Part 4

Sebelum membaca mari kita biasakan untuk vote lebih dulu guys. Beri aku dukunganmu agar cerita ini bisa berkembang dan lebih menarik kedepannya.

Gomawo.

Di keluarga Arsy.

Kini di rumah itu menampakkan suasana tegang. Walaupun berkumpul menjadi satu tapi di dalamnya emiliki suhu yang rendah. Setelah mendengarkan keluh kesah dari putri tersayang dari keluarga mereka. Bima ayah Arsy dan erfan kakak Arsy semakin membenci Arsy. Mereka berdua berpikir lebih baik tidak memiliki keluarga seperti Arsy.

Arsy, dia sangat memalukan untuk menjadi seorang manusia. Dia masih berumur 17 dan bahkan sudah berani merayu seorang pria? apalagi Arsy tau bahwa pria itu pria yang di sukai adiknya.

Mendengar tangis Disya yang tidak surut membuatnya mengusap kepala Disya lembut. Harusnya anak nya adalah Disya dan bukannya Arsy.

"Sayang, tenanglah. Ayah akan memberitahu kakakmu nanti. Jangan menangis lagi," ucap Bima lembut.

"Yah... kakak juga akan mencoba membantumu berbicara pada Arsy nanti. " Erfan mengikuti.

Di keluarga ini hanyalah Disya yang memenuhi syarat sebagai keluarga mereka bukanlah Arsy. Arsy yang malang.

"Ayah, kakak kalian berjanji padaku, " ucap Disya berbinar. Sedetik kemudian matanya meredup kembali seolah dia yang paling tersakiti di sini "tapi apakah kak Arsy akan marah padaku? aku takut dia akan salah paham denganku jika ayah dan kakak mendatanginya. Dia akan marah padaku karena aku mengadu kan" lirihya.

"Tidak, siapa yang berani marah padamu. Arsy bahkan tidak penting daripada kamu" jawab Erfan tegas.

Melihat adik yang disayanginya dari kecil menangis menyedihkan seperti ini membuatnya merasa sesak. Geraman di dadanya tidak pudar sedikitpun. Erfan merasa semakin lama Arsy semakin tidak masuk akal.

Erfan sudah lama membenci Arsy sejak dia kembali kerumah ini dan mendorong Disya 4 tahun lalu saat pertama kali Arsy kembali ke rumah ini. Tidak hanya itu, setiap harinya bahkan Arsy mencoba membuat onar dan menyalahkannya pada Disya yang murni.

Bahkan kini ia tidak pernah berhubungan dengan adik kandungnya setelah 3 tahun lalu Arsy memilih pindah ke apartemen.

"Jika kakakmu itu memarahinya lagi lain kali bicaralah pada ayah, ayah akan mengurusnya. Dengar Disya, Kamu anak ku jadi jangan sungkan pada ayah. Kamu sendiri tau Arsy sangat tidak masuk akal sejak dia datang kembali ke rumah ini." Ucap Bima sepenuhnya mendukung Disya sepenuhnya.

Bima mengambil kunci mobilnya dan hendak pergi.

"Tunggu mas, kamu mau kemana? " tanya Nisa yang sedari tadi hanya diam melihat drama didepannya. Sebelumnya ia juga akan bertindak seperti Bima dan Erfan, tapi kali ini tidak lagi. Nisa sudah menyadari kesalahannya dan mengetahui wajah Disya yang asli.

Nisa menyadarinya, dia begitu bodoh dan mudah tertipu daya sebelumnya.

Bima menggerakkan kesal.

"Aku akan menemui anak nakal itu. " jawab bram dingin.

Terburu, Nisa mengambil lengan suaminya. Kegelisahan merasuki nya "biar aku saja mas, kamu sendiri tahu sifatnya seperti apa kan? " Nisa mencoba bernegoisasi.

Bukan apa apa, Nisa menghawatirkan Arsy jika Bima mendatanginya. Nisa tahu betul bagaimana watak suaminya tersebut, dia adalah orang yang sangat tempramen. Bima tidak akan segan memukul seseorang walaupun itu anaknya sendiri.

Bima menatap Nisa dalam. Bersedekap dada ini acuh dan angkuh.

"Aku akan menemuinya sendiri, anak itu perlu diberi pelajaran atas perbuatannya, " jawab Bima.

"Ya bu, biarkan ayah yang menemui kak Arsy. Ibu tau kan bagaimana sifat kaka Arsy? Disya takut ibu terluka nantinya. Bu, kak Arsy begitu tidak masuk akal sehingga kita tidak mengetahui apa yang akan dilakukannya nanti." sahut Disya tiba-tiba.

"Iya bu, biarkan ayah yang menghukum nya agar Arsy segera sadar jika yang dilakukannya salah." Timpal Erfan setuju dengan pendapat Disya.

