CTMGT 03

Sebelum baca tolong klik tombol suka dan jangan lupa tinggalkan komentar ya, agar author semangat nulisnya.

Terimakasih.

Matursuwun.

*

*

*

Hari bergulir dengan cepat, akhirnya liburan semester pun usai. Gadis cantik yang sedari tadi pagi sudah rapi siap untuk kembali mengajar. Ya, Gendis adalah seorang guru kelas 8 atau kelas 2 SMP di sekolah swasta terbaik di negeri ini. DIS merupakan sekolah swasta yang sangat dicari oleh para orang kaya. Selain memang dari segi kualitas sangat baik, mereka beranggapan bila bisa menyekolahkan anaknya di DIS merupakan sebuah kebanggan tersendiri. Namun DIS bukan lah sembarangan menerima murid, walaupun kamu kaya tapi jika tes masuk tidak lolos jangan harap bisa menyogok dengan uang karena tidak akan berhasil. Kecuali ingin di blacklist selamanya oleh DIS. Dewantara Internasional School juga memiliki citra yang baik, setiap tahun DIS akan memberikan 10% kuota siswa baru untuk anak-anak yang kurang mampu bahkan memberikan beasiswa full.

"Hah...." Gendis membuang nafasnya kasar. Di satu sisi ia begitu bersemangat karena akan bertemu dengan para muridnya namun di sisi lain ia begitu malas bertemu dengan teman SMA itu.

"Kenapa kak, apa badannya masih sakit. kok kayaknya lemes gitu. Apa mau ayah mintakan ijin barang sehari dua hari untuk istirahat." tawar Budi saat melihat putri sulungnya nampak lesu.

"Eh.... tidak usah yah. Gendis sudah sehat kok tenang saja. Biasa hawa hawa liburan masih nempel, mangkanya jadi agak males mau mulai aktivitas lagi." jawab Gendis cepat.

"Ya sudah kalau begitu. Cepat sarapannya di habiskan. lalu berangkat. Ayah juga musti cepat, katanya mau ada pengawas sekolah datang." ucap Asri sang istri pada suaminya.

Merekapun melanjutkan sarapan. Budi adalah seorang guru PNS di SD Negeri di kota mereka. dan Asri hanya ibu rumah tangga biasa. Gendis masih memiliki adik laki-laki yang bernama Bagus. saat ini Bagus tengah kuliah di jurusan Informatika semester 5. Mereka adalah keluarga sederhana. Gendis menjadi seorang guru karena selalu kagum melihat sang ayah.

"Dek bareng ya." ucap Gendis sambil menepuk punggung Bagus. Bagus pun mengiyakan sembari bertanya kepada sang kakak.

"Kakak males kan ketemu si malin lin itu?"

"Bukan malin tapi Maylin."

"iya itu Maylin."

Bagus tahu betul kalau sang kakak selalu menjadi bahan sasaran Maylin. Maylin Jelita adalan teman SMA Gendis , namun mereka tidak pernah akur dan sekarang ia bertemu lagi dengan Maylin di DIS. Ya, Maylin merupakan Kepala HRD di DIS.

Dari masa SMA Maylin sangat tidak menyukai Gendis bahkan sampai saat ini. Pertanyaan yang muncul, kenapa Gendis bisa jadi guru di DIS kan Kepala HRD nya Maylin seharusnya bisa saja Maylin langsung mencoret dari daftar kandidat guru?, makan jawabannya adalah penerimaan guru tidak hanya berasal dari keputusan HRD semata melainkan keputusan kepala bidang pendidikan di DIS, Kepala Sekolah, dan Dewan komite Sekolah.

Perjalanan dari rumah ke DIS hanya membutuhkan waktu 30 menit. Bagus menepikan motornya, mengambil helm dari kepala kakaknya dan mengucapkan kalimat petuahnya kepada sang kakak bahwa kakak nya itu harus berani membalas paling tidak membela diri dari si Maylin itu apalagi jika kelakuannya sudah keterlaluan.

Ingatan Gendis melayang ke beberapa waktu lalu saat sebelum liburan semester. Lab bahasa tiba tiba tidak bisa digunakan. Beberapa earphone mati dan mic juga mati. saat itu memang terakhir kali yang menggunakan adalah Gendis. Ia diminta menggantikan guru kelas 9 karena sedang ada keperluan sedangkan kelas 9 tengah berlatih untuk ujian nasional nanti. Maylin sangat kukuh menyalahkan Gendis, namun Gendis dengan tenang menjawab kalau ia sudah sesuai dengan prosedur menggunakan Lab Bahasa hingga akhirnya tim teknisi datang dan mengatakan bahwa ada konsleting di sebuah kabel sehingga mengakibatkan matinya earphone dan mic.

Mendengar petuah sang adik ia pun tersenyum lebar, menganggukkan kepalanya dan melenggang masuk ke gedung sekolah DIS. sudah 2 tahun ini Gendis menjadi guru di DIS, senang?pasti. bahkan banyak sekali para lulusan S.Pd yang mengincar DIS. Huh.... jika si Maylin tidak ada di sini mungkin aku lebih bisa menikmati peranku menjadi guru di sini, kali ini apalagi Maylin, batin Gendis.

...****************...

"Selamat pagi bapak ibu." Gendis tersenyum sambil mengucapkan salam saat memasuki ruang guru. Mereka pun tersenyum juga dan menjawab salam Gendis kompak.

"Selamat pagi juga Bu."

