Bab 5

"ya begitulah ya udah yuk temenin gue ke Indomaret depan komplek ,mau nyetok cemilan lagi"

"huh sekarang banget ya zei? " tanya ana malas

Zei mengangguk "iya dzakira hasanah izzatunisa"

"karena kan sebentar sore mau bantu-bantu di acara keluarga lu berdua,gimana sih"

"oh iya ya astaghfirullah lupa"

...----------------...

"udah siap semua kan,yukk" kata Aza yang sudah siap di pintu

usai menunaikan shalat ashar,ketiganya bergegas siap-siap untuk pergi ke acara keluarga ana dan aza yang kebetulan di rumahnya ana

"eh tunggu,ana mana?" saat menyadari si sulung yang belum juga keluar dari kamar

"huh kebiasaan dzakira hasanah izzatunisa!!!"teriak aza

"iya bentar lagi za,ini tinggal pakai jilbab" balas ana dari dalam kamar

"astaghfirullahaladzim sulung,cepetan kita udah mau telat ini"

setelah sekian lama menunggu si sulung akhirnya mereka berangkat dengan mengendarai dua motor,

dan tak butuh waktu lama motor ketiganya sampai di pekarangan rumah yang terlihat sederhana namun nyaman

"assalamu'alaikum" ucap ketiganya saat memasuki rumah

"wa'alaiqumussalam,sini sayang" jawab mama maira alias bundanya ana

"kalian kenapa datangnya telat sih,ini kan acaranya udah mau di mulai loh"

"hehe maaf ma tadi pulang dari kampus agak telat,jadi kita baru datang sekarang" jawab zei

"oh iya ma ternyata rame juga ya kirain kita-kita aja "

"ya jelas rame lah namanya juga acara keluarga,udah sekarang mending kalian ke dapur bantu-bantu gih"

setelah acara syukuran selesai kini di lanjutkan dengan makan dan perbincangan ala ibu-ibu,

"Iya atuh ra udah kuliah,nah itu dia anaknya ana sini dulu nak" ujar mama maira seraya memanggil putri sulungnya

"Iya ma kenapa? "

"nasih ingat gak sama tante arni?" tanya bunda dan hanya dijawab dengan gelengan dari ana

“Ini tante arni maminya kayven kak” Mendengar itu ana langsung tersenyum malu

"ya Allah tante arni,mashaAllah gak nyangka makin tua makin cantik aja ya tante,aduh maaf banget aku lupa tante"

"gak apa-apa,masya Allah kamu udah makin dewasa ya sekarang tambah gelis ini mah"

"hehe alhamdulillah makasih tante"

“mami eh ada tante maira” kata seorang cowo tinggi yang baru saja datang bergabung

"sepupumu kayven"

"kayven? "

"haha iya yang dulu suka banget kamu gangguin"

"kak hasanah ya? "

"ya Allah udah makin tinggi ya sekarang,padahal dulu masih bocil banget" lantas mereka pun langsung tertawa

"kamu sama kak ana dulu ya mami sama tante maira mau ke sana dulu" lalu di jawab anggukan darinya

"sumpah lu tinggi banget sekarang udah mau saingan sama tiang listrik tau"

"haha sembarangan,masih sama aja ya lu kak dari dulu suka gangguin gue"

"hahaha namanya juga kebiasaan"

saat yang bersamaan mata kayven menangkap seseorang yang menurutnya tidak asing untuknya,

"Itu bukanya cewe waktu itu"

"ha kenapa? "

"Itu cewe yang lagi main sama anak-anak" sambil menunjuk seseorang yang ia maksud

"oh yang lagi meluk sera? "

"Iya,keluarga kita juga ya? tapi kok gue baru liat"

"Ish bukan keluarga kita eh keluarga juga maksudnya"

"yang bener yang mana sih kak "

"ck maksudnya dia itu sahabat gue udah kaya keluarga lah gitu"

"Oh gitu" balasnya mengangguk-angguk "kenalin dong kak"

mendengar itu ana langsung melotot tak percaya, what the hell?

