Kejadian pertemuannya dengan Aimi sangat cepat berlalu. Dio mulai sedikit goyah dan cintanya pada Indah sedikit pudar saat dirinya bertemu dengan Aimi lagi.
Saat perjalanan pulang, Dio tak banyak berbicara dengan Indah. Tatapan matanya masih melamun dan tertuju pada sosok Aimi yang sangat dicintainya di masa lampau.
"Kak Aimi, kenapa kita harus bertemu disaat seperti ini?"
"Aku terlanjur memiliki Indah dan tak mungkin menyakitinya" gumam Dio sambil menyetir mobil nya dengan kecepatan tinggi.
Sementara itu, Aimi yang baru saja bertemu dengan Dio mulai sedikit resah. Dio yang selama ini dia permainkan dan selalu menuruti apa kata Aimi kini datang lagi tepat di hadapannya.
Sayangnya Dio kini telah memiliki kekasih yang jauh lebih muda darinya.
"Dio, mungkin kau lebih bahagia bersama kekasih mu sekarang" gumam Aimi dalam hati.
Sebenarnya ada penyesalan walaupun sedikit di hati Aimi, namun hal itu di hilangkan dengan tanggung jawab Aimi yang sudah menjadi istri orang.
Di tempat lain, Sita yang merupakan mantan asisten dokter Beni terus saja menggoda dokter Beni.
"Mas beni, aku ingin bicara" kata-kata Sita membuat Beni meradang
"Ada apa Sita"
"Jangan ganggu aku"
"Aku sudah bilang, sekarang aku sudah bersama Aimi, dan aku sayang ama dia" ucap Beni sambil melepaskan tangan Sita yang terus saja menempel padanya.
"Baiklah Beni, lihat saja"
"Aimi tak sebaik yang kau kira" ucap Sita sambil pergi meninggalkan Beni
Hari ini Beni merasa suasana hatinya sedang suntuk. Jadwal pasien yang sangat padat, ditambah dirinya juga marah pada Aimi hanya karena masalah sepele
"Mengapa aku memarahi Aimi sampai seperti ini?"
"Ada apa dengan aku?" gumam Beni sambil melepas dasi yang dipakainya.
Begitulah sifat Beni yang sering berubah-ubah tak menentu. Kadang sangat keras, namun ketika sikap itu dikeluarkan maka rasa penyesalan di hatinya selalu ada.
Jam menunjukkan jam 2 siang, Beni akhirnya pulang meninggalkan tempat kerjanya.
"Aimi, maafkan aku telah memarahimu tadi pagi" gumam Beni dalam hati.
"Aku akan pulang lebih cepat sekarang" Beni akhirnya membawa mobilnya pergi pulang. Hatinya menggebu-gebu ingin pulang karena rasa bersalah di hatinya mulai ada.
Di rumah Aimi, terlihat Aimi tak tenang dalam duduk nya. Sepulang dari kantor, dirinya teringat akan Dio yang memberikan harapan baru untuknya.
Ditambah lagi, sikap keras Beni terhadapnya membuat dirinya merasa bosan dan butuh hiburan.
Jiwa muda Aimi mulai meronta.
"Mas Beni sudah tak seromantis dulu"
"Aku tak betah jika berlama-lama disini" gumam Aimi sambil melihat pemandangan di jendela rumahnya.
Karena tak betah, Aimi langsung keluar rumah untuk sekedar ngopi bersama teman-teman arisannya.
Sebut saja istri pak Rudi. Aimi memanggil nya bu Rudi. Dengan dia Aimi menghabiskan waktunya untuk sekedar ngrumpi hal-hal yang biasa disukai ibu-ibu.
"Bu Rudi, apakah kau ada waktu sore ini?" tanya Aimi tanpa basa-basi lagi
"Oh tidak"
"Saya lagi santai sekarang Aimi"
"Ayo kerumah" ajak bu Rudi penuh antusias
"Oh, baiklah, aku akan siap-siap berangkat
Aimi pun berdandan rapi dan berangkat ke rumah bu Rudi, salah satu teman baiknya itu.
Jam menunjukkan pukul 3 sore, dan Beni telah sampai ke rumahnya.
"Pak Sarto, kemana Aimi, kok sepi?" tanya Beni kepada pak Sarto tukang kebun mereka.
"Oh maaf tuan, setelah datang dari butik, Nyonya Aimi keluar lagi membawa mobil nya. Setau saya dia pergi ke rumah bu Rudi" ucap pak Sarto memberikan infonya.
"Hah, kerumah bu Rudi?"
"Aku sudah bilang pada Aimi jangan sering keluar rumah selain ke butik"
"Kenapa dia tak menuruti perintahku?" gumam Beni
Beni akhirnya menaiki mobil nya lagi dan mengejar Aimi yang saat itu berada di jalan menuju ke rumah bu Rudi.
Saat itu, Beni menaiki mobil nya dengan kecepatan tinggi. Dirinya tak ingin Aimi sampai duluan di rumah bu Rudi.
Hingga akhirnya, Beni bisa mengejar mobil Aimi yang melaju dengan pelan dan menghadangnya.
Aimi terkejut karena tiba-tiba ada mobil yang menghadang mobil nya dan ternyata itu adalah mobil Beni, suaminya sendiri
Beni mulai mengklakson mobil Aimi dan turun dari mobil nya.
"Aimi, turunn" Beni terlihat sangat geram melihat Aimi yang menyetir mobil dan dandanannya juga sangat cantik.
Aimi pun turun mengikuti perintah Beni. di situ terjadi perdebatan diantara mereka.
Secara tak sengaja, mobil Dio berada di sekitar situ dan melihat sosok Aimi dan Beli sedang bertengkar di pinggir jalan
"Kak Aimi?"
"Kenapa sepertinya dia bertengkar dengan suaminya?" gumam Dio sambil mengamati Aimi dan Beni yang sedang adu mulut di jalan.
"Ada apa Dio?" tiba-tiba Indah yang ada di sampingnya
"Oh tidak apa-apa" jawab Dio berusaha mengalihkan pandangan Indah agar Indah tak melihat pemandangan yang saat itu dilihatnya.
Hingga akhirnya, Beni memegang tangan Aimi dengan paksa dan memasukkannya ke dalam mobil nya.
"Mas Beni, gimana dengan mobil ku?" tanya Aimi sambil sedikit kecewa
"Sudahlah, biar pak Sarto yang ambil nanti"
"Sekarang, kau pulang bersamaku" ucap Beni
Aimi hanya diam mendengar ucapan Beni yang kasar itu. Dengan terpaksa Aimi pulang dan tak jadi ke rumah Bu Rudi.
Dio yang melihat hal itu merasa sangat miris. Dirinya tak menyangka jika Aimi merasakan kesedihan selama pernikahannya.
"Kak Aimi, kenapa kau tak mencariku dan mempertahankan rumah tanggamu yang tak sehat ini?" gumam Dio
Tatapan mata Dio tertuju ke arah mobil Beni yang saat itu ada Aimi di dalamnya ..
Dio pun denga badan lemas mengajak Indah pulang
"Indah, ayo kita pulang ke rumah"
"Besok, aku akan mengantarkan mu pulang ke kota, karena aku mau fokus ke interview yang akan aku jalani"
"Sebulan lagi, baru kita bertemu untuk melangsungkan pertunangan kita" ucap Dio
Dio pun menyetir mobil nya dengan kecepatan sedang. Indah merasa tak nyaman dengan ucapan Dio karena dirinya masih ingin berlibur di rumah Dio. Tapi bagaimana lagi kalau Dio sudah menginginkan hal itu.
Sesampai di rumah Dio, Indah langsung masuk ke dalam kamar, begitu juga dengan Dio. Tak ada percakapan diantara mereka
Indah merasakan hal yang aneh dalam diri Dio
"Semenjak kau bertemu dengan Aimi, sikap mu semakin hari semakin berubah terhadapku Dio" gumam Indah sambil mematikan lampu kamarnya
Di kamar yang lain, Dio berusaha mencari nomor Aimi yang belum tersimpan di ponsel nya.
"Aku harus segera mendapatkan nomor kak Aimi"
Dio mulai membuka ponsel dan tertera dalam ponsel nya nama butik milik Aimi
"Yah, baguslah"
"Aku bisa menanyakan nomor Aimi pada pihak butik" Dio sedikit tersenyum karena dirinya berhasil memperoleh nomer yang sejak dulu dicarinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Nindira
Wah awas Aimi kamu puber ke dua
2022-11-04
0
Yusuf Yoga
wah bertengkar hebat rupanya..permasalahan bikin runyam kalau indah tahu
2022-10-24
0