5.Pergi

Pagi hari seperti biasa Aliya menjalankan rutinitasnya sebagaimana seorang istri seperti memasak, membersihkan rumah dan mencuci pakaian.

Shaka tidak bekerja di karenakan ini hari Minggu jadi Shaka di rumah.

"Mas."

"Apa?" Tanya Shaka dengan datar.

"Stok makanan sudah habis, apa boleh kalau aku pergi keluar untuk berbelanja?" Tanya Aliya sangat hati-hati.

Tidak menjawab pertanyaan dari Aliya tapi Shaka mengeluarkan sebuah kartu lalu meletakkannya di atas meja.

"Gunakanlah ini untuk keperluan apapun yang di butuhkan dan keperluan mu juga," ujar Shaka.

"Terimakasih, Mas." Ucap Aliya sambil mengambil kartu lalu beranjak pergi.

Selang beberapa menit kemudian Aliya sudah rapi dengan mengenakan kaos dan celana jeans berwarna biru dengan sedikit polesan make up yang tidak terlalu tebal tapi masih kelihatan cantik.

"Biar ku antar!" Kata Shaka, matanya tak berkedip memandang Aliya, hingga membuat pipi Aliya bersemu merah.

"Ba-baik, Mas." Kata Aliya gugup.

"Mas!" Panggil Aliya setengah berteriak.

"Apa?" Tanya shaka ketus.

"Kenapa malah melamun dan menatapku seperti itu?" Tanya Aliya, karena sedari tadi Shaka hanya melamun melihat ke arahnya.

"Tidak," ucap Shaka dingin, Shaka tidak mau Aliya sampai tahu bahwa dirinya terpesona oleh kecantikan Aliya yang baru ia sadari.

🌿🌿🌿

Shaka dan Aliya menuju garasi setelah sampai di garasi Shaka membukakan pintu mobil untuk Aliya, Shaka tidak menyadari apa yang telah ia perbuat, Shaka sudah terhipnotis oleh kecantikan natural yang Aliya miliki. Sementara, Aliya tersenyum lebar dengan hati yang sudah di penuhi oleh bunga-bunga hingga Aliya tidak menyadari kalau Shaka sudah berada di sampingnya.

"Kenapa kau tersenyum?" Tanya Shaka.

"Tidak apa-apa." Aliya menggeleng dan tersenyum.

Shaka melajukan mobilnya membawa Aliya ke salah satu supermarket. Setelah sampai Shaka memarkirkan mobilnya lalu turun dan membukakan pintu untuk Aliya.

"Terimakasih." Kata Aliya sambil memberikan senyum terbaik yang di milikinya sementara Shaka hanya membalas Aliya dengan anggukan.

Aliya membeli stok makanan dan beberapa keperluan lainnya dengan didampingi Shaka di belakangnya.

Setelah selesai dengan urusan perbelanjaan, Shaka dan Aliya memutuskan untuk pulang. Tidak ada yang berbicara baik Shaka atau Aliya, keduanya sama-sama larut dalam pikiran masing-masing. Hingga Shaka memulai pembicaraan.

"Apa kau lapar?" Tanya Shaka.

"Emm.. iya, Mas." Jawab Aliya malu-malu.

"Baik. Kita akan makan di restoran." Ujar Shaka.

"Kenapa sikap mas Shaka berbeda dari sebelumnya, kenapa mas Shaka tiba-tiba menjadi baik kepadaku?" Batin Aliya.

Saat sedang asyik melamun tiba-tiba Shaka berhenti mendadak hingga mengejutkan Aliya.

"Ada apa, Mas?" Tanya Aliya menatap suaminya.

Shaka mendekat ke arah aliya, sedangkan Aliya yang melihat Shaka yang semakin mendekat ke arahnya semakin gugup apalagi kini Shaka sudah berada tepat di hadapannya. Jarak mereka sangat dekat hingga saling merasakan hembusan nafas masing-masing.

Shaka memasangkan sabuk pengaman Aliya yang ternyata Aliya lupa memasangnya.

"Lain kali jangan ceroboh!" Ucap Shaka sambil memandang ke arah Aliya.

"Iya, Mas." Jawab Aliya gugup.

Beberapa detik mereka saling pandang wajah satu sama lain, Shaka menatap dalam-dalam manik mata Aliya.

"Apakah itu kau?" Tanya Shaka tanpa sadar.

"Apa?" Aliya mengernyitkan alisnya.

"Tidak." Ucap Shaka sambil kembali ke posisi semula.

Aliya merasa sangat gugup, ia dengan segera mengedarkan pandangannya ke arah jendela mobil. Jantungnya berdegup kencang.

Shaka kembali menjalankan mobil miliknya. Tak berapa lama sampai lah mereka di sebuah restoran, Shaka dan Aliya memilih tempat duduk di sudut ruangan yang tidak terlalu ramai oleh pengunjung. Tidak lama kemudian pelayan datang membawakan menu makanan dan mencatat satu persatu menu makanan yang di pilih.

