Jiwa Brandalan

Airin masuk kedalam paviliun dengan kesal kemudian duduk di meja makan bersama dengan ayahnya.

"Kenapa? Apa tuan muda mau makan bersama kita? " Ucap Tono saat Airin masuk kedalam dengan kesal.

"Sudah lah aku lapar, terserah dia mau makan atau tidak. " Ucap Airin.

"Kamu harus baik padanya nak karena orang tuanya memberikan kita tempat dan juga pekerjaan kamu juga bisa ikut kesekolah bersama. " Ucap Tono menasehati anak semata wayang nya itu.

Mereka menikmati makan siang dengan canda gurau dan juga membuat rencana untuk kemudian hari, minggu depan Airin juga sudah mulai masuk sekolah.

"Minggu depan Airin sudah sekolah yah, apa ayah sudah memiliki uang untuk menebus baju ku besok. " Ucap Airin.

"Uang sudah ada, kamu jangan khawatir kamu cuman harus belajar dengan giat agar beasiswa mu tetap. " Jawab Tono.

"Yeesss Terima kasih yah" Ucap Airin seneng.

Ryou nampak makan siang sendiri diatas meja besar di ruang makan keluarga nya lagi lagi kedua orang tuanya pergi meninggalkan dirinya sendiri, padahal ini weekend tapi mereka masih tidak ada waktu dirumah.

"Tuan muda sudah selesai makannya? " Ucap pelayan menatap Ryou.

"Sudah." Ucap anak laki-laki itu dengan dingin.

Ryou berlalu masuk kedalam kamarnya untuk kembali berkutik dengan lukisan yang sedang dia buat, para pelayanan itu nampak menatap Ryou dengan kasihan.

"Padahal dia memiliki semua yang dia ingin kan, tapi kenapa dia begitu dingin dan pendiam hidup nya tidak pernah bahagia. " Ucap seorang pelayan.

"Mau punya uang banyak jika tidak bisa bersama dengan keluarga mau bahagia gimana? memang bahagia itu harus dengan tidak diatas uang apa. " Sahut yang lainnya.

Mereka nampak tertawa sembari kebersihan meja makan yang masih penuh dengan makanan yang enak dan mewah, Ryou duduk di balkon kamarnya menatap paviliun yang di tingali oleh Airin dan ayahnya.

Mata tajamnya menatap Airin yang sedang membantu ayahnya membersihkan kebun bunga milik ibunya, menatap anak perempuan itu dengan tajam.

"Dia cantik kenapa bisa menjadi anak pak Tono. " Ucap Ryou heran melihat Airin yang begitu cantik dan bersih sedangkan mereka hanya dari golongan keluarga sederhana.

Ryou mengambil alat lukisnya menatap Airin yang sedang sibuk dengan bunga bunga itu matanya menatap Airin sedang kan tangannya sibuk dengan alat lukis.

Ponsel Ryou bergetar tanda ada panggilan masuk, pemuda itu kemudian segera mengambil ponselnya.

"Haloo." Ucap Ryou.

...

"Baik aku segera kesana. " Ucap Ryou mengakhiri panggilan.

Ryou segera menyambar jaket kulit hitam miliknya kemudian turun menuju garasi untuk membawa montor Sport merah kesayangan nya, seorang satpam menghampiri Ryou.

"Tuan muda mau kemana membawa montor? " Ucap satpam itu menahan Ryou yang ingin pergi.

"Aku ingin jalan jalan saja. " Ucap Ryou sembari mengenakan helm nya.

"Tuan muda.. tunggu tuan... " Pekik satpam itu khawatir.

"Haduh mati saya kalau sampai tuan tau den Ryou keluar rumah dengan montor. " Ucap satpam itu khawatir.

"Kenapa sih pak Eko.. " Ucap seorang Pelayan.

"Den Ryou pergi bawa motor entah kemana, saya takut den Ryou balapan lagi atau ikut tawuran. " Ucap satpam bernama Eko itu.

"Wah gawat kalau sampai ketahuan tuan.. kenapa tidak kamu cegah tadi. " Ucap pelayan itu khawatir.

"Mana saya tahu, tadi sudah saya cegah tapi bagaimana lagi tahu sendiri den Ryou seperti apa orang nya. " Ucap Eko.

Ryou mengemudi sepeda motor nya dengan kecepatan diatas rata rata menuju tempat yang sudah di beri tahu oleh teman teman nya, dibalik kedinginan sikap Ryou dia juga memiliki brandalan dalam dirinya.

Jika ada waktu Ryou sering menghabiskan waktu untuk mengikuti teman nya balapan motor atau tawuran bersama dengan sekolah lain, wajah tampan nya bahkan sudah sering luka dan harus melakukan pengobatan serius.

Namun hal itu tidak pernah membuat nya kapok dan berhenti mengikuti teman teman nya yang tidak baik itu, Ryou juga sering pergi ke klap klap malam untuk minum minuman.

Orang tuanya juga sering memarahi dirinya namun tidak membuat Ryou sadar atau berhenti melakukan semua itu, bagi Ryou ucapan kedua orang tua nya hanya lah angin lalu.

Padahal Ryou juga salah satu siswa terpintar di sekolah nya dia selalu menjadi pringkat pertama dan selalu menang saat mengikuti Olimpiade apa pun yang di laksanakan sekolah.

Ryou juga merupakan kapten tim basket nasional di sekolah nya meski prestasi nya begitu besar namun Ryou tidak pernah seneng dengan semua itu, mesti di menang pun kedua orang tuanya hanya akan memberikan selamat dan uang tanpa tahu apa keinginan nya.

Ryou selalu kesepian sejak kecil dia tidak pernah bersama orang tuanya dia hanya akan berada dirumah bersama pengasuhnya dan juga para pelayanan yang siap melayani nya, semua keburukan dirinya selalu terpenuhi.

Namun Ryou tidak pernah bisa merasakan kasih sayang yang penuh dari kedua orang tuanya, mereka hanya sibuk dengan bisnis dan pekerjaan mereka. Mencari sesuatu yang sebenarnya tidak diinginkan oleh putra semata wayang mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!