04

Cherry kembali di gendong oleh pria itu masuk ke dalam Vila. Dia membawa Cherry masuk ke dalam sebuah kamar yang besar.

"Bersihkan diri mu, aku tidak suka dengan bau pria lain di rumah ku" Ucap pria itu.

"Iya" Jawab Cherry. Cherry perlahan berjalan ke arah kamar mandi. Dengan jas yang ia pakai membuat tubuh Cherry terlihat lebih menggoda. Pria itu menyalakan rokoknya untuk menahan dirinya.

Tak lama Cherry keluar dari kamar mandi. Dia kini hanya memakai handuk kimono yang ada di dalam kamar mandi.

"Kemari" Ucap pria itu menyuruh Cherry menghampirinya di sofa.

Saat Cherry baru saja duduk pria itu melemparkan sebuah map ke depan Cherry.

"Apa ini?" Tanya Cherry bingung.

"Kontrak, buka dan baca" Ucap pria itu.

Cherry mulai membuka map tersebut. Dia terbelalak ketika membaca surat perjanjian yang tertera di map tersebut.

"Apa ini maksudnya?" Tanya Cherry marah.

"Apa kamu bodoh, atau kamu tidak bisa membaca? Bukankah sudah jelas semua di situ" Ucap pria itu.

"Maaf tuan Dewa, tapi saya tidak akan melakukan hal itu" Ucap Cherry marah.

Cherry tau pria yang berada di depannya bernama Dewa dari surat perjanjian yang ia baca tadi.

Cherry sangat marah karena bantuan yang di berikan Dewa padanya tidak lah percuma. Cherry harus mau menemaninya selama 2 tahun ke depan untuk membalas pertolongan yang ia berikan pada Cherry.

"Terserah jika kamu tidak mau mendatangani surat perjanjian itu. Aku bisa membuat teman baik kamu itu kembali ke club tadi. Bahkan aku bisa membuatnya lebih hancur" Ancam Dewa.

"Kenapa kamu melakukan ini? Apa salah saya?" Tanya Cherry marah.

"Pertama karena saya suka dengan keberanian kamu. Saya tertarik dengan kegigihan kamu menbela teman kamu itu. Apa lagi saat kamu melawan para baj****n itu, kamu bahkan tidak berkedip sama sekali ketika melakukannya" Ucap Dewa.

"Kedua, karena aku butuh wanita yang mampu mengimbangiku untuk berada di sisiku" Ucap Dewa.

"Kamu tenang saja, semua hal yang kamu lakukan tidak akan gratis. Semua kebutuhan kamu, aku yang akan mencukupinya" Imbuhnya.

"Aku tidak butuh uang mu" Ucap Cherry marah.

"Terserah. Tapi ingat satu hal, teman kamu masih berada di genggamanku" Ancam Dewa.

"Baj***n kamu, kamu tidak lebih dari mereka semua" Ucap Cherry.

"Ini lah dunia yang kejam sayang, kamu sudah masuk ke dalamnya dan kamu harus bertahan dengan cara apapun" Ucap Dewa.

"Aku sudah siapkan baju ganti untum mu, kamu bisa pikirkan keputusan apa yang kamu ambil. Besuk pagi aku akan kembali dan aku harap kamu sudah mendapatkan jawabannya" Ucap Dewa bangkit dari duduknya. Dia berjalan keluar dari kamar.

"Oh dan satu lagi, jangan harap kamu bisa kabur. Karena tidak semudah itu kamu bisa pergi dari sini" Imbuh Dewa.

"Arght" Teriak Cherry frustasi.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kakak aku takut kak" Ucap Cherry memeluk lututnya.

Ke esokan harinya.

Cherry semalaman tidur di sofa dengan handuk kimono yang masih melakat pada tubuhnya. Dia mulai membuka mata ketika sinar matahari menerpa wajahnya.

"Kenapa tidak ganti baju? Apa kamu ingin menggodaku?" Ucap Dewa yang sudah duduk di atas ranjang.

Cherry merapikan handuk kimononya. Dia berjalan kearah kamar mandi dengan membawa baju ganti yang ada di pinggiran ranjang.

Saat Cherry ingin mengganti pakaiannya, dia mengumpat ketika melihat baju yang sudah di siapkan oekh Dewa.