Gendis menuju ke meja nya. dengan cepat ia menyiapkan bahan ajar yang akan ia sampaikan di kelas nanti. Gendis adalah guru Bahasa Indonesia. Aktifitas mengajar di kelas sungguh merupakan hal yang paling menyenangkan saat ia ada di DIS.

Ting Tong.....

Bel sekolah berbunyi, Gendis berjalan menuju kelas 8.1. ia begitu semangat, senyum selalu menghiasi bibirnya. walaupun jika di luar dia adalah gadis yang tomboy namun saat menjadi guru ia sangat berwibawa dan manis, inilah sisi lain dari Gendis. Ia akan nampak berbeda ketika menjalani profesinya dengan kehidupan pribadinya.

" Selamat pagi anak-anak." sapa Gendis saat memasuki ruang kelas dan di sambut ucapan salam yang kompak dari seisi kelas.

"Selamat Pagi Bu!!!"

"Kangen Bu Gendis, 2 minggu tidak bertemu." ucap salah seorang murid. Gendis tersenyum lebar

" Apakah kalian siap untuk belajar hari ini!"

"Siap Bu....!!!"

Kegiatan belajar mengajar pun berlangsung menyenangkan. Gendis menggunakan metode santai tapi serius sehingga para murid tidak terlalu tegang dan bosan. Ia pun membuat permainan permainan kecil yang berguna untuk merangsang otak para muridnya. Pembelajaran kali ini adalah tentang puisi, apa saja unsur intrisik dan ekstrinsik puisi, apa saja jenis puisi, dan bagaimana cara membaca puisi. murid muridnya sangat menikmati, sampai-sampai tak terasa bel tanda istirahat pun berbunyi. Gendis menyudahi pembelajaran kali ini.

"Baiklah, sampai di sini pelajaran hari ini. ingat ya tugas paling lambat sampai di email ibu paling lambat pukul 7 malam. oke.?"

"Baik bu..." jawab para murid serempak.

Anak-anak itu sekarang berlarian keluar kelas. Gendis melangkah keluar sambil membawa buku latihan murid-muridnya. Di depan kelas dia merasa ada yang menabrak tubuhnya, Gendis pun terhuyung dan brak.... ia terjatuh dan beberapa buku berserakan di lantai.

"Ups... maaf ya bu Gendis. Saya tidak lihat kalau di depan saya ada bu guru." ucap seorang wanita cantik dengan rambut sebahu dan menggunakan rok span selutut warna hitam dengan blazer senada. Tatapan matanya sangat tajam seolah ingin menusuk jantung Gendis. Namun Gendis tidak gentar. Ia berusaha berdiri sambil mengibas-ibaskan baju dan roknya dengan telapak tangan untuk membersihkannya. Gendis tersenyum dan membalas tatapan Maylin sambil menjawab, "Tidak apa-apa Bu Maylin. Mungkin ibu sedang mules atau kebelet jadi orang segede saya sampai-sampai tidak terlihat ada di depan ibu."

Maylin yang mendengar jawaban Gendis dan melihat senyuman Gendis pun geram, ia tak menyangka kalau Gendis bisa setenang itu. Dia berharap Gendis akan marah saat ia menabraknya. "huh.... awas kamu. akan aku buat kamu keluar dari sekolah ini." ucap Maylin dengan berbisik namun begitu tajam. Maylin pun berlalu sambil menghentakkan kakinya tanda ia sangat kesal.

"Huft..., apa salahku ke kamu May, kamu begitu membenciku." Gumam Gendis pelan. Tanpa sadar ada salah satu muridnya membantu mengumpulkan buku-buku yang terjatuh di lantai.

"Adis bantu ya Bu." Gendis mengangguk dan mengucapkan terimakasih.

"Bu, kok bu maylin begitu saja. kan tadi Bu Maylin yang salah udah nabrak ibu. tidak minta maaf tidak bantu pula." tanya Adis kepada Gendia, pasalnya ia tadi melihat kalau maylin lah yang menabrak Gendis. Tak ingin citra Maylin di depan muridnya jelek Gendis pun menjawab dengan candaan, "Mungkin Bu Maylin lagi mules atau bisa jadi kebelet, jadi buru buru." Adispun tertawa mendengar jawaban Gendis.

mereka pun berjalan beriringan menuju ruang guru.

Di ruangannya Gendis masih nampak kesal, ia pun segera mengambil ponselnya untuk menelpon sesorang, "Halo, Kak juna. nanti makan bareng yuk."

TBC

Nah... apa hubungan Maylin ini dengan Juna ya..

Jangan lupa like dan komentarnya ya.

Ikutin terus kisah Juna dan Gendis.

Terimakasih

Matursuwun

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

𝗹𝗮 𝗸𝗲𝗻𝗮𝗽𝗮 𝗮𝗱𝗶𝘀 𝗯𝗶𝗹𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗮𝘆𝗹𝗶𝗻 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝗺𝗮𝗮𝗳? 𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗯𝗲𝗹𝘂𝗺𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗶 𝗺𝗮𝘆𝗹𝗶𝗻 𝗶𝘁𝘂 𝗯𝗶𝗹𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗮𝗮𝗳 𝘆𝗮 𝗴𝗲𝗻𝗱𝗵𝗶𝘀?

2024-09-05

0

pengayom

pengayom

apa yaaa

2024-03-24

0

Fera Nono

Fera Nono

maylin merasa gendis adalah saingan

2024-03-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!