Agatha yang meletakkan seluruh makanan di atas meja. Dengan kaki yang masih terasa sakit, Helena berdiri dan berjalan ke arah sosis. Sedangkan Agatha duduk di atas lantai melihat Helena yang berjalan di atas meja menelusuri makanan.
"Apa ini aku?" tanya Helena yang melihat dirinya di depan cermin meja. Melihat kondisi kaki yang terluka sedang di balut kain. Melihat tubuhnya yang gemuk dengan buluh putih yang lebat sebagai rubah putih.
"Apakah ada yang kurang nona Helena?" tanya Agatha. Helena tidak menjawab pertanyaan Agatha karena fokus dengan dirinya. Helena kembali berjalan dan ingin memakan makanan yang ada di piring namun penciuman insting binatangnya tidak menyukai makanan itu.
Aroma sosis yang tercium melalui hidung Helena membuatnya berjalan menuju arah sosis. Helena dengan tanpa sadar mengambil sosis yang ada di samping piring berisi makanan itu. Helena merobek plastik yang membungkus sosis itu dan memakannya sambil duduk di atas sofa.
"Apa?" tanya Helena yang melihat Agatha dengan duduk di atas lantai mengekspresikan wajah yang bingung.
"Syukurlah ada makanan yang disukai nona Helena." Jawab Agatha dengan merubah ekspresi wajah tersenyum bahagia.
"Apa-apaan bocah ini?" tanya Helena dalam hati.
Helena hanya melihat Agatha dengan tatapan seram namun sambil makan sosis yang ada di tangannya.
"Aku akan menyiapkan tempat tidur nona Helena." Jawab Agatha yang berdiri dan berjalan masuk ke dalam kamar. Agatha mengambil selimut dan bantal lalu di atur dan dirapikan untuk tempat tidur Helena.
"Nona aku sudah menyiapkan tempat tidur Anda." Jawab Agatha.
Helena yang sudah siap makan, bergegas berjalan mengikuti Agatha untuk menunjukkan tempat tidurnya. Helena yang sudah melihat tempat tidur yang kecil dan mungil itu mengalihkan pandangannya ke arah tempat tidur yang ada di sebelahnya.
Helena berjalan ke atas tempat tidur dengan melompat namun dengan susah payah hampir saja terjatuh karena tubuhnya yang masih lemah dan tubuhnya yang cukup gemuk. Tubuh Helena di bantu oleh Agatha untuk naik ke atas tempat tidur.
"Nona mau tidur di tempat tidur? Tidak mau tidur di tempat yang aku siapkan?" tanya Agatha sambil memegang tubuh Helena.
"Bocah ini?" tanya Helena yang melihat ke arah belakang melihat Agatha yang baru saja di lihatnya tadi di depan pintu dan tiba-tiba bisa ada di belakangnya.
"Aku tidur di sini." Jawab Helena dengan berjalan di atas kasur tempat tidur.
"Baiklah, lagian ini memang kamar tamu yang tidak di pakai. Selamat malam nona Helena." Jawab Agatha yang melepaskan tangannya di atas tempat tidur dan berjalan keluar.
Di pagi hari, Agatha sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Agatha masuk ke dalam kamar Helena dan membuka gorden jendela.
"Selamat pagi nona Helena." Ucap Agatha yang melihat Helena membuka matanya.
"Saya akan berangkat sekolah, nona Helena jika lapar sudah saya siapkan sosis di meja makan. Saya pergi," ucap Agatha yang berjalan keluar sambil melambaikan tangan dengan senyuman manis dari dirinya.
"Apa-apaan bocah itu." Jawab Helena yang meletakkan kepalanya lagi di atas kasur dan merapatkan tangannya mengelilingi kepala. Helena kembali tertidur setelah Agatha pergi.
Agatha berjalan ke arah sekolah dengan berjalan kaki. Jarak antara sekolah dengan rumah Agatha masih dekat, hanya melalui dua lampu merah saja. Seperti biasanya Agatha selalu berjalan dengan wajah yang ceria ke sekolah.
Agatha melihat seekor kucing berwarna hitam melintas di jalan raya. Di sisi kanan ada mobil container yang mendekat, dengan cepat Agatha membantu kucing yang hampir tertabrak. Agatha melihat tubuh kucing yang digendong tangannya.
"Syukurlah." Ucap Agatha yang melihat kucing dan kucing hitam itu juga memandangi wajah Agatha dengan terkejut.
Agatha langsung melihat sekitar. Beberapa orang yang ada di sekitar tidak melihat Agatha membantu kucing hitam itu. Mereka sibuk dengan ponsel, anaknya dan koran. Tidak ada yang memperhatikan jalan, apalagi melihat Agatha.
"Siapa anak ini?" tanya kucing itu dalam hati.
"Lain kali jangan sembarangan menyebrang ya." Ucap Agatha yang menurunkan kucing itu sambil mengelus-elus kepala kucing hitam itu.
"Untung saja tidak ada yang melihat, jika tidak. Akan sangat merepotkan." Ucap Agatha yang tersenyum sebagai perpisahan antara dirinya dengan kucing. Agatha berjalan meninggalkan kucing hitam dan melanjutkan perjalanan ke arah sekolah.
Kucing hitam yang di tolong oleh Agatha berjalan ke arah mobil hitam dan masuk ke dalam mobil dari pintu belakang mobil. Kucing itu berubah menjadi seorang pria yang begitu tampan dan elegan.
"Tuan dari mana?" tanya seorang yang menjadi supir di dalam mobil itu.
"Aku menemukan hal yang menarik El." Ucap Altezza yang merapikan jasnya.
"Maksud tuan?" tanya Elard.
"Cari tau nama Agatha Renata dari sekolah Rania." Jawab Altezza.
"Baik tuan." Jawab Elard.
"Kita ke perusahaan." Jawab Al.
"Tuan tidak ingin istirahat dulu?" tanya El.
"Tidak perlu. Lagian aku sudah kembali normal." Jawab Al.
"Baik tuan." Jawab El yang menghidupkan mobil dan mereka berjalan ke arah perusahaan.
Suara ketukan pintu dari balik pintu Al terdengar. Al mempersilahkan orang mengetuk pintu itu yang ternyata adalah El. El datang membawa informasi Agatha Renata setelah 5 jam ia mendapat perintah dari Al.
"Saya sudah membawa informasi yang anda minta tuan." Jawab El menyerahkan berkas yang berisi informasi Agatha.
"Kak bisa mencari informasi dia dengan sangat cepat?" tanya Al.
"Iya, karena tidak terlalu sulit untuk mendapatkan informasinya." Jawab El.
Al menerima berkas itu dan mulai membaca. Agatha Renata, gadis berusia 16 tahun yang sering pindah sekolah karena mengikuti pekerjaan Ayah dan Ibunya. Ayah dan Ibunya adalah seorang dokter yang bekerja langsung pada naungan pemerintah dunia.
"Jadi ini alasan dia bisa berpindah ke banyak tempat?" tanya Al.
"Iya tuan, dia selalu mengikuti orangtuanya. Dan dia adalah gadis yang ceria namun tidak terlalu banyak teman dekat karena ia yang terus berpindah-pindah tempat. Tapi tuan ..." Jawab El yang menghentikan ucapannya.
"Kau mau bilang bahwa dia kemungkinan adalah Forza?" tanya Al
"Bagaiman tuan langsung mengetahui, aku meletakkan informasi itu di lembaran terakhir." Ucap El yang melihat Al masih membaca lembaran di tengah.
"Karena aku melihat sendiri kekuatan yang dimiliki olehnya." Jawab Al yang langsung membuka lembaran terakhir.
"Maksud tuan?" tanya El yang tidak mengerti.
"Aku bertemu dia dalam wujud kucing ku. Dia menolong ku di jalan saat aku menyebrang tadi pagi. Dan aku tidak tahu, wujud kucing ku bisa begitu cepat setelah itu. Aku hanya ingin memastikan apakah percepatan wujud kucing ini ada hubungannya dengan dia atau tidak. Tapi yang membuatku penasaran lebih kekuatan miliknya. Apakah dia itu Forza yang sudah terdaftar atau belum." Jawab Al yang menceritakan kejadian pagi itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
🍾⃝ͩᴀᷞʟͧɪᷠɴͣ✰͜͡w⃠
dan ternyata itu adalah alteza sekaligus pemeran utama pria nya 😅🥰
2022-11-14
0
❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸
Waaaah kucing jelmaan kah, kok g ada yg nyadar
2022-11-13
2
🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄
Itu masih misteri , tapi ini yg bikin aku penasaran
2022-11-11
3