“Hari ini aku tidak pulang. Aku akan pergi ke luar negeri untuk perjalanan bisnis. Ingat! Jangan ke mana-mana. Kalau sampai aku kembali dan kamu tidak ada, kamu akan tahu sendiri akibatnya,” ancam Ziel.
Athena hanya bisa menghela nafasnya pelan dan mengangguk. Hari ini ia berencana akan pergi ke rumah sakit dan meminta bantuan dokter yang memeriksa kandungnnya kemarin.
“Tapi aku boleh ke supermarket untuk berbelanja kan? Beberapa kebutuhan sudah menipis,” ujar Athena beralasan.
“Menipis? Bagaimana bisa? Aku saja jarang makan di rumah. Kamu pasti hanya ingin meminta uang lagi dariku.”
“Kamu tidak makan, tapi aku kan makan,” tiba-tiba saja Athena membalas ucapan Ziel.
“Dasar wanita boros! Apa tidak bisa hemat sedikit? Kamu itu memang menikah denganku hanya untuk mengeruk harta Keluarga Alexander kan?!”
“Ziel!!” Nafas Athena mulai memburu.
“Kamu marah, itu tandanya apa yang kukatakan adalah benar,” kata Ziel dengan santai.
Ziel tak mempedulikan Athena yang tengah kesal. Ia pun langsung keluar dari rumah dan pergi bersama supir yang telah menunggunya di halaman rumah.
Athena memejamkan matanya, menarik nafasnya dalam. Ia mengepalkan kedua tangannya untuk menahan amarahnya yang sudah sampai di ubun-ubun.
Ia meletakkan semua piring makan bekas Ziel di tempatnya dan akan membiarkan pelayan yang datang nanti membersihkannya. Mereka tak memiliki pelayan yang tinggal karena Ziel tak ingin pelayan itu mengumbar apa yang ada di dalam keluar.
**
Athena telah sampai di rumah sakit tempat kemarin ia memeriksakan kandungannya. Ia langsung menuju ke bagian pendaftaran dan mendaftarkan dirinya kembali.
Di dalam ruangan dokter,
“Nyonya? Apa ada sesuatu lagi?” tanya dokter yang masih mengingat Athena.
“Bisakah aku meminta bantuan?”
“Katakan, Nyonya.”
Athena membuka tas miliknya dan mengeluarkan sebuah botol, kemudian meletakkannya di atas meja.
“Apa dokter bisa membantu saya untuk memeriksa kandungan dari air ini?” tanya Athena.
Dokter kandungan tersebut menautkan kedua alisnya dan meraih botol itu. Ia memperhatikan botol tersebut dan memutarnya untuk melihat isinya.
“Dari mana anda mendapatkan ini?” tanya sang dokter.
“Suami saya. Ia selalu memberikan saya minuman ini setiap kali kami selesai melakukan hubungan suami istri,” jawab Athena dengan jujur. Ia harus jujur karena ia tahu dokter juga perlu kejujurannya sebelum memeriksa apapun itu.
“Baiklah, saya akan membantu anda, Nyonya. Anda bisa tinggalkan nomor ponsel anda. Ketika semua selesai, saya akan menghubungi anda.”
“Terima kasih, Dok. Terima kasih banyak,” kata Athena.
Setelah kepergian Athena, dokter yang bernama Deasy itu pun bergegas ke laboratorium dan meminta bantuan mereka.
“Kerjakan dan beritahukan hasilnya secepatnya padaku. Ingat, jangan sampai ada yang tahu,” pesan Dokter Deasy.
“Baik, Dok.”
**
Athena menyempatkan diri untuk pergi ke supermarket dan membeli beberapa kebutuhan rumah. Ia berkeliling dan mencari beberapa bahan makanan dan juga kebutuhan rumah tangga.
Sesampainya di kasir, ia mengeluarkan kartu yang diberikan oleh Ziel saat mereka makan malam bersama keluarga. Athena seakan ingin tertawa jika mengingat perhatian Ziel kalau mereka berjumpa dengan keluarga besar mereka, sungguh berbanding terbalik.
Ia pun kembali memasukkan kartu itu ke dalam dompetnya dan mengeluarkan kartu miliknya sendiri, “bayar dengan ini.”
Athena tak ingin terus dianggap sebagai benalu di mata Ziel. Cukup Ziel memandangnya rendah saat mereka berhubungan. Bahkan hati Athena masih terasa sakit setiap kali mengingat semuanya.
Dengan menggunakan taksi, Athena kembali ke rumah yang ia tempati bersama dengan Ziel. Ia melihat mobil Ziel yang sudah berada di halaman parkir.
“Apa ia sudah pulang?” gumam Athena.
Athena pun masuk ke dalam rumah sambil membawa kantong belanjaannya.
“Baru pulang, hah?! Ke mana saja kamu? Bukankah aku sudah bilang untuk tidak ke mana-mana!” teriak Ziel, membuat Athena menoleh ke arah asal suara itu. Ia melihat Ziel yang tengah berdiri dengan koper di sampingnya.
“Kamu akan pergi lagi?” tanya Athena.
“Ya, dan sudah kukatakan bahwa apapun yang kulakukan, itu bukan urusanmu.”
“Ya, aku tahu.”
“Wah wah, belanjaanmu banyak sekali. Pasti enak sekali main asal ambil barang lalu membayar bukan dengan uangmu, ya kan?!” Ziel terus saja menuduhnya. Namun, tak sepatah kata pun keluar dari bibir Athena untuk menyanggah perkataan Ziel.
Kepergian Ziel tentu saja membuat hati Athena dilema. Di satu sisi, ia merasa lebih tenang karena Ziel akan berada jauh darinya sehingga pria itu tak akan berbuat kasar padanya. Namun di sisi lain, ia tak ingin jarak yang akan menyulitkan mereka untuk menjadi keluarga yang sebenarnya.
Tanpa mempedulikan perasaan Athena, Ziel pun pergi dari rumah dengan membawa koper. Athena hanya bisa melihat kepergian suaminya itu dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
**
Beberapa hari kemudian, Athena mendapatkan telepon dari dokter kandungan, Dokter Deasy. Athena pun langsung berangkat ke rumah sakit karena rasa ingin tahunya sangat besar.
Athena langsung menuju ke ruangan tempat Dokter Deasy praktek. Ia bertanya pada seorang perawat sebelumnya dan akhirnya dipersilakan masuk setelah perawat itu memeriksa ruangan Dokter Deasy.
“Silakan duduk, Nyonya,” kata Dokter Deasy.
Athena pun duduk tepat di hadapan Dokter Deasy. Saat ini, hatinya sangat gundah. Namun tak ia tunjukkan di depan Dokter Deasy.
Dokter Deasy membuka amplop yang ia dapatkan dari pihak laboratorium. Sebelumnya ia sudah membukanya terlebih dahulu untuk melihat dan mempelajarinya.
“Nyonya, maaf sebelumnya saya sudah membukanya terlebih dahulu. Saya terpaksa melakukannya untuk mempelajarinya sebelum menjelaskan pada anda.”
“Tidak mengapa, Dok,” kata Athena.
“Setelah saya membacanya, saya mengambil kesimpulan berdasarkan data dari laboratorium, bahwa air yang anda bawa kemarin, memang mengandung pencegah kehamilan dalam dosis yang cukup tinggi.”
Deggg
“Hal ini juga bisa saya pastikan sebagai penyebab anda tidak hamil hingga saat ini dan adanya gangguan ovulasi.”
Athena memejamkan mata dan mengepalkan tangannya. Ia tak menyangka Ziel begitu kejam padanya hingga menyebabkannya mengalami ini.
Jika memang pria itu tak menginginkan anak darinya, ia tinggal mengatakannya saja, tidak perlu memberinya obat hingga membuatnya kini jadi sulit memiliki anak.
“Terima kasih atas penjelasannya, Dok. Saya sangat berterima kasih atas bantuan yang dokter berikan.”
“Sebaiknya anda berbicara dengan suami anda. Jika memang ia belum menginginkan anak, masih ada cara lain yang jauh lebih aman,” jelas Dokter Deasy.
“Baik, Dok,” Athena mengambil surat hasil laboratorium tersebut dan memasukkannya ke dalam tas. Ia akan menyimpan sebagai salah satu bukti bahwa bukan dirinya yang tak bisa memiliki anak, tapi karena hasil perbuatan Ziel.
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
❄️ sin rui ❄️
udh tau suami dan kakek mertua nya jahat, bukan nya kabur se jauh mungkin, eh malah pengen hamil dasar wanita aneh
2025-02-13
0
Endang Oke
jd kering peranakannya.
2024-03-22
0
Retno Palupi
tinggalkan aja ziel sebelum setahun
2023-11-28
2