" Anaknya Bibi Yuni jadi datang hari ini?, sudah bibi siapkan untuk kamarnya?, memang sudah tau mau bekerja apa di Jakarta? kalau anaknya Bibi bisa bantu pekerjaan Bibi Yuni disini tidak masalah. Saya akan memberikan gaji juga padanya. tapi Saya minta Bibi jangan tersinggung dan menolaknya. dan jangan sungkan kalau perlu bantuan apapun"Tanya Irena sembari mengupas buah apel yang menjadi kesukaannya.
" Sudah Nyonya, sudah saya persiapkan semuanya. untuk kamar biarkan saja satu kamar dengan saya. biar lebih mudah Nyonya kalau ada apa-apa. Kamar Bibi juga kan besar, jadi cukup untuk kami berdua. Dan untuk pekerjaan belum tau Nyonya, mungkin nanti akan mencobanya melamar pekerjaan. Dan tentunya akan membantu pekerjaan saya karena tinggal disini"Jawab Bibi Yuni yang duduk satu meja dengan Irena.
" Siapa tau, Namanya siapa Bi?".
" Ayu, Nyonya".
" Iya Ayu siapa tau butuh kamar sendiri, pakai saja kamar yang ada disebelah kamar Bibi.tidak masalah itu Bi".
" Iya nanti saya tanyakan pada Ayu terlebih dahulu. Jika memang membutuhkan kamar, saya akan menyuruhnya untuk menempati kamar yang sudah Nyonya izinkan".
" Kira-kira jam berapa Ayu sampai?"Tanya Irena lagi setelah menghabiskan tiga buah apel sekaligus.
" Seharusnya sore ini Nyonya kalau jalanan lancar. dan mudah-mudahan dengan cepat menemukan alamat ini. karena ini sudah hampir mau malam".
" Baiklah Nyonya, saya kembali kedapur untuk menyiapkan makan malam"Bibi Yuni pamit undur diri dari ruang makan.
" Iya Bi" Irena beranjak dari sana menuju ruang keluarga sambil menunggu kepulangan suami dan anaknya.
.
.
.
.
Waktu sudah menujukkan pukul 19.15 saat Ayu sampai dialamat yang ditujunya. dengan jasa Ojek Pengkolan yang mengantarkannya.
" Iya benar ini alamatnya!"Ucap Ayu sambil turun dari atas motor dan menyerahkan helm yang dipakai untuk melindungi kepalanya.
" Iya Neng "Balas Bapak Tukang Ojek Pengkolan dengan meletakkan helmnya dimasukkan kedalam jok motornya.
" Ini Pak ongkosnya, ambil saja kembaliannya. maaf jika lebihnya sedikit Pak. Terima kasih banyak Pak. Oia Pak doakan saya jadi orang sukses Pak di Ibu Kota ini"Ayu menyerahkan uang satu lembar lima puluh ribu.
" Iya Neng sama-sama, saya doakan Si Neng punya rumah gedong begini juga. Dan menjadi orang suskes Neng".
" Aamiin " Ucap keduanya bersamaan.
" Saya tinggal Neng mau nyari penumpang lagi"Pamit Bapak Tukang Ojek Pengkolan.
Dan Ayu pun hanya mengangguk kearah Bapak Tukang Ojek kemudian beralih menatap rumah megah dan mewah yang berlantai tiga dengan didominasi warna putih, hitam dan abu.
" Rumahnya lebih mirip seperti istana"Gumam Ayu lirih sambil berjalan mendekati pos penjagaan keamanan.
" Permisi Pak, Apa betul Bibi Yuni bekerja di rumah ini Pak?" Tanya Ayu sopan.
" Iya betul De, Bibi Yuni salah satu pelayan disini.Ade ini ada keperluan apa mencari Bibi Yuni"Jawab Pak Penjaga.
" Beliau Bibi saya Pak