“Omegot! Calon suamiku datang!”
“ Ehem..Permisi, saya David kakaknya Angel. Saya ingin bertemu dengan Alia teman sekolah Angel.” Tutur David. memperkenalkan diri sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan gadis manis di hadapannya.
Alia masih termangu dengan mulutnya yang masih ternganga menatap makhluk tuhan yang paling... Glek! Alia menelan ludahnya kasar, apalagi pandangan matanya memindai tubuh akang David dari ujung rambut sampai ujung kaki. Namun entah mengapa pusat poros alat reproduksi menjadi inti perhatian Alia. Orangnya tinggi, putih bersih, wajah indo, gusti!! Kasep pisan!
**Sepertinya neng Alia inget tutor yang di pilm ya neng..?**
“Dek..” panggil David sekali lagi.
“Sayang.. eh maksudku panggil Alia aja kak..” jawab Alia sambil menyambut jabatan tangan David.
“Bisa bicara sebentar Alia? Ada hal penting yang ingin saya tanyakan.”
“Oh iya kak bisa. Silahkan masuk dulu.” Ucap Alia untuk menciptakan kesan ramah dan sopan. ‘Ya ampun Lince, kenapa ga bilang sih abang lu secakep ini. Beda banget di potonya, cakepan aslinya.’ Batin Alia.
Setelah David duduk di kursi, David mulai bertanya dengan serius tentang kedekatan hubungan pertemanan mereka. Sejauh mana Angel berkomunikasi dengan Alia. David ingin memastikan dia bisa memperoleh informasi dari orang yang benar.
Alia pun menceritakan sejauh mana hubungan persahabatan mereka. Bahkan mereka tidak sungkan selalu menceritakan kehidupan remaja mereka, seperti yang sering dilakukan para remaja pada umumnya, apalagi kalau bukan pembicaraan tentang lawan jenis. Sampai Alia juga mengatakan kalau Angel bercerita soal perjodohan yang orang tuanya tentukan sedari kecil.
“Alia, itulah masalah yang terjadi kali ini. Angel melarikan diri dari rumah tadi pagi.”
“wattt!! Lince minggat beneran?!!” Ups! Alia menutup mulutnya dengan tangannya.
“Maksudnya gimana ya? Bisa jelaskan? Apakah Angel mengatakan kalau dia akan lari dari rumah? Kemana dia pergi? Bisakah kau memberitahuku?” cecar David.
“Ampun bang..! sumpah ga tau kalau dia beneran minggat. Alia Cuma bilang kalau Alia lagi uring-uringan ama abah, ama emak, Alia suka minggat. Itupun ke rumah engkong Alia kok. Beneran deh bang, Alia ga boong. Kata pak yai kalo boong dosa kan? Alia ga berani ditaruh di neraka bang. Alia udah biasa hidup di kampung yang sejuk, Alia ga bisa tinggal di tempat panas kaya neraka.” Cerocos Alia ga jelas.
David sekarang berpikir kalau cerita Angel tentang sahabatnya ini benar adanya. Alia ini gadis yang...aneh. Tidak mau mengulur waktu David melanjutkan pertanyaannya. “Oke gini aja, kira-kira Alia tahu tidak Angel pergi kemana.”
“Ini salah Alia bang, Alia juga akan bertanggung jawab. Gara-gara Alia bilang suka minggat kerumah engkong, Lince jadi ikutan. Alia mau ikut nyari Lince boleh bang?” Mohon Alia pada David.
“Saya tidak keberatan, tapi kalau bisa minta ijin dulu sama orang tuamu.”
“Siap!” Alia ngacir masuk ke dalam lalu berlari ke kebonan belakang rumah buat nyari abah ama emaknya. Halaman belakang rumah Alia sangat besar, karena di sana terdapat sapi yang tak terkira jumlahnya. Dan abah sama emaknya Alia pasti di kandang sapi itu untuk memantau para pekerja yang merawat sapi-sapinya.
“Abah! Emak! Alia mau ngomong sesuatu nih..” ucap Alia dengan nafas ngos-ngosan efek dari berlari dari rumah menuju kandang sapi.
“Ada apa kok teriak-teriak sih neng?” jawab emak Titin.
“Alia boleh minta ijin gak mak? Buat nyariin Lince sahabat Alia yang anaknya pak Ronan itu loh. Si Lince minggat dari rumah mak!” Alia menjelaskan.
“Loh kok minggat si neng Angel. Aya aya wae. Ya sok kalo gitu.” Jawab emak Titin.
Setelah mendapatkan ijin dari orang tuanya, Alia bergegas ke kamar untuk ganti pakaian dan membawa tas jinjingnya. “Emak, abah, Alia berangkat sama kakanya Lince ya,,” Pamit Alia kepada orang tuanya.
