"Ya ampun Freya, apa yang terjadi sama kamu?"
Alana yang baru saja menemukan Freya terlihat shock dan panik, ia menyusul karena Freya terlalu lama dan tidak menyangka hal buruk telah menimpa teman nya. Alana semakin khawatir melihat penampilan Freya yang berantakan dan gadis itu menangis dengan keras sambil terisak.
"Freya, katakan ada apa?" tanya Alana memeluk tubu Freya.
"A-aku hampir di dilecehkan sama Devan hiks...".
Alana membulatkan matanya dan langsung mengeratkan pelukannya kepada Freya.
"Kurang ajar! Kenapa dia masih terus mengikuti mu, kita harus lapor polisi sekarang Ya." Freya memejamkan matanya dan menggeleng.
"Aku masih terlalu takut, aku ingin menenangkan diri Na." ucap Freya dengan sesegukan.
Alana merasa prihatin kecantikan Freya terkadang membuat gadis itu berada dalam bahaya, inilah makna pepatah yang mengatakan cantik tidak selalu bahagia, itulah yang sering terjadi pada Freya. Alana membantu Freya berdiri gadis itu terlihat lemas, Alana menyentuh jas mahal yang ada di bahu Freya.
"Freya, milik siapa jas ini?" tanya Alana.
"Ada seorang pria menolongku, jika tidak ada dia aku rasa sesuatu yang buruk akan terjadi padaku Na, bahkan aku belum sempat mengucapkan terimakasih karena terlalu ketakutan akan kejadian tadi."
"Apa pria tampan yang memakai topi tadi? Ia terlihat keluar dari tempat ini".
Freya mengangguk. "Iya seharusnya aku menahan nya tadi, untuk berterimakasih bagaimanapun dia telah menolong mu."
Freya tidak mengucapkan apapun ia menatap jas yang melekat di tubuh nya, wajah tampan itu melekat dengan jelas di ingatan nya, bahkan pahatan wajah pria itu terlihat begitu sempurna, Freya akui pria itu tampan, dan saat ini ia merasa penasaran.
*****
Freya menyentuh jas berwarna dark brown yang melekat di tubuh nya, saat ini ia berada di dalam mobil Alana, gadis itu mengantarnya pulang karena Reza tidak bisa menjemputnya. Freta ingat dengan jelas wajah pria tampan itu.
"Ya, aku penasaran sekali dengan pria yang menolong mu? Karena menurut ku dia seperti bukan dari kalangan biasa."
"Maksud kamu?".
"Badan nya tinggi tegap seperti model, wajah tampan itu terlihat sangat sempurna, jujur aku belum pernah liat pria setampan itu, walaupun penampilan nya sederhana aku tau dia pasti berasal dari kalangan atas."
Freya jadi ingat bagaimana keren nya pria itu saat menolong nya seperti adegan di drama yang pernah ia tonton. Wajah tampan itu masih terpatri dengan jelas di ingatan Freya.
"Kamu lihat jas yang menempel di tubuh mu merk yang harganya puluhan juta, Oke sudah jelas pria itu kaya."
Freya hanya diam, bagaimana cara ia mencari tau nama pria tadi untuk mengucapkan terimakasih, ia bahkan tidak mengenalnya, Freya menghela nafas kasar yang jelas ia merasa trauma sekarang, kejadian tadi adalah paling menakutkan yang pernah di alami.
Freya tiba di tempat tinggalnya nya, selama ini ia hanya tinggal di apartemen kecil yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantor, harga sewa rumah di kota besar sangat mahal, jadi Freya harus pandai-pandai berhemat, ia tinggal di lantai lokasi yang tidak terlalu bagus.
Freya melepaskan heels nya, ia melihat ada sepatu Reza, berarti pria itu ada di dalam. Freya masuk ke dalam dan membuka pintu nya, benar saja ia melihat Reza sedang fokus di depan layar laptop nya bahkan tidak menyadari kehadiran Freya. Freya merasa heran bukankah Reza mengatakan tidak bisa menjemputnya tapi kenapa pria itu disini, apakah komputer lebih penting? Freya merasa kesabaran nya juga ada batas nya.
"Reza, sejak kapan kamu pulang?"
"Kamu sudah pulang? Sejak kamu berangkat kerja tadi pagi aku disini, maaf pekerjaan kali ini sangat penting." Ucap Reza namun sama sekali tidak menoleh ke arah Freya. Freya merasa sangat kesal, kenapa pria itu tidak ingin tau apa yang di alami nya sekarang, bahkan terlihat sama sekali tidak peduli, walaupun Freya tau pekerjaan yang di lakukan Reza penting, bukankah seharusnya pria itu juga memperhatikannya, Freya mendesah kecewa ia berjalan melewati Reza begitu saja.
Reza menoleh ke arah Freya yang baru saja berlalu ia mencium aroma parfum lelaki yang melekat di tubuh istrinya, dan Reza sadar bahwa ada pakaian asing yang melekat di tubuh Freya. Reza tidak mudah tertipu pria itu cukup peka apalagi harum nya lumayan mencolok.
"Dari mana saja?" tanya Reza.
Freya menghentikan langkah nya. "Aku baru saja pulang dari mall bersama Alana."
"Kamu berbohong" Reza melangkah mendekati Freya yang berdiri di ambang pintu dan mengendus jas itu.
"Kamu bersama seorang pria kan?"
Freya membalikkan tubuh nya menghadap Reza kali ini Freya merasa kesal.
"Reza aku tidak suka kau menuduh ku seperti ini!"
Raut wajah Reza berubah, bukan ia menuduh tapi Reza selalu berfikiran negatif kepada istrinya, ia sadar bahwa Freya menjadi incaran empuk kaum pria berdasi di luar sana, sedangkan dirinya belum memiliki pekerjaan yang jelas, terkadang Reza merasa tidak percaya diri dengan keadaan nya sekarang.
"Bukan seperti itu, hanya saja jaa ini bukankah kau tidak memilikinya? Apakah kau seharian bersama pria lain?" Freya menatap Reza dengan kesal.
"Kamu tidak tau apa yang aku alami seharian ini! Kamu bahkan tidak membiarkan aku berangkat sendiri, pulang kerja sendiri!!! Aku tau pekerjaan yang kau kerjakan itu penting tapi tidak bisakah kau memperhatikan aku juga?"
Suara Freya sudah meninggi sedangkan Reza masih datar, ia paham akan hal itu, tapi saat ini ia harus berusaha mati-matian agar keadaan nya sama derajat dengan pria lain yang ingin mendekati istrinya di luar sana.
"Maafkan aku, tapi aku bekerja keras demi kita Sayang, aku memiliki kehidupan yang layak" Freya membuang mukanya, ia rasanya ingin menangis.
"Kamu bahkan tidak tau aku hampir saja di lecehkan, jas ini berasal dari orang yang menolong ku, kamu tidak pernah peduli pada ku!! Selalu hal lain yang kau utamakan!"
BLAM!!
Freya menutup pintu kamar nya di depan wajah Reza, pria itu terkejut dan menghela nafas kasar, ia tidak tau bahwa Freya sampai hampir di lecehkan, Reza menyesal atas salah paham nya.
"Freya... Buka pintu nya sayang, maafkan aku...".
"Sayang...".
Reza mengetuk pintu itu dan tidak ada jawaban. Reza menghela nafas kasar, Freya pasti kecewa dengan nya, pria itu menundukkan wajahnya, jika ia berada pasti Freya tidak akan berada dalam bahaya, pasti Freya bangga memilikinya, Reza selalu berfikir bahwa ia penuh akan kekurangan, ia miskin dan merasa tidak percaya diri dengan orang-orang yang berada di sekeliling Freya.
"Sayang maafkan aku, aku harap kamu buka pintu nya sayang, kita harus bicara, aku tau aku salah karena mengabaikan mu, tapi aku hanya ingin menjadi seorang pria yang hebat agar kau tidak malu memiliki kekasih sepertiku".
Freya menangis di atas ranjang saat mendengar perkataan Reza, ia masih enggan membuka pintu tersebut, Freya bahkan tidak malu memiliki suami seperti Reza ia bukan wanita mengincar harta, bahkan hidup seperti ini saja asalkan bersama Reza sudah membuat Freya bahagia, sungguh pria itu tidak perlu bersusah payah menjadi yang terbaik, karena bagi Freya, Reza adalah yang terbaik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments