Perdebatan sengit!
Itulah yang terjadi lima belas menit yang lalu. Antara Prof.Zain dan Daddy-nya. Pria paruh baya itu menginginkan Zain dan Yuna tinggal di bawah atap yang sama bersama keluarga lainnya, namun Zain menolak dan beralasan tidak ingin kehidupan pribadinya di campuri oleh siapa pun termasuk kedua orang tuanya.
Puluhan detik berlalu namun Yuna masih saja menatap Zain dengan tatapan tajam. Fokus Zain terhadap jalanan berpindah pada Yuna yang terlihat mulai tak bersahabat. Bahkan, Ia terpaksa harus menepi karena bicara serius sambil menyetir mobil bisa saja mendatangkan masalah bagi dirinya.
"Apa aku setampan itu sampai kau tidak bisa berkedip saat menatapku?" Zain balas menatap Yuna, bukan dengan tatapan kagum atau cinta, namun tatapan yang mengisyaratkan kalau dia merasa tidak nyaman.
"Kau tidak setampan itu sampai aku tidak bisa berkedip! Aku hanya heran saja!" Celoteh Yuna berbohong, Ia menyipitkan mata.
"Heran? Kenapa harus heran? Aku yakin kau bukan orang bodoh yang tidak bisa membaca situasi!" Timpal Zain dengan ketus. Belangnya mulai terlihat setelah ia sampai di Negaranya, Thailand. Kalimat cinta yang ia gadang-gadangkan saat mereka masih berada di Indonesia tak lagi bergema. Dingin dan ketus, itulah gambaran seorang Zain De Lucca pada Yuna Dinata yang Ia pilih sebagai istrinya. Alasan Ia menikahi wanita berparas ayu itu benar-benar masih menjadi misteri.
"Aku tidak bisa membaca situasi karena kau berubah seperti bunglon. Di depan orang tuaku kau bicara tentang cinta, tapi disini kau mengabaikanku seperti aku hanya orang asing bagimu.
Yahh... Aku mengerti hal itu. Jika pada Mommy dan Daddy saja kau bersikap seperti singa hilang kendali, lalu bagaimana dengan diriku yang hanya orang baru?" Ujar Yuna serius. Tatapan matanya yang tadi tajam kini berubah sendu.
"Terserah kau saja, kau bisa membawaku kemanapun kau pergi. Ingat satu hal, aku bukan gadis yang lemah, aku tidak akan diam jika kau berani menyakiti jiwa dan ragaku." Sambung Yuna lagi, kali ini Ia menatap lurus kedepan.
Setelah mengungkapkan keluh kesahnya, Yuna berubah menjadi pendiam. Sementara Zain, Ia kembali melajukan mobilnya, menembus jalanan padat yang ada di Thailand.
Lima belas menit kemudian, Mobil yang Zain kendarai berhenti tepat di depan bangunan elit yang ada di pusat kota. Ia keluar dari mobil tanpa berucap sepatah kata. Walau seperti itu keadaannya, Yuna ikut keluar menyusul Zain sambil menarik dua koper dengan kedua tangannya.
Dasar suami tidak pengertian, bisa-bisanya dia memilih untuk tidak membantuku. Ku sumpahi kau jatuh. Gerutu Yuna di dalam hatinya. Baru saja Yuna berkata seperti itu, Zain tersandung oleh kakinya sendiri dan jatuh ke lantai.
"Upst!" Yuna menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan tawa.
Hanya aku istri yang mendoakan suaminya celaka. Maafkan aku Tuhan. Tapi dia pantas mendapatkannya. Batin Yuna sabil menatap kearah lain, khawatir Zain akan melihatnya menahan tawa.
"Apa ini lucu bagimu? Seharusnya kau membantuku." Ujar Zain ketus, entah sudah keberapa kalinya Ia bersikap ketus pada Yuna sejak mereka tiba di Thailand.
"Profesor ku yang tampan, kau melihatku membawa dua koper, tapi buruknya kau bahkan tidak berniat untuk membantuku. Sekarang pertanyaannya, haruskah aku membantumu berdiri saat kau bisa melakukannya sendiri? Kau bahkan tidak berdarah." Yuna memberikan alasan kuatnya yang kemudian di tanggapi serius oleh Zain. Ia tahu Ia bersalah karena itu Zain lebih memilih diam dan kembali berjalan menuju Apartemennya. Apartemen yang Ia tinggali sejak ia masih berstatus lajang.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
🌼stfaiza
disumpahin eh kejadian beneran🤣🤣🤣
2022-11-21
0