Tak berapa lama kemudian makanan sudah tersaji di atas meja, Shaka dan Aliya langsung menikmati makanan di piring masing-masing. Shaka sesekali mencuri pandang ke Aliya.

Aliya tidak menyadari Shaka terus memandanginya.

"Kau cantik." Ucap Shaka tanpa sadar.

"Uhukk...uhukk.. Apa katamu, Mas?" Kata Aliya di sela batuknya.

"Bukan apa-apa." Ucap Shaka sambil menyodorkan air minum ke hadapan Aliya dan Aliya langsung meminumnya.

"Terimakasih,"Ucap Aliya.

"Makanlah dengan benar, jangan terburu-buru!"

Aliya menganggukkan kepalanya lalu tersenyum tipis.

"Tunggu!" Shaka mengulurkan tangannya dan menghapus sisa makanan di sudut bibir Aliya.

Aliya seketika terdiam seperti patung, pipinya sedikit memerah. Shaka yang melihat itu tersenyum tipis.

"Aliya.. Aliya.. Kau kenapa?" Tanya Shaka sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Aliya.

"Ahh... maaf aku hanya sedikit terkejut." Ucap Aliya lalu menundukkan kepalanya.

Aliya dan Shaka kembali menikmati makanan mereka, tanpa sadar seseorang sudah mengawasi mereka sedari tadi.

"Aku harus membuat perhitungan, lihat saja nanti, aku akan mempermalukan kalian!"

Setelah selesai makan, Shaka pergi ke kasir untuk membayar tagihan makan mereka. sedangkan Aliya menunggu di luar restoran. Setelah selesai membayar, Shaka menghampiri Aliya yang menunggu dirinya, dengan tersenyum Shaka mengulurkan tangannya menggandeng Aliya. Aliya merasa senang, Aliya pikir Shaka sudah menerimanya sebagai istri.

Baru beberapa langkah, tiba-tiba seorang wanita berpenampilan seksi datang menghampiri Shaka dan Aliya. Seorang wanita, yang tak lain adalah wanita penghibur di club malam yang pernah di datangi oleh Shaka.

"Sayang.. Pantas kau tidak ingin tidur dengan ku waktu itu, ternyata kau lebih memilih wanita kampungan ini!" Wanita itu berbicara keras supaya semua orang tahu. Dan benar saja semua orang tertuju ke arah mereka bertiga sambil berbisik-bisik.

"Kau--" Shaka mengepalkan tangannya menahan emosi. " Aliya, tunggulah di mobil!" Perintah Shaka dan di turuti oleh Aliya.

Shaka menarik tangan wanita itu dengan kasar tanpa memperdulikan tatapan orang-orang terhadap mereka. Dari kejauhan Aliya melihat Shaka menarik tangan wanita itu dan membawanya ketempat yang agak sepi.

"Kau mencoba mempermalukan ku, hah?" Tanya Shaka dengan mata yang melotot hampir keluar hingga membuat nyali wanita itu menciut.

"Kau pikir kau itu siapa? Kau itu hanya wanita murahan, bahkan kata murahan terlalu bagus untuk dirimu." Shaka mendorong wanita itu hingga terjatuh.

"Aww..."Wanita itu meringis kesakitan.

"Kalau sampai kau berani muncul di hadapan ku, aku akan menghancurkan mu, lihat saja!" Ucap Shaka penuh penekanan.

Wajah wanita itu berubah merah padam menahan malu, karena beberapa orang menyaksikan adegan mereka. Shaka berlalu pergi meninggalkan wanita itu.

Shaka sudah kembali ke mobilnya dan melajukan mobilnya pulang kerumah. Sepanjang perjalanan baik Aliya maupun Shaka hanya diam saja. Sesekali Shaka melirik ke arah Aliya yang sedari tadi hanya diam. Terlihat ada raut kesedihan di wajahnya.

"Kenapa kau diam saja?" Tanya Shaka.

"Tidak apa-apa." Jawab Aliya datar.

"Apa kau cemburu?" Tanya Shaka lagi.

"Untuk apa aku cemburu, memang benar katamu sebaiknya aku harus sadar diri." Ucap Aliya tanpa menoleh ke arah Shaka.

Shaka tersenyum tipis melihat Aliya, sudah jelas Shaka melihat ada kecemburuan disana.

"Kamu menggemaskan." Batin Shaka.

🌿🌿🌿

🍀Jangan lupa like, komen, dan favorit 🍀

Terpopuler

Comments

Noor Sukabumi

Noor Sukabumi

wah udah mulai Ada rasa nih Shaka ke Aliya udah yah Shaka jg nyiksa Aliya terus kasian

2022-10-25

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!