"Dasar pria baj***n cab***l hidung belang" Ucap Cherry mengumpat karena pakaian yang ia kenakan hanya tengtop dan celan pendek saja.

Cherry keluar dari kamar mandi. Dewa menelan salivanya ketika melihat bentuk tubuh Cherry yang begitu menggodanya.

Cherry duduk kembali ke sofa. Dia kembali membuka surat perjanjian yang semalam di berikan Dewa padanya.

"Aku akan tanda tangani surat ini, tapi aku garap untuk mengurangi jangka waktunya" Pinta Cherry.

"Bicaralah" Ucap Dewa.

"Kurun waktunya aku ingin 1 tahun" Ucap Cherry.

"1 tahun 6 bulan atau tidak sama sekali" Ucap Dewa yang tidak mau kalah.

Cherry menatap tajam ke arah Dewa. Dia menandatangani surat tersebut dengan tatapan tajamnya ke arah Dewa.

"Aku sudah menandatanganinya" Ucap Cherry melempar surat tersebut ke arah ranjang Dewa. Dewa membuka surat perjanjian itu dan tersenyum ketika melihatnya.

"Nih, sejak semalam ponsel mu terus berdering" Ucap Dewa melempar ponsel Cherry.

"Siapa nama kamu?" Tanya Dewa.

"Cherry Felicia" Jawab Cherry membuka ponselnya.

"Nama yang manis" Guman Dewa tersenyum.

Dia melihat panggilan yang lebih dari 20 kali dari kakaknya, Randi. Cherry segera menghubungi balik ponsel kakaknya itu.

"Halo kak, ada apa?" Tanya Cherry.

"Kamu dari mana saja? Semalaman kakak tidak bisa menghubungi kamu" Ucap Randi.

"Maaf kak, aku ketiduran di rumah Nada. Bagaimana keadaan kakak?" Tanya Cherry mengalihkan pembicaraan.

"Kakak baik baik saja, kamu di mana sekarang? Kok bisa telfon kakak. Apa kamu tidak sekolah?" Tanya Randi.

"Aku..... aku sekolah kok kak. Ini sedang di kamar mandi mau ganti baju olah raga" Jawab Cherry berbohong.

"Oh ya sudah, selamat belajar adik ku" Ucap Randi lembut.

"Iya kak" Jawab Cherry. Cherry segera mematikan telfonnya. Dia berjongkok di depan jendela karena ini pertama kalinya dia membohongi kakaknya.

Dewa menghampiri Cherry lalu memeluk Cherry dari belakang.

"Oh, jadi gadis kecil ku ini pandai sekali membohongi kakaknya" Ucap Dewa pada telinga Cherry. Cherry yang kegelian menggerak gerakkan kepalanya karena telinga adalah tempat sensitif baginya.

Dewa tersenyum karena kini mengetahui di mana tempat sensitif Cherry. Dia menciumi telinga Cherry hingga bagian leher Cherry.

"Hentikan" Ucap Cherry bangkit hingga membuat Dewa terjungkal ke belakang.

"Kamu gila ya" Ucap Dewa marah.

"Kamu yang gila, memang enak mempermainkan orang" Ucap Cherry marah.

"Hei kelinci nakal, apa kamu tidak takut dengan ku? Kemarin saja badan kamu gemetaran ketika dengan pemilik club. Tapi kenapa denganku kamu sangat berani" Ucap Dewa heran.

"Karena dia sengaja ingin melukai ku, tapi kamu tidak. Kamu menyelamatkan ku" Jawab Cherry tertunduk.

Dewa tersenyum mendengar ucapan Cherry, dia berdiri lali menarik tangan Cherry.

"Mau ke mana?" Tanya Cherry takut.

"Makan, memangnya kamu tidak lapar" Ucap Dewa.

Cherry mengikuti Dewa yang terus menariknya. Dewa membawa Cherry ke ruang makan. Di meja makan sudah teetata banyak sekali makanan mewah dan terlihat sangat lezat.

"Duduk dan makan yang tenang" Ucap Dewa.

"Iya" Jawab Cherry. Cherry duduk di depan Dewa. Dia mulai mengambil makanan yang cukup sulit untuk dia jangkau. Di saat bersamaan Dewa melihat belahan dada Cherry ketika Cherry sedang mengambil makanan.

# Selamat membaca ya kak

# Terima kasih banyak

😊😊😊🙏🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!