“ini putranya pak Ronan ya?” Tanya abah Sofian sambil tersenyum ramah. “kasep pisan aden.. mau ngajak Alia mencari neng Angel ya..? Abah ijinin kok den. Semoga neng Angel cepet ketemu.”
“Terima kasih pak, buk.. sudah di ijinkan untuk membawa Alia ikut serta mencari adik saya. Kami akan segera pulang setelah Angel sudah ditemukan.” Ucap David sopan. “Permisi..”
Alia segera mengikuti David menuju mobilnya. Setelah masuk mobil, David diam dan belum memutar kunci mobil. Dia melirik Alia sampai Alia salah tingkah. Lalu David mendekati Alia. Tubuhnya dicondongkan ke tubuh Alia, sampai wajah David makin dekat dengan wajah Alia. Alia termangu sambil menatap David yang makin lama makin mendekat. Dan...
Klik! Bunyi sabuk pengaman yang di rekatkan pada tubuh Alia.
Sedangkan dalam pemikiran Alia saat tubuh David mendekat ‘masyaallah gusti! Belom-belom udah disosor aja. Eneng siap akang, apa aja eneng kasih.’ Ucap Alia dalam hati sambil menutup matanya.
Namun apalah dikata, kenyataan tidak sesuai ekspektasi Alia. Angan terlalu tinggi dan tak turun-turun, bunyi klik pada sabuk pengaman yang dikaitkan oleh David membuyarkan angan dan cita-citanya untuk disosor akang David.
Alia membuka matanya sambil menelan ludahnya kasar. Ya ampun mak, mau ditaruh mana muke gilee.. Alia Cuma tersenyum dan mengucapkan terimakasih pada David. Dia mengehembuskan nafasnya berat sambil mengelus dadanya.
Sedangkan si abah Sofian ama emak Titin senyam senyum serasa dapet undian berhadiah. Gimana ga seneng, anak gadisnya pergi ama laki ganteng, kaya, sopan pula. Terbesit doa abah dan emak semoga Alia ga cepet pulang. Biar perginya lamaan dikit ama David. Siapa tahu ada proses pendekatan saat mereka dalam perjalanan mencari Angel. Kemudian abah menoleh menatap emak Titin, yang juga senyam senyum gak jelas. “Mak, yuk salat, doain Alia sukses memikat bujang kasep.”
“Iya bah, emak udah bayangin sembelih sapi berapa kalo Alia nikah.” Jawab emak tidak kalah absurd dengan abah Sofian.
Sekarang tahu kan darimana tingkah sengkleh Alia. Abah Sofian ama emak Titin adalah suhu kedua dari keluarga Alia. Karena suhu tertinggi keabsurd an keluarga Alia masih dipegang oleh kakek Alia yang tinggal di kampung Soreang.
David segera menyalakan mesin mobil dan perlahan meninggalkan rumah Alia. Kemudian dia bertanya kepada Alia, kira-kira kemana Angel akan pergi. Karena David tahu lingkaran pertemanan Angel tidaklah banyak, jadi diragukan Angel pergi kerumah temannya yang lain. Jadi mengalirlah obrolan mereka yang gak jelas namun pasti. Entah ini ilham dari sang khalik atau suratan takdir, Alia tercetus tempat yang akan dituju Angel.
"Ah, kayanya eneng tahu bang. Terminal, iya terminal. Adik abang pasti naik angkutan umum. Alia kan bilang ama dia kalo mau kabur tu sekalian yang jauh biar seru, jalan-jalan menikmati suasana, dan akhirnya shoping-shoping deh. Ups maaf bang.." sesal Alia yang keceplosan.
"Hahaha, Alia, Alia kamu lucu. Bener kata Angel, kamu tu unik." David benar-benar terhibur dengan tingkah Alia ditengah kekahawatirannya memikirkan adiknya yang tak kunjung kejelasan kapan ketemunya.
' Ya ampun calon suamiku ketawanya renyah banget yak. Jadi pengen dikunyah.' eehhhh
"Iya ya bang.. Alia jadi malu. Bang, boleh tanya ga? Lince kan dijodohin tu ama buaya Kalimantan, si Albert, trus abang David dijodohin juga ga?" tanya Alia dengan tersipu malu namun dari sudut pandangnya sendiri.
*eng..ing..eng... maksud loe apa neng Alia...*
Abang David kasep pisan...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
Sipit sekali bang davidnya teh..
Kirain yg berbule bule gitu visualnya
2024-09-14
0
Dehan
wiw.. babang david aku tersepona
2023-04-19
0
Dehan
wkwkw buaya kalimantan gak tuh 🤣🤣
2023-04-19
0