Gema suara bass dari musik DJ memekakkan telinga. Di dalam sana, diantara puluhan bahkan ratusan pendosa yang lupa dunia karena gemerlap dunia malam ini, Ayara menenggak habis minumannya yang terakhir.
Kedua sahabatnya, Sofia dan Elena tidak jauh berbeda dengan gadis itu. Malam ini mereka open table dan sudah menghabiskan sekitar lima botol wiski, dan satu sampanye bersama.
"Untuk Aya, biar cepat move on dari si bajingan!" Racau Elena kembali menaikkan gelasnya yang tinggal tersisa sedikit sampanye.
"Untuk Aya!" Sambung Sofia tak kalah heboh.
Mereka bertiga sudah mabuk berat. Tetapi Ayara bahkan tidak segan untuk mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Ketika seorang bartender datang, dengan santai Ayara berkata: "Satu lagi sampanye, please."
Bartender itu mengangguk patuh. Meninggalkan ketiga gadis yang baru beranjak dewasa itu. "Aku mau mencoba seperti Reina," celetuk Araya asal.
Elena memiringkan kepalanya, matanya yang sudah tidak bisa melihat dengan jelas menggeleng-geleng. "Yah, kita harus mencobanya!" Sahutnya semangat.
"Doni berselingkuh karena Reina jadi menggodanya. Aku ingin jadi seperti dia juga." Racau Ayara membuat Sofia terkekeh mendengarnya.
"Oh come on, girl. Kalian benar-benar lemah, dengan alkohol." Sofia mengobrak-abrik isi tas Ayara. Dengan sisa kesadaran yang ia punya. Ia berniat membayar minuman mereka, tentu saja dengan uang milik Ayara.
Dilihat dari keadaan kedua temannya itu, tinggal dirinya yang bisa diharapkan untuk membawa mereka keluar dari sini. "Please," pinta Sofia dengan tangan terangkat tinggi.
"Aku akan membayar ini. Berapa?" Tanyanya pada bartender.
"Total bill 65 juta." Tanpa banyak bicara. Sofia menyerahkan credit card milik Ayara. Bartender itu membawanya untuk melakukan pembayaran.
Setelah menerima kembali kartunya. Sofia menatap wajah kedua sahabatnya dengan bingung. "Ayo kita pulang, girl's. Jadi, siapa yang ingin diantar ke mobil terlebih dahulu?" Tanya Sofia sembari mengalungkan ketiga tas kecil milik mereka di leher.
Ayara menunjuk Elena. "Aku masih bisa sadar. bawa aja ni anak dulu, nanti dia benar-benar di bungkus om-om," ujarnya sembari memijit pelipisnya pelan.
"Oke, Kamu tunggu disini! Jangan kemana-mana." Tegas Sofia memperingatkan Ayara.
"Yah, sana-sana. Aku mau mencoba menggoda pria, jadi kamu tidak perlu repot-repot jemput lagi." Selorohnya membuat Sofia berdecak.
"Nanti aku bawa kerumah. Abang ku pasti mau nampung kamu buat jadi istrinya dia sekalian. Jadi, jangan aneh-aneh!"
"Ho'o sana-sana, hush... hush..."
Ia mengibaskan tangannya mengusir. Setelah, Sofia menghilang dari meja mereka. Ayara berdiri dari tempat duduknya. Berjalan-jalan dengan sempoyongan.
Entah apa yang ada di dalam pikirannya. Ia hanya memperhatikan orang-orang yang datang satu persatu. Kemudian, ketika matanya tertuju pada seseorang yang bersinar. Ayara mendekatinya.
"Kamu butuh teman tidur?" Tanya Ayara spontan.
___________
Ace memasuki salah satu bar terkenal di Jakarta. Melirik kesana-kemari, dan akhirnya ia menemukan apa yang ia cari.
"Yo, Ace Monata!" Ia beradu TOS dengan seorang pria. Dia adalah satu-satunya sahabat yang Ace punya di Indonesia. Namanya Batara, atau biasa dipanggil Tara. Pria itu memiliki bisnis club' malam yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Gimana-gimana, wanita kemarin, oke, kan?" Tanya Tara dengan kerlingan menggoda.
"Membosankan. Dia sama saja dengan yang sebelum-sebelumnya," jawab Ace jujur.
Tara tergelak. Ia tidak tahu lagi bagaimana memuaskan sahabatnya ini. Sudah puluhan wanita yang ia pilihkan namun tak satupun yang menarik perhatian pria ini.
Bahkan, ada beberapa wanita yang hanya ia tatap dengan datar. Kemudian disuruh pergi karena tidak tertarik.
"Ayolah, Ace. Jangan terlalu memilih. Pria dewasa seperti kita akan sulit mencari sesuatu yang segar. Jadi, nikmati saja yang sudah terhidang," kelakar Tara yang hanya ditanggapi dengan bahu terangkat tidak peduli oleh Ace.
