*Stasiun Pemberhentian Kedua*
Perempuan Bercadar yang tak lain bernama Azizah itu pun terbangun dari tidur nya, perlahan ia duduk dan merapikan pakaiannya yang sedikit lecek.
Azizah pun melihat pemuda bersorban yang ada di hadapan nya setelah penglihatan nya telah jelas karena baru bangun dari tidur.
"Akhy dari tadi duduk aja, nggak tidur?", tanya Azizah memberanikan diri untuk mengobrol.
Farhan pun hanya diam dan melihat orang orang berlalu lalang di stasiun kereta, ia sekali pun tidak melirik ke arah Azizah.
" Hmm,,, apakah kita sudah sampai di pemberhentian terakhir akhy?", tanya Azizah canggung.
"Kita ada di pemberhentian kedua sekarang,,, kurang lebih masih 2 jam perjalanan lagi untuk sampai di pemberhentian terakhir", jawab Farhan tanpa melihat ke arah Azizah.
"I iya akhy,,, ", ucap Azizah mengangguk.
Perlahan Azizah duduk bersila, dan mengeluarkan buku kitab pondok.
" Sebenarnya pemuda bersorban itu siapa ya?. Apa benar dia mau ke Ponpes ku, Pondok Miftahul Huda?", ucap Azizah dalam hati.
Azizah pun membuka buku kitab nya dan mulai membaca halaman yang sudah diberi tanda, tapi pikiran Azizah tidak fokus untuk membaca dan memahami kitab yang ia baca.
Hati dan pikiran Azizah benar benar sangat tidak fokus, ia kini sedang memikirkan pemuda bersorban yang saat ini sedang duduk di hadapan nya.
Sangking kepikiran terus dengan si pemuda bersorban itu, tanpa sadar Azizah mengajak bicara si pemuda bersorban.
Tapi, belum terucap kata kata dari mulut Azizah, si pemuda bersorban itu telah berbicara duluan.
"Apakah di Pondok kamu ikut main khadroh?", tanya Farhan.
" A apa?"ucap gugup Azizah.
Perlahan Farhan pun melihat ke arah perempuan bercadar...
Di lihat oleh pemuda bersorban, Azizah pun langsung menundukkan kepala untuk menjaga pandangan nya.
"I iya akhy,,, saya ikut khadroh di Pondok", jawab gugup Azizah.
" Kamu main bagian apa?", tanya Farhan lagi.
"Saya main darbuka", jawab Azizah masih menunduk.
Setelah obrolan singkat itu, Farhan kembali membuang pandangan nya, dan kembali melihat ke arah luar jendela.
"Ya Allah,,, kenapa aku jadi deg degan gini?. Tadi juga mau keceplosan untuk ngajak bicara pemuda bersorban itu, dan tadi cuma diliatin gitu aja rasanya grogi banget. Astaghfirullah Hal'adzim Ya Allah", ucap Azizah dalam hati.
Beberapa menit kemudian, kereta pun kembali berjalan di atas rel dan pergi meninggalkan stasiun pemberhentian kedua, dan kini kereta akan menuju ke pemberhentian terakhir, yaitu Stasiun Pemuda Jaya.
Karena Azizah tidak fokus untuk mempelajari kitab nya, ia pun memasukkan kitab nya ke dalam tas dan duduk rileks.
Perlahan Azizah melihat ke arah pemuda bersorban yang sedang melihat pemandangan di luar jendela.
Dengan perasaan grogi dan berdebar debar, Azizah memberanikan diri untuk mendekat ke arah jendela. Azizah kini sedang melihat pemandangan di luar jendela bersama pemuda bersorban.
"Udah nggak sabar balik ke Pondok,,, kangen banget sama Ani sahabat ku", ucap Azizah dalam hati.
Azizah melihat jam yang ada di HP nya,,,
" Hmm,, sekarang jam 11. Kata pemuda bersorban itu 2 jam lagi sampai di pemberhentian terakhir, berarti jam 1 udah sampai. Masih ada waktu untuk Shalat Dzuhur", ucap Azizah dalam hati sambil melihat HP nya.
"Perempuan bercadar itu main darbuka,,, seperti aku dulu. Tapi aku ke Pondok bukan untuk kembali main khadroh,,, tujuan ku adalah untuk mencari petunjuk tentang kematian ibu yang sangat misterius dan kenapa ayah tba tiba menghilang tanpa jejak?", ucap Farhan dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
top deh lanjut thor seruuuu
2023-11-22
0
ukhty fulanah
hmm, Afwan ana rasa tidak sepantasnya akhawat bercadar mengobrol dengan pria yang bukan mahramnya kecuali itu pertanyaan penting
2023-11-18
1
ukhty fulanah
bagus Ikhwan ini, dingin dan sangat menjaga pandangan
2023-11-18
1