Setelah melewati beberapa jam perjalannya, kini Ayu sudah berada di Rumah Sakit tempat Abahnya di rawat. Untuk menemani Umi nya dan membantunya dengan mengandalkan tenaganya saja. kerena memang untuk saat ini Ayu belum bisa membantunya secara finansial.
Ayu menyalami Umi Ita ketika sudah berada diruang pasien kelas tiga, yang dihuni empat orang pasien. termasuk Abah yang baru satu malam menginap disini.
" Kalau kamu pulang bagaimana pekerjaanmu?"Tanya Umi yang sedari tadi tidak beranjak dari kursinya menemani Abah yang sedang tidur lagi setelah tidak sadarkan diri.
" Nanti Bibi Yuni akan bicara pada Nyonya Irena kalau Ayu pulang dulu merawat Abah".
" Oia Ayu lupa belum mengabari Bibi Yuni. nanti Bibi Yuni khawatir lagi sama Ayu. Ayu pinjem hapenya Mi?".
Umi memberikan hape bututnya pada Ayu, Ayu pun langsung mengirimkan pesan pada Bibi Yuni jika dirinya langsung ke Rumah Sakit tidak pulang ke rumahnya dulu.
" Ini Bibi menitipkan amplop untuk Abah berobat. terpaksa Ayu terima Mi, karena pasti kita tidak punya uang"Tambah Ayu mengeluarkan amplop dari dalam tasnya.
Umi Ita menitikkan air matanya menerima amplop yang diyakininya sejumlah uang yang akan membantunya melewati kesulitan kali ini.
" Iya nanti kita ganti uangnya Yu, Bibi Yuni sudah sangat baik terhadap keluarga kita".
" Iya Umi, Ayu juga sudah bilang begitu pada Bibi Yuni".
"Ayu nggak bawa baju ganti?"Tanya Umi melihat baju Ayu yang lepek karena keringat mengingat perjalanan yang cukup jauh dan memakan waktu.
" Iya Umi tadi Ayu buru-buru jadi nggak kepikiran bawa baju. nggak apalah, mudah-mudahan besok Abah sudah boleh pulang "Jawab Ayu sambil meluruskan kedua kakinya.
" Umi kalau mau tidur, tidur aja. biar Ayu yang jaga Abah".
" Nggak Yu, gimana Umi bisa tidur melihat Abah masih begini. Umi mau ke Mushola saja Yu. jagain Abah ya. nanti kalau Abah bangun, suruh abah makan ya"Ucap Umi Ita sambil berdiri dan keluar dari ruangan.
Ayu menatap lekat wajah tua Abah nya. terlihat damai dalam tidurnya, Ayu memegang tangan Abahnya yang sudah terpasang selang infus dan menggenggamnya dengan erat.
" Abah dan Umi merupakan kekuatan terbesar untuk Ayu.Jadi Abah harus cepat sehat lagi biar kembali kerumah dan Abah harus terus mendo'akan Ayu untuk kesuksesan dan kebahagiaan Ayu. Itu kan yang Abah dan Umi ingin kan dalam hidup Ayu. Abah harus kuat sampai kapanpun dan semoga saja Ayu bisa cepat mengumpulkan uang untuk Abah berobat sampai sembuh"Ucap Ayu dengan pilu sambil meletakkan kepalanya disamping tangan Abah yang digenggamnya.
Mata Abah pun mengeluarkan air mata melalui ekor matanya. Abah merasa sedih, terharu sekaligus bangga dengan kepedulian yang dimiliki anak semata wayangnya.
Abah mengangkat tangan satunya lagi mengelus pucuk kepala Ayu berulang kali.
" Abah akan menantikan dan menyaksikan kesuksekan dan kebahagiaan Ayu kelak. Abah akan sehat dan kuat untuk itu semuanya, dan tentunya untuk Ayu dan Umi "
Ayu mengangkat kepalanya dan menatap wajah Abah dengan senyum manis dibibirnya.
" Kapan Ayu sampai??".
" Tadi jam 15.45 Bah. Abah bagaimana keadaannya sekarang sudah merasa baikkan atau masih ada yang sakit?"
Abah menatap wajah cantik Ayu yang terlihat sangat lelah.
" Sudah merasa lebih baik dari pada kemarin Yu ".
" Maafkan Abah sudah merepotkan Umi dan Ayu. sampai Ayu harus pulang meninggalkan pekerjaan Ayu. terus nanti kerjaanya bagaimana Yu?"
" Jangan khawatirkan kerjaan Ayu Bah karena Majikan Ayu orangnya sangat baik. pasti mereka bisa mengerti keadaan Ayu sekarang. Apalagi ada Bibi Yuni disana jadi Abah dan umi tidak perlu mengkhawatirkan Ayu dan pekerjaan Ayu".
