Pagi dengan cahaya mentari hangat menyinari wajah manis sang penjahat. Lina membuka matanya perlahan sambil berusaha duduk di tempat tidur. Diregangkannya tubuhnya yang terasa kaku sambil menguap. Ia beranjak dari tempat tidur berjalan menuju jendela. Di bukanya lebar-lebar pintu jendela, membiarkan seluruh udara pagi mengisi setiap sudut ruang kamarnya. Lina hirup dalam-dalam udara yang segar itu, ditahan nya sebentar di paru-paru lalu dihembuskannya perlahan.
Veliana tinggal di sebuah kontrakan tua dipingiran kota. Ia terpaksa mengontrak disana karna cuman tempat itu yang paling murah biayanya. Tidak ada orang lain yang mengontra disana kecuali Veliana karna konon katanya kontrakan itu berhantu. Tapi selama Veliana tinggal disana tidak perna ia bertemu hantu. Jika yang mereka dengar adalah teriakan tengah malam itu mungkin Veliana yang sedang bermain dengan nyawa seseorang. Ia sangat menyukai tempat ini, suasana yang tenang memang cocok untuknya, biaya yang murah dan juga cukup dekat dengan kampusnya. Cuman butuh waktu 30 menit bersepeda dan ditambah 5 menit lagi untuk sampai di tempat ia berkerja.
Veliana merupakan gadis yatim piatu. Ia tidak tahu siapa orang tuanya. Ia dibesarkan oleh seorang wanita tua yang menyelamatkannya dalam sebuah gubuk. Hanya liontin kunci bernama kan dirinya saja yang menjadi peninggalan orang tuanya. Semasa kecilnya ia tumbuh dan dibesarkan dalam lingkungan pedesaan. Wanita yang merawatnya itu atau ia biasa memanggilnya dengan sebutan Ramona yang artinya penyelamat, berkerja menjadi petani untuk menghidupi kebutuhan mereka. Setelah tamat SMA ia pindah ke kota untuk melanjutkan pendidikan. Ia berkerja paru waktu disebuah kafe untuk menambah kebutuhan hidupnya. Terkadang jika ada lebih, uang hasil kerja kerasnya akan dikirim ke Ramona di desa.
5 menit sudah cukup baginya menikmati suasana pagi. Ia bergegas pergi ke kamar mandi dan siap-siap berangkat ke kampus. Lina mengambil program study bagian kedokteran. Selesai sarapan ia berangkat menggunakan sepeda kesayangannya. Dikayuhkannya pelan pedal sepeda menyelusuri jalanan. Sampai di depan pintu gerbang kampus ia memarkirkan sepedanya di tempat biasa. Cuman dia seorang yang berangkat menggunakan sepeda. Sebagian besar mahasiswa di universitas ini berangkat menggunakan mobil sendiri dan sisanya diantar sopir pribadi. Melihat pemandangan itu hampir setiap hari terbesit di pikirannya seandainya ia berasal dari keluarga kaya pasti ia akan sama seperti mereka.
Lina menekan pikiran itu jauh-jauh. Ia melangkah menujuh kelasnya sambil melihat-lihat media sosial di layar hpnya. Telah tersebar kabar hilangnya putri keluarga Kafla. Melihat itu Lina tersenyum dan bergumang dalam hati...
"Gadis sombong itu sedang berenang bersama ikan di dasar sungai yang dingin."
"Veliana!"
Teriak seseorang memanggil namanya membuat ia menoleh. Seorang gadis bertumbuh berisi dengan dada seperti melon berlari menghampirinya. Dia adalah putri dari salah satu keluarga kaya yang juga satu-satunya teman Lina. Namanya Xavira atau sering dipanggil Ira. Cuman gadis ini yang mau berteman dengan Lina. Tentu karna perbedaan status yang tinggi membuat tidak ada yang mau menjalin pertemanan dengan Lina.
Oh, iya hampir lupa. Lina menggunakan samaran gadis lugu nan polos di lingkungan kampusnya. Tapi tenang saja, ia juga disebut gadis pembawa sial. Siapapun yang berurusan dengannya pasti akan mengalami kesialan. Sebenarnya bukan secara kebetulan mereka yang menggangu Lina akan sial, itu karna perbuatan Lina sendiri. Siapapun yang menggangunya atau menggangu Ira, ia akan membuat rencana agar orang tersebut menderita.
Tapi sayangnya masih ada satu orang yang sulit disetuh Lina, namanya Violet. Ia tidak bisa berbuat apa-apa terhadap Violet karna ada rumor mengatakan Violet adalah putri dari seorang Mafia kejam. Sangking ditakutinya bahkan direktur universitas saja harus memberi hormat jika berpapasan dengan Violet. Lina berusaha untuk tidak berurusan dengan gadis sombong itu. Tapi sepertinya kepintaran dan kemampuan ia mendapat beasiswa di universitas ternama telah menarik perhatian Violet. Sialnya Lina harus satu kelas dengannya. Violet sering memerintah Lina untuk mengerjakan semua tugas-tugas kuliahnya. Dengan terpaksa Lina menuruti kemauan Violet.
Dikelas, Lina sedang membaca buku tentang penawar racun ketika Violet datang bersama dua temannya.
"Lina, apa tugas kemarin telah kau selesaikan?" tanya Violet sambil menepak meja.
"Su, sudah," jawab Lina pura-pura takut. Ia menyodorkan sebuah buku pada Violet.
"Bagus sekali. Memang layak jadi murit terpintar. Jika hari ini ada tugas lagi tolong dikerjakan ya," Violet berlalu kembali ke mejanya yang ada dibarisan depan.
"Violet apa kau tidak takut tertimpa sial?" ujar temannya yang bernama Anisa.
"Iya. Menurut rumor siapapun yang menggangu gadis itu akan tertimpa kesialan. Aku perna mengalaminya. Saat itu aku perna merusak tasnya. Ia tidak berani berbuat apa-apa tapi esoknya seharian aku tertimpa sial. Terpeleset di kamar mandi, kecoa dalam makan siang ku, air kotor tiba-tiba mengguyurku. Aaah.... Itu adalah hari paling mengerikan dalam hidupku," cerita temannya yang bernama Riva.
"Itu cuman rumor. Tidak ada satupun yang dapat menghalangiku termasuk nasip sekalipun," kata Violet dengan sombongnya.
Dan tentunya semua kejadian yang menimpah Riva itu karna ulah Lina sendiri. Ia memang tidak bisa menyentuh Violet tapi biarpun teman Violet berani menggagunya, ia masih bisa bermain dengan mereka.
.
.
.
.
.
.
ξκύαε
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Warijah Warijah
Mengalah demi kabaikan ya Lina..
2023-11-16
1
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
Visual nya mna kak
2023-11-16
1
Salma Cheng
Assalamualaikum,,,, mampir di karyamu thoor, semoga ceritanya tambah kedalam makin menarik seru,,,, lanjut 🙏❤️
2023-11-14
2