"ngapain? gue bilangin ya sama lo jangan macem-macem sama dia"

"ck mau kenalan doang yaelah kak"

"huh,percuma kayven dia mah anti cowo"

"ya dikenalin aja dulu kak"

"gak mau,kenalan aja sono sendiri itupun kalau bisa"

lalu pergi meninggalnya

setelah ana pergi kayven mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk berkenalan dengannya,walaupun sebenarnya ia juga ragu

"ekhem permisi " Katanya saat sudah berada tepat di hadapan seseorang yang ia maksud

"maaf tapi Kamu cewek yang waktu itu di toko buku kan? " tanya kay hati-hati

zeira lantas berdiri namun tetap dengan menjaga pandangannya

"ehm kita belum sempat kenalan,aku kayven" lalu menyodorkan tanganya layaknya perkenalan pada umumnya

tetapi zeira dengan sopan memenyatukan kedua tanganya di depan dada seraya tetap menunduk " zeira" balasnya singkat membuat kay merasa malu lalu menarik kembali tanganya yang tak di hiraukan

"emm kamu"

"maaf saya masih ada urusan,assalamu'alaikum" potong zeira cepat lalu pergi meninggalkan kayven

"yah di tinggal lagi,ck hobi banget orang-orang pada ninggalin gue" gerutunya

sepulangnya dari acara keluarga aza dan ana, zeira memilih membelokkan motor matic kesayangan ke suatu tempat hanya untuk melepas lelah,

Cafera ' adalah salah satu kedai kopi lenggenan miliknya yang tentunya tanpa sepengetahuan aza dan ana

bagian ini memang sengaja di desain terkena sinar matahari langsung,

membuat sebagian besar pengunjung lebih memilih untuk turun ke bawah kecuali saat malam,tapi berbeda halnya dengan zeira yang malah membuatnya betah

dengan senyum manisnya ia memejamkan matanya menikmati semilir angin yang senantiasa meniup setiap inci wajahnya

perlahan senyum manis yang tadi terpampang jelas,kini semakin memudar di iringi tetesan air mata yang jatuh ke pipi chubby nya

"udah gue bilang dib lo gak bisa jauh dari gue, sebaliknya juga gue gak bisa jauh dari lo" ujar cowok tinggi di depanya

"*k*enapa diem hah? omongan lo gak bisa di percaya dib,lo bilang lo mau putus sama gue karena niat hijrah tapi apa sekarang?lo malah ganjen sana sini sama cowo lain " sambungnya lagi sembari menunjuk perempuan di hadapannya yang sudah jelas ketakutan

"MUNAFIK,LO TUH GAK JAUH BEDA KAYAK SAMPAH!!"

mata indahnya yang sembab terpaksa ia buka karena sesuatu dingin tiba-tiba saja menempel di pipinya

"astaghfirullahalazim"

"huh kak asya"

"kenapa?" tanya gadis berhijab yang sudah mendaratkan bokongnya di samping zei,dia kak asya pemilik kedai kopi yang sudah memperlakukan zei seperti adiknya

"kenapa apanya kak?"

"kenapa nangis dek" zeira tertawa kecil lalu menggeleng sebelum menjawab

" no,i'm not crying "

"Iya zei percaya gue kalau itu cuman kelilipan" membuat zei langsung tertawa

"sendiri lagi? "

"yap begitulah seperti yang kaka lihat"

"kenapa? "

"gak apa-apa sih cuman pengen sendiri aja"

"ck lo bukan baru sehari dua hari zei kesini,bahkan gue udah hafal sama semua gerak gerik lo,gue tau kok lo lagi gak fine aja dan mendam sesuatu yang buat lo sampai kaya gini,tapi gue cuman mau bilang jangan pernah berhenti berdoa sama yang di atas,kalau lo bingung minta doanya gimana lo cerita aja, inshaa Allah apapun masalahnya pasti akan ada jalan keluarnya,intinya tetap husnuzon sama Allah"

Zei mengangguk pelan " Iya kak,thanks "

"Iyaa it's okay,kalau gitu kaka tinggal dulu yah ke bawah banyak kerjaan"

setelah kepergian kak esya zei melirik jam yang melingkar di tanganya, masih ada waktu 30 menit untuknya di sini

lalu kembali menutup matanya

di sisi lain seorang  laki-laki yang baru saja menginjakkan kaki di rooftop cafera dengan t-shirt putih polos yang dibungkus jaket kain menyipitkan matanya kala melihat seseorang di samping kananya

perlahan ia berjalan mendekat kearahnya untuk memastikan apakah dugaannya benar atau tidak

"zeira?" ujarnya membuat sang pemilik nama langsung membuka matanya dan melihat ke samping

"tuh kan perasaan gue gak salah" katanya bersemangat

tetapi zei sudah memalingkan wajahnya,menatap lurus ke depan dengan views  hamparan hijau perkebunan teh dan sinar matahari yang mulai hilang dengan warna orange,tak lupa menggeser posisi duduknya agar sedikit berjarak

"masih ingat kan sama aku?" zeira hanya mengangguk

jelas iya lah bagaimana tidak,mereka baru ketemu beberapa jam yang lalu di acara keluarganya

"lo ngapain ke sini? " tanyanya berniat basa basi

"yah yang jelas ngopi lah,kan cafe"ucapnya menjawab pertanyaannya sendiri

"pertanyaan yang tak butuh jawaban" ujar zei dalam hati dan menyesap sisa kopinya

"um maaf ze" katanya menghentikan kalimat berikutnya sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal

"lo sering ke sini ya?"

"kadang-kadang"

"oh ya? kalau gue sering karena ini tuh salah satu cafe favorit gue di bandung"

"gak nanya"  singkat padat dan jelas itulah satu kata yang muncul di otak kayven saat ini

ya! yang mendekatinya tadi adalah kayven, sepupu ana yang ditemuinya tadi di acara keluarga besar ana dan aza

mungkin kebanyakan orang akan berfikir begini,kenapa perempuan harus judes dingin bahkan sombong padahal kan hanya berteman?

ya, memang betul tetapi ustadzah oki setiana dewi pernah berkata dalam ceramahnya,bahwa ya laki-laki dan perempuan bisa berteman,laki-laki yang bukan mahram atau laki-laki yang laki-laki asing bisa berteman tapi tetap harus ada batasan dan harus ada jarak,

"umm ma maksudku,aku hanya ingin memberitahumu" hening keduanya kembali terdiam

"saya duluan,assalamu'alaikum"

"eh zeira,huff wa'alaiqumussalam"

sedetik kemudian terdengar suara adzan dari masjid yang tak jauh dari Cafera,kayven dengan cepat mengambil kunci motornya lalu keluar menuruni tangga satu persatu mengingat ia mau ke rumah sepupunya

"wuih mau kemana nih bocil rapi banget" tanya ana yg baru saja keluar kamar

"mau tau aja atau mau tau banget? "balas kayven

ia tidak langsung ke rumahnya tapi lebih memilih nangkring di rumah tante mira alias rumah hasanah

"mau nge-date kan pasti ngaku! "kay langsung melempar bantal sofa ke arahnya

"ye sok tau"

"aduh sakit bocil"

"gue udah bukan anak kecil tapi anak kuliah sekarang"

" tetap aja masih bocah wlee" ucap ana sambil terus mengejek sepupunyalll

"gini nih kalau udah lama gak ketemu jadinya kaya kucing sama anjing,berantem mulu" lalu berlalu meninggalkan putri sulung dan keponakannya

"kak ana" panggilnya

"Hmm"

"kak ana"

"apaan sih bocil"

"gue ketemu zeira tadi"  ana yang sedang sibuk dengan ponselnya langsung menoleh ke arah sepupunya dan ya pria dengan panggilan kayven itu tersenyum

"gak usah becanda"

"siapa yang bercanda, gue seriuss kak"

"halah palingan gak di respon"

"haha kak ana salah kalau berfikir kek gitu,malah sebaliknya" ana balas menatapnya dengan tatapan mencurigakan

"jangan macem-macem sama sahabat gue"

"gak akan kak"

"kakak tau zeira tuh beda banget sama cewek-cewek yang selama ini gue kenal"

"huh P E R C U M A, nih ya bocil gue kasi tau dia itu anti cowok apalagi cowoknya modelan kayak lo"

"lah emang napa? "

"au ah banyak nanya lu kek dora intinya gue udah kasi tau lu" kemudian beranjak ke kamarnya meninggalkan kayven dengan rasa penasarannya

emang kenapa sama zeira? tanya kayven dalam hati

...----------------...

"huwaa gimana lagi ini? " rengek ana sambil memegang kepalanya

"kenapa sih ana heboh banget"

"Ini tugas ngerjainnya gimana lagi,otak gue udah gak bisa di ajak kerjasama"

zeira dengan cepat menyodorkan semangkuk bakso " nih makan dulu dari pada entar pala lu pecah"

"hmm emang paling tau dah si bungsu kalau kakanya lagi butuh energi tambahan"

"astaghfirullah ngunyah dulu sulung"

"yee sirik aja lu preman jalanan,mau kemana lo? "

"ke toilet bentar"

"oh ya zei gue mau nanya deh sama lo"

zeira mengangguk " Iya nanya apa? "

"lo emang kemarin ketemu sama sepupu gue? "

"sepupu? " mengulangi pertanyaan ana

"Iya si kayven" zeira nampak berfikir

"oh itu cowok sepupu lo? " ana mengangguk sebagai jawaban

"kenapa emang? "

"katanya kemarin dia ketemu sama lo,ya gue gak percaya aja sama dia makanya gue nanya buat mastiin" zeira hanya ber oh

"terus lo respon? "

"ck lu kayak gak kenal sama gue deh na pake nanya"

BRAKK

"TUH KAN BERARTI BENER DASAR EMANG PLAYBOY CAP KUDA!! "

"eh astaghfirullah gak usah mukul meja juga sulung ya Allah malu pada diliatin"

"heheh maaf esmosi soalnya teh"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!