whats app, Ririen membaca pesan lebih dulu baru mengangkat telepon dari kantornya.
“Pagi mbak Tuti, ada perlu apa?” sapanya pada sekretarisnya.
“Pagi mbak Dewi, ini ada marketing yang mendesak minta ditemani untuk order di yayasan. Karena membutuhkan jumlah paket yang banyak maka dia minta ditemani mbak Dewi agar bisa deal,” balas mbak Tuti,
Di kantor Ririen memang meminta staffnya memanggilnya dengan sebutan MBAK saja bukan dengan sebutan IBU, karena usia para staff lebih tua darinya.
“Ok Mbak, tolong jawab saja ke dia suruh temui saya besok pukul 10.00, untuk mengatur jadwal dengan yayasan tersebut, tadi marketing itu juga sudah mengirimi saya pesan. Atas nama Faisal ya marketingnya? Atau ada marketing lainnya?” Ririen memperjelas persoalannya agar datanya tidak tumpang tindih .
Hari ini memang dia sudah izin tidak masuk kantor karena harus ke Pengadilan Agama.
“Iya benar Mbak, atas nama Faisal, dengan yayasan Wijaya Kusuma di Pejaten,” Tuti memperjelas data yang tercatat di buku besarnya.
***
Ririen memasuki ruang sidang, di sana dia melihat suaminya ditemani mama mertuanya serta sepupunya, dia menghampiri mertuanya, memberinya salim hormat mencium punggung tangannya, walau mertuanya membuang muka. Tak jadi masalah buat Ririen. Toh habis ini perempuan itu bukan mertuanya lagi.
Tok … tok … tok ….
Dengan tiga kali ketukan palu dari ibu Hakim itu, resmi sudah Ririen mempunyai gelar janda!!! Ada rasa sedih kecewa tapi dia tetap bersyukur lepas dari buaya. Dia sangat sakit hati dikhianati berkali-kali. Disalaminya pengacaranya, hakim serta mantan suami dan mantan mertuanya.
Tersirat kebahagiaan dibibirnya. Ada satu rahasia yang tak diketahui siapa pun saat ini. Ririen sangat bahagia\, rahasianya tak terungkap dan dia berhasil bercerai dengan Ricky. ***
Sehabis maghrib Ririen dan anak-anak serta dua asisten rumah tangganya sudah berada di rumah ibunya di daerah Cempaka Putih Tengah I, Jakarta Pusat. Ririen menyempatkan membuat ayam bakar bumbu kemiri untuk hidangan malam ini, menu favorite kakak-kakaknya.
“Mbak Yah, ayamnya langsung panggang ya, bumbunya dipisah aja enggak perlu di siram ke ayam, karena mas Teguh enggak bisa makan pedas,” perintah Ririen pada asisten ibunya. Dia tak menyuruh kedua asistennya karena mereka bertugas mengawasi Fajri dan Fajar.
“Ibu masih lemas? Udah minum obat?” tanya Ririen menyalami ibunya dan mencium ke dua pipi perempuan cantik yang telah melahirkannya itu.
“Sudah mendingan kok, sudah minum obat juga, tadi aja ibu sudah bisa masak, ibu bikin buntil pare kesukaanmu,” sahut bu Purbowati ibunda Ririen.
“Kok malah masak tho Bu, harusnya ‘kan rehat ndisik,” protes Ririen, ibunya memang tidak bisa diam, dan 4 anak perempuannya semua mengikuti sifatnya itu, tak bisa kalau di suruh bermalas-malasan, walau di antara semua saudaranya, Ririen lah yang paling pemalas, mungkin karena dia bungsu sehingga selalu di bantu oleh ke 3 kakak-kakaknya.
“Ayah di mana Bu?” tanya Ririen mencari ayahnya. Dia anak yang paling dekat dengan ayahnya sejak kecil.
“Ayahmu sedang di belakang, sepertinya pohon anggreknya ada yang jatuh kepancal ( ketabrak ) kucing, jadi potnya pecah dan Ayah langsung repotting,” jawab ibunya.
Sehabis makan malam Ririen membuka percakapan. “Alhamdulillah tadi siang ketok palunya sudah di putuskan Yah, Bu, aku sudah resmi menjadi janda,” katanya pada ayah dan ibunya.
“Kalau soal itu semua pasti udah tahu kan? Karena semua tahu tadi pagi jadwal sidang akhir. Aku mau terima kasih sama Mas Teguh, Mas Bambang dan Mas Lukman yang tadi bersedia menemani aku,” Ririen memberi jeda kalimatnya.
Agak lama dia terdiam dan semua yang hadir disana pun tidak ada yang menyela untuk bicara. Mereka semua tak menyangka nasib buruk menimpa adik bungsu atau anak bungsu mereka, masih berusia 25 tahun sudah menjadi janda.
“Aku mau kasih tahu, saat ini aku hamil, sudah 3 minggu usia kandunganku. Sejak seminggu lalu aku sudah periksa dokter,” Ririen memberitahu kondisinya saat ini.
“Karena itu aku kembali mau minta bantuan mas-mas semua untuk bantu pindahan ke rumah baruku di Cilangkap hari Minggu depan,” tuntas sudah niat Ririen memberitahu keluarganya.
“Koq bisa hamil De?” hampir berbarengan ketiga kakak perempuannya bertanya.
“Hampir satu bulan lalu Ricky datang ke rumah, sudah 3 bulan dia enggak datang. Saat datang, alasannya mau nengok anak-anak karena kangen. Aku ya enggak bisa ngelarang, karena walau kami sudah cerai pun dia tetap ayahnya anak-anak kan? Saat itu aku enggak nemani dia, aku di kamar aja ngerjain data konsumen, dia masuk kamar lalu maksa dengan alasan aku masih wajib ngeladenin dia, dan kalau enggak mau dia akan nyakitin Fajri” cerita Ririen lirih.
========================================================================== Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
YANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BEGITU JUGA CERITANYA. TPI TTP GOBLOK, KNP GK KB... KLO KB GK MNGKIN GK KBOBOLAN..
2024-03-18
1
Sulaiman Efendy
KLO GK SALAH, DLM KONDISI HAMIL GK BOLEH BRCERAI,
DN GOBLOKNYA RIRIEN, SDH TAU SUAMINYA TUKANG SLINGKUH, KNP MAU HAMIL LAGI BENIH SUAMINYA.. KNP GK KB..
2024-03-18
1
titissusilo
aduhhhhh...bsa gtu ya
2022-10-21
2