" Syukur kalau mereka orang baik Yu".
" Umi kemana ko nggak kelihatan Yu?"
" Umi lagi ke Mushola Bah. paling sebentar lagi juga kesini ".
" Tuh Umi, panjang umur Mi, baru kita omongin Umi. eh udah nongol ajah Umi nya ".Tunjuk Ayu pada Umi yang baru datang sehabis dari Mushola.
" Abah makan ya, harus banyak makan biar ada tenaga Bah. Umi suapi ya atau Ayu yang suapi?"
" Umi saja, karena Ayu kasihan sudah sangat capak pastinya perjalanan jauh belum ada istirahat pula. kalau Umi udah ada tidurkan tadi?"
" Iya Umi ajah, Ayu tidur aj dulu dikursi atau di sebelah Abah. nggak bakal ada Dokter lagi karena sudah visit tadi pagi Dokter nya".
" Iya Mi, sekarang Ayu ke Mushola dulu aja ya Bah, Mi".
" Iya Yu " Jawab keduanya bersamaan dan Ayu tersenyum kearah mereka sebelum menghilang dibalik pintu ruangan.
.
.
.
.
Bibi Yuni sudah tenang karena Ayu sudah sampai di Rumah sakit dengan selamat. Kini Bini Yuni bisa melanjutkan pekerjaannya lagi dengan tenang tanpa memikirkan nasib Ayu yang sedang dalam perjalanan.
Bibi Yuni sedang diruang makan untuk menyiapkan makan malam Tuan Jason.
Sedangkan Jason yang sedang berada dalam perjalanan pulang ke rumah sudah sangat ingin menanyakan pada Bibi Yuni tentang Ayu.
Setelah sampai di rumah, Jason tidak membuang waktu lagi langsung berniat mencari Bibi Yuni untuk segera mendapatkan jawabannya.
" Bibi Yuni " Jason berjalan mendekat kearah Bibi Yuni.
" Tuan Jason sudah sampai? mau langsung makan Tuan?".Tanya Bibi Yuni menghentikan aktivitasnya.
Jason menggeleng dengan cepat. dan langsung duduk disamping Bibi Yuni yang berdiri.
" Kenapa Ayu pulang?" Tanyanya to the points.
" Itu Tuan. Maaf Bibi Yuni tidak bilang izin dulu sama Tuan Jason.karena Bibi juga panik melihat Ayu menangis dan pikiran Bibi juga lagi tidak tenang Tuan Jason. Abah nya Ayu sakit. dari kemarin malam sudah masuk rumah sakit. karena Jatuh dari kursi tempat yang biasa dipakainya berbaring" Bibi Yuni menarik nafasnya dalam.
Jason meminta Bibi Yuni untuk duduk disampingnya setelah selesai dengan ucapannya.
" Memangnya sakit apa Bi?".
" Diabetes Tuan, bahkan Dokter sudah memintanya untuk melakukan operasi. tapi karena kami kekurangan biaya, jadi kami menundanya Tuan".
" Maaf Tuan Jason jika Bibi lancang berbicara jujur pada Tuan Jason ".
" Akh tidak masalah Bi, justru aku senang Bibi mau cerita dan berbagi dengan ku. Aku minta alamat Rumah Sakit tempat Abahnya Ayu dirawat sama alamat rumah Ayu yang dikampung ".
Entah apa yang akan dilakukan Tuannya dengan menanyakan alamat rumah sakit dan tempat tinggal Ayu dikampung. Namun Bibi Yuni tidak sampai hati untuk menanyakannya. semoga saja yang terbaik.
" Iya Tuan alamat Rumah Sakit nya nanti Bibi tanyakan dulu pada Ayu. nanti Bibi kasih ke Tuan Jason".
" Iya Bi, jangan lupa alamat rumahnya juga".
" Iya Tuan Jason, Terima kasih ".
" Terima kasih untuk apa Bi, bahkan aku tidak melakukan apapun. hanya disini bersama Bibi Yuni".
" Terima kasih karena sudah sangat baik mau mendengarkan cerita sedih Bibi".
Jason hanya tersenyum tanpa berkata apapun.
" Ya udah Bi, aku ke kamar dulu ya. mau mandi setelah itu baru makan".
" Iya Tuan ".
Jason pun meninggalkan Bibi Yuni yang masih duduk ditempatnya menaiki anak tangga menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
Siti Ramlah
jason ada maux
2023-10-22
0
Betty Aryani
Jason prmenisirin nieh...semoga Jason gak kadalin Ayu...
2023-03-01
1
Julio Stevaning
wah Jason mendapatkan celah
2023-02-12
0