"Aku punya teman. Katanya mau kenalan sama Kamu. Kalo mau, aku bakal atur waktu--"
"Kamu butuh teman tidur?" tiba-tiba suara seseorang memotong ucapannya begitu saja. Terlebih lagi, Tara terbelalak mendengar ucapan spontan dari seorang gadis yang selama satu tahun ini menjadi pelanggan tetapnya.
Ya, Tara mengenali Ayara. Karena ketika party sweet seventeen gadis itu memboking seisi club ini. Dan membiarkan teman-teman, bahkan pengunjung lainnya untuk ber-party sesuka mereka.
Dan semenjak saat itu. Gadis ini menjadi pelanggan tetap di club' ini. Dan biasanya, ia juga diperhatikan secara khusus. Berjaga-jaga agar gadis ini tidak dibawa pergi pria sembarang pria ketika mabuk berat.
Tapi, apa ini? Kenapa dia sendiri yang menawarkan diri.
"Jangan-jangan!" Tolak Tara cepat. "Dia pelanggan VIP, kayaknya dia lagi mabuk berat. Dia putri Tuan Ayasa Pratama. Bahaya kalo sampai dia dibawa laki-laki," jelas Tara sembari mendekati Ayara untuk diantarkan ke kamar privat di lantai dua.
"Lepas! Aku mau dia. Dia tampan," racau Ayara sembari mengelus pipi Ace sensual. "Ckk... Ternyata ada juga yang lebih tampan dari Doni-ku." Gerutunya kesal.
Ayara mendudukkan bokongnya di kursi bar. "Beri aku wiski satu gelas lagi!"
"Kamu benar tidak membutuhkan seorang teman tidur?" Ace menarik tangan ramping gadis itu. Mengecup telapak tangannya pelan, kemudian berbisik. "Aku tidak membutuhkan, wanita amatir."
"Oke, baiklah."
Tara menghembuskan napas lega mendengar penolakan dari Ace. Karena jika pria itu menerima keinginan Ayara. Maka ia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa.
Bukan karena mereka berteman akrab. Tetapi karena kekuasaan pria itu tidak bisa dianggap enteng sama sekali. Bahkan oleh keluarga Pramana sekalipun.
Setelah menghabiskan isi gelasnya. Ayara kembali berdiri, tetapi tangannya malah ditahan oleh Ace. "Kemana?"
"Mencari pria yang mencari teman tidur." Jawabnya santai, "Reina bisa. Kenapa aku tidak bisa!" sambungnya.
Mendengar celotehan gadis kecil itu, Ace bisa menebak jika dia tengah mengalami patah hati. Mengingat pertemuan mereka yang tidak menyenangkan kemarin siang, sepertinya dia habis ditinggalkan pacarnya, atau mungkin diselingkuhi. Entahlah, Ace tidak peduli.
Lagipula tidak ada salahnya mencoba. Melihat bibir ranumnya yang berwarna merah muda, matanya yang sayu, serta hidung mancungnya yang menggoda, membuat gelora Ace bersemangat.
"Kalo memang ingin. Ayo habiskan malam denganku. Tapi, jangan pernah menangis apalagi menyesal besok pagi."
"Ace!" Cegah Tara tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Dia yang melemparkan dirinya sendiri. Aku hanya memenuhi. Bukan aku pun, dia akan bersama pria lain." Tara terdiam. Ia benar-benar habis kali ini. Apa yang akan terjadi pada bisnisnya setelah ini. "Satu kamar VIP untuk kami, Tar. Tenang, aku yang akan bertanggungjawab terhadap bisnismu."
Menghembuskan nafas lega sekali lagi. Tara menyuruh seseorang untuk mengantarkan mereka berdua ke kamar VIP. "Mereka seperti ayah dan anak." bisik Tara pada dirinya sendiri.
___________
Di dalam kamar yang remang. Ace membimbing Ayara untuk duduk di tempat tidur. Namun, tiba-tiba gadis itu menyerangnya dengan ciuman.
Sesaat Ace mematung, namun, ketika ia merasakan sesuatu yang manis memasuki kerongkongannya. Ia memperdalam ciuman mereka.
Untuk pertama kalinya Ace membalas ciuman wanita setelah 8 tahun berlalu. Dan untuk pertama kalinya, sebuah ciuman bisa membangkitkan gairahnya hingga membuat ia sesak.
Sekarang Ace sudah tak bisa mundur. Keinginannya untuk menyetubuhi wanita ini begitu memuncak.
Suara erangan, rintihan, dan ******* nikmat terdengar bersahutan. Ace yang tidak pernah bersuara ketika menuntaskan hasratnya, mengerang.
Ini nikmat.
Untuk pertama kalinya ia merasakan kenikmatan yang membuatnya melayang hingga ke awang-awang.
Gadis yang hebat, pikir Ace.
Hingga tengah malam berlalu. Ace masih belum puas menikmati tubuh gadis yang berada dibawah kungkungan nya ini.
"Arghhh..." Itu adalah pelepasan terakhir Ace. Ia melirik kebawah. Tersenyum tipis, kemudian mengecup mata yang perlahan tertutup karena kelelahan. "Kehormatan bagimu untuk menerima benihku," bisiknya sebelum ikut memejamkan mata disisi kanan Ayara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments