Langit tergesa mengendarai motor matiknya saat dilihatnya penjaga sekolah hendak menutup pintu gerbang sekolahnya karena bel tanda masuk baru saja berdentang.
Tin! Tiiiinn...!
Langit membunyikan klakson motornya untuk mengalihkan perhatian penjaga sekolah agar menghentikan sementara apa yang dikerjakannya yaitu menutup pintu gerbang utama.
"Mas Langit." sapa sang penjaga pintu saat melihay siapa pengendara motor di depannya.
"Iya pak, maaf kalau saya terlambat lagi, ijinkan saya masuk ya pak." Pinta Langit dengan sangat sopan dan tak lupa menyunggingkan senyum manis di bibirnya.
"Silahkan masuk mas Langit, lain kali berangkatnya lebih pagi lagi ya, soalnya kalau ini gerbang sudah terlanjur tertutup mau tidak mau mas Langit harus kembali ke sini lagi besok, itupun kalau tidak terlambat lagi." nasihat yang sama setiap Langit hampir terlambat masuk gerbang utama sekolah.
Langit berjalan dengan langkah lebar menuju kelasnya yaitu kelas XI IPS 1, para sahabatnya telah menunggu kedatangannya di dekat pintu masuk sebelum guru pengampu mata pelajaran pertama memasuki ruang kelas mereka.
"Buruan bro!" Seru Marco sambil melambaikan tangannya, dan Langit mempercepat langkahnya dengan sedikit berlari agar tak kedahuluan guru jam pertama.
"Telat lagi kamu Lang?!" tanya Damar sambil melakukan handshake, dilanjutkan dengan Marco, lalu kepada David dan terakhir Rifki. Lalu ketiganya segera masuk kelas sebelum guru mereka masuk.
Damar dan Rifki duduk bersebelahan, lalu Marco dan David juga bersebelahan, sementara Langit yang duduk di antara depan dan belakang para sahabatnya hanya bersebelahan dengan bangku kosong.
Guru pengampu jam pelajaran pertama masuk, suasana yang semula riuh mendadak senyap, ketua kelas memersiapkan semua murid untuk segera berdoa mulai pelajaran, setelah berdoa selesai mereka pun segera menyiapkan buku dan alat tulis.
Tok! Tok!
Pintu di ketuk dari luar, tampak kepala sekolah berdiri di depan kelas tersebut.
Kepala sekolah dan guru mata pelajaran pertama terlihat berbincang sebentar, kemudian mereka berdua masuk ke dalam kelas.
"Selamat pagi anak-anak!" sapa bapak kepala sekolah.
"Selamat pagi pak!" jawab siswa siswi dengan serentak.
"Bapak akan menyampaikan kalau kelas kalian akan bertambah murid baru mulai hari ini." kepala sekolah mengumumkan akan ada murid baru, lalu riuhlah suasana kelas tersebut.
Yang berada di dekat jendeila langsung menengok keluar karena rasa penasaran mereka.
"Tenang anak-anak!" seru kepala sekolah dengan tegas, lalu keriuhan pun mereda.
Kepala sekolah keluar untuk memanggil murid baru tersebut, setelah murid baru tersebut masuk, kepala sekolah berbincang sebentar kepada guru mata pelajaran, lalu meninggalkan kelas tersebut
Para siswa yang semula antusias terlihat kurang bersemangat melihat penampilan murid baru tersebut.
"Selamat datang di kelas ini nak, sekarang perkenalkan diri kamu kepada teman-teman!" begitu lembut namun tegas bu guru menyapa dan menyuruh murid baru itu memperkenalkan diri. Anak baru itupun membungkukkan badannya sopan kepada ibu guru.
"Selamat pagi teman-teman!" sapanya kepada seluruh penghuni kelas.
"Pagiii...!" jawab mereka semua dengan beragam ekspresi. Ada yang antusias, ada yang biasa saja, tapi ada yang terkesan merendahkan.
"Perkenalkan nama saya Batari Jingga Sudiro, panggil saja Jingga." kata mirid baru menyebutkan namanya. Lalu terdengar kasak kusuk membicarakan dan menertawakan nama Jingga, ada yang memplesetkannya dengan bahasa yang kurang pantas, tetapi Jingga tidak ambil hati dan tetap menebar senyum manisnya.
"Kamu pindahan dari mana?" seru seorang murid ingin tahu.
"Aku pindah dari Kotabaru Kalimantan Selatan, tetapi aku asli Jawa."Jingga memberitahukan dari mana ia pindah.
"Ooh, kamu transmigran yang enggak betah di sana ya?!" seru suara siswa yang lain. Tapi Jingga hanya menjawabnya dengan senyuman.
"Ya sudah Jingga, silahkan kamu duduk di bangku kosong itu, dan kita segera mulai pelajaran." perintah bu guru dan segera dilaksanakan oleh Jingga, dan gadis itu dengan ragu melangkah ke bangku di sebelah Langit.
Beberapa menatap tidak suka kepada Jingga, tampaknya kelompok gadis populer di sekolah itu bila dilihat dari penampilannya.
Ada dua bangku yang masih kosong di kelas itu, tetapi Jingga memilih yang dekat dengan Langit karena berada di barisan tengah. Langit hanya diam saat Jingga duduk di sebelahnya.
"Heh, cewek jelek! Itu tempat duduk Clara, sana kamu duduk di belakang yang satu komunitas sama kamu, sama-sama culun!" seru seorang dari siswa populer yang dimaksud Jingga.
Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, Jingga berjalan ke belakang menuju bangku yang di tunjuk siswi galak tersebut.
Disebelah kursi kosong yang Jingga duduki nampak seorang siswa dengan kaca mata sedikit tebal dan perawakan sedang tersenyum ramah kepada Jingga, dan gadis itupun hanya mengangguk sopan kepada siswa berkaca mata, dan dibalas anggukan sopan dari si kaca mata tersebut. Lalu mereka pun mulai pelajaran dengan tertib dan tenang.
...****************...
Selamat membaca readers semua. Semoga kalian suka dan memfavoritkan cerita ini yaa. Kalau sudah baca, jangan lupa like komen dan votenya yaa
Terima kasih 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Fini Sudarmadi
udah kasih vote nya tor😁
2022-10-17
1
Nara Nai Rohman
segera up lg ya thor...🥰
2022-10-17
0