Selamat membaca, jangan lupa klik tombol suka dan komentar nya ya biar author tambah semangat up nya. mau kasih kembang juga boleh.
Terimakasih
Matursuwun.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*
ARJ Adventure adalah perusahan trip and tour yang Juna buat bersama ke tiga temannya yakni Sukdev, Rama, dan Charles. Mereka berempat berteman sejak di bangku kuliah. Di kampus mereka terkenal dengan 4 sekawan. Latar belakang yang tidak main-main menjadikan mereka begitu populer dikalangan mahasiswa terutama mahasiswi. Banyak para gadis yang berlomba-lomba untuk mengambil hati mereka, namun tidak ada yang berhasil. Mereka terkesan cuek dan santai saat para gadis merayu mereka.
Sukdev Ranjit Singh adalah anak dari pengusaha textil yang mendunia. Raden Rama Joyodiningrat, keturunan darah biru Keraton solo yang juga merupakan pemilik tambang batu bara terbesar di negeri ini. Sedangkan Charles Smith, anak hasil persilangan inggris sunda adalah anak dari pengusaha berlian. Namun sungguh mereka dangat low profile. Mereka tidak terlalu menyukai warisan usaha yang akan menjadi milik mereka nanti. Mereka memilih jalan mandiri dengan mendirikan ARJ Adventure. Karena kesukaan mereka dalam mendaki gunung dan bermain main ke berbagai daerah membuat mereka mantab dan yakin mendirikan ARJ Adv. meskipun begitu mereka telah di ultimatum oleh para orang tua, jika sudah puas bermain mereka harus mau mengelola bisnis keluarga.
Seperti saat ini mereka membuat Open Trip untuk pendakian sebuah gunung di Jawa Barat. Karena jiwa traveler Gendis yang meledak-ledak, ia pun mengajak sahabatnya Ratih untuk ikut. Dan akhirnya kejadian ini pun terjadi. Ia terperosok saat akan BAK. Sungguh sebenarnya ia sangat malu menceritakannya, namun kronologi kejadian harus ia sampaikan agar pihak OT memahami.
Juna yang mendengarkan penjelasan Gendis pun nampak tenang. Dia hanya tersenyum simpul dan berkata bahwa hal seperti ini bisa terjadi, dan lain kali harus lebih hati hati juga jika mau ke mana-mana lebih baik minta ditemani atau melapor pihak penyelenggara. Gendis tersenyum kaku sambil mengangguk.
"Duh Ratih.... malu banget aku" ucap Gendis kepada sahabatnya.
"hahahha... ya udah sih yang penting kamu nggak kenapa napa. oh ya sini cek dulu." Ratih pun membanty membuka sepatu dan jaket Gendis. Benar saja kaki kanan Gendis terlihat biru dan bengkak. Di bagian lengan nampak biru. Ratih pun segera menarik kaos Gendis untuk melihat bahu, dan sama bahu Gendis juga membiru.
"Aduh.... sakit Tih. pelan narik kaosnya."
"eh iya... sory sory, reflek panik. iya pada biru ni lebam gitu tapi ga ada yang lecet." jawab Ratih menjelaskan.
Tak lama Tim medis pun datang untuk membawa Gendis turun ke bawah.
" Mbak.. sepertinya mbak Gendis idak bisa ikut sumit. Mbak Gendis turun saja bersama tim medis biar bisa di bawa ke puskesmas terdekat untuk diobati. Nanti salah satu crew akan menemani." Jelas Juna saat melihat wajah kebingungan Gendis. Gadis itu pun mengangguk mengerti.
"maaf mas, bolehkah saya ikut turun menemani Gendis?" Ratih bertanya sopan.
"Oh tentu, boleh saja. akan lebih nyaman aman bila ada teman yang menemani." jawab Juna sambil tersenyum
Deg, jantung Gendis tiba tiba berdesir melihat senyuman Juna. Ganteng banget, reflek dia pun berucap namun pelan sehingga tidak ada yang mendengarnya.
Ketika Gendis, Ratih, dan team medis tengah berasiap untuk turun ke bawah, di luar terdengar suara riuh para peserta trip yang akan melakukan pendakian ke puncak. Jam menunjukkan tepat pukul 4 dini hari. Jika pembaca bertanya kenapa pendakian ke puncak kok pagi buta gitu, jawabnya karena peserta trip biasanya ingin melihat sunrise. Dan durasi pendakian dari Pos terakhir untuk camp ke puncak biasanya sekitar 2 atau 3 jam tergantung gunung yang didaki.