"Tidak, aku yang akan menemuinya, " balas Nisa. Dengan terburu-buru segera berlari merebut kunci mobil dari Bima.

Tentu saja Nisa tidak mau sesuatu terjadi dengan putri satu satunya itu, lagipula ini kesempatan yang bagus untuk memperbaiki hubungannya dengan Arsy.

*****$$$$$*******

Pov Arsy

mom🥊🥊

Sayang, apakah kamu di apartemen?

I

Ya, aku ada di apartemen. Ada apa?

mom🥊🥊

Ibu akan kesana sekarang.

Pesan singkat itu membuat Arsy mengerutkan kening bingung. Apakah ibunya sudah hilang ingatan. Sayang? seingatnya ibunya tidak pernah memanggilnya seperti ini, atau apakah ibunya salah mengirim pesan? entahlah Arsy tidak tahu. Hanya saja selain dirinya siapa lagi yang tinggal di apartemen, tidak ada. Mungkinkah simpanan ibunya? Arsy menggeleng pelan. Tidak tau harus berkata apa pada otak cantiknya yang bisa berpikir seperti itu.

Tentang simpanan?

Mungkin saja terjadi.

📞Gangga is calling......

"Gangga!!! kurang ajar banget kamu, kamu bolos sekolah enggak ngajak ngajak dasar temen laknat!!! " teriak Arsy setelah mengangkat panggilannya.

"Hehe.... peace Arsy, lagipula kamu sekarang jadi selebriti sekolah secara tiba tiba. Oh my gosht Arsy, ini benar benar kamu kan? kamu dan rumput sekolah berpacaran!! " teriak Gangga terdengar dari ujung telepon.

Arsy menjauhkan sedikit ponselnya lalu mengusap pelan telinga kanannya saat mendengar teriakan Gangga.

"Gangga!! biasa saja dong!! kuping aku budeg nih dengar teriakan kamu!! " balas Arsy.

"Woy!! nyadar diri dong, kamu juga teriak!! " balas Gangga berleriak kembali.

Arsy mendengus pelan. Ia tidak akan pernah bisa beradu argumen dengan sahabat perempuan satu satunya ini. Gagal total alias arsy akan langsung KO.

"iya maaf, maaf. Kamu sih bikin aku bad mood." Rajuk Arsy.

"Oke, jadi benar nih yang ada di gosip. Kamu jadian sama King si rumput sekolah, ah, ah, ah! Arsy aku juga mau dong jadi kamu. Rumput sekolah kita adalah yang terbaik, dia mengaku padamu di lapangan sekolah. Itu sangat romantis...."

Dibuat pusing oleh Gangga, Arsy memijat kepalanya yang pusing. Dia tidak tahu harus berkata apa jadi dia hanya duduk di ranjang sebelum mengkonfirmasi.

"Aku tidak berpacaran dengannya, " jawab Arsy lemah.

"Apa!! bagaimana kamu bisa menolak rumput sekolah yang sangat berkarisma itu. Apa dia punya kekurangan!? Arsy!! Arsy, jawab aku!! " Gangga mencak mencak gregetan tanpa sadar mulai berteriak lagi.

Arsy terkekeh pelan mendengar penuturan sahabatnya.

"Gangga, kamu masih sangat polos. Apakah kamu tahu Gangga? dia sama sekali jauh dari kata katamu. Berkarisma, romantis? Gangga, kamu berpikir dia benar-benar orang seperti itu? aku takut kamu akan pingsan setelah mengetahui watak aslinya." Tutur Arsy dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.

Di ujung telepon lain Gangga terdiam sejenak sebelum berkata "kamu.... kamu tidak mengakui karismanya.... Arsy apakah kamu buta! dia sangat cool, bagaimana dia bisa memiliki sifat tersembunyi seperti itu. Tidak mungkin, " gumamnya.

"Ya... dia memang memiliki sifat seperti itu. Kamu mau tahu? aku akan memberi tahumu. Dia, si aktor yang suka bermain drama picisan, sifat dinginnya juga hanya gaya soknya. Dia sangat cerewet, kamu tau? dia suka bergosip tentang kakak laki-lakinya yang katanya sangat tempramen," tutur Arsy sambil menahan tawanya.

Arsy melihat teleponnya tiba-tiba terputus. ah,... ternyata batrai ponselnya habis.

Tong-tong-ting-tong....

belum apartemennya berbunyi.

Siapa? apakah ibu benar benar datang? pikir Arsy. Segera Arsy membuka pintu. ah.... jadi benar ini ibunya. apa dia akaan mengeluh lagi? mungkin saja.

"Sayang, ada yang ingin ibu bicarakan denganmu. Apa ibu boleh masuk? " kata Nisa dan tanpa permisi langsung menerobos masuk ke dalam apartemen.

jangan lupa masukkan cerita ini ke dalam novel faforitmu.

vote & komen untuk mengembangkan cerita ini.

gomawo.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!