Sebelum mulai, Juna meminta semua berkumpul dan melakukan doa sebelum memulai pendakian. suasana menjadi hening sebentar lalu ketika doa selesai mereka pun mulai mendaki.
"Sudah siap mbak. mari kita turun." ajak seorang crew yang tidak lain adalah teman Juna.
Gendis yang tadi bengong melihat arah para peserta OT pun sedikit berjingkat kaget.
"Lho, mas Rama to. mas Rama tidak ikut sumit?" Tanya Gendis polos.
"Tidak mbak, saya yang akan menemani mbak Gendis dan mbak Ratih untuk turun ke basecamp. Gendis mengangguk paham.
...****************...
DCC (Dewa Corp Company)
" Jay... apa yang sedang dia lakukan sekarang?", tanya seorang pria muda yang tengah duduk di kursi kebesaran miliknya.Di meja terpampang nama nya Dante Dewantara, Direktur utama. ya Dante adalah sepupu Juna. Sepupu yang amat terobsesi bisa menjadi pewaris DCC. Walaupun saat ini tampuk kekuasaan masih di tangah sang paman yang tidak lain dan tidak bukan adalah ayah Arjuna,namun ia punya keyakinan bahwa semua itu akan menjadi miliknya.
Jay asisten pribadi Dante yang setia kepada tuannya sellau menyebar mata-mata untuk mengawasi tuan pertama keluarga Dewantara.
"Biasa tuan, Tuan Juna tengah bermain bersama teman-temannya." jawab Jay patuh.
"Tuan?... siapa yang kau sebut dengan tuan itu. Tuan mu hanyalah aku. orang bodoh tidka berguna itu tidka pantas kau sebut Tuan." ucap Dante tajam.
"Maaf tuan. Baik." jawab Jay cepat. Ia pun membungkuk hormat dan undur diri. Di luar ruangan Dante Jay sempat berhenti sebentar menatap iba ke arah ruangan tuannya. Entah apa yang tengah Jay pikirkan saat ini, tak lama pun ia berlalu menuju ruangannya.
Bagus kakak sepupuku sayang, orang tidak berguna sepertimu memang lebih baik seperti itu. Ber main-mainlah terus dengan teman-teman bodoh mu, dan pada akhirnya semua ini akan jadi milikku, Dante bermonolog sambil mengeratkan kepalan tangannya.
"Huh....." Dante membuang nafasnya dengan kasar. Sekita kepala nya berdenyut saat melihat ponselnya menyala.
Dady calling, ya itulah yang nampak di layar ponselnya. Bukannya menjawab, ia memilih mengabaikan bahkan mematikan ponsel miliknya dan melemparnya ke sofa.
"Argh..... kenapa aku harus punya ayah brengsek seperti dia yang kerjaannya hanya judi dan main perempuan!!!" teriakan Dante di ruangannya yang besar begitu menggelegar, nampak ia sangat marah. Bagaimana tidak, jika ayahnya menelpon pasti hanya akan minta uang. Ayah Dante yang bernama Dorman adalah anak ke dua Dewantara. Kelakuannya yang minus membuat sang kakek sangat tidak menyukainya hingga posisi CEO pun diberikan kepada Dharma. Itulah yang membuat Dante menjadi terobsesi. Dia begitu gigih belajar dan berusaha keras untuk membuat sang kakek mengakui kemampuannya hingga iya bisa berdiri di posisi nya saat ini. Dan dengan enaknya sang ayah sellau meminta uang padanya, sungguh itu membuat Dante sangat muak.
TBC
Jangan lupa klik tombol Suka dan komentarnya ya. Ikutin terus kisan Juna dan Gendis.
Terimakasih
Matusuwun
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Yus Nita
ada unsur keserakahan di klrga ny Kang Juna. apa orang kaya selalu begitu y, ..
sibuk merebut kn harta warisan
2025-02-25
0
Yus Nita
ada unsur keserakahan di klrga ny Kang Juna. apa orang kaya selalu begitu y, ..
sibuk merebut kn harta warisan
2025-02-25
0
Nur Bahagia
duh sewotan 🤦♀️
2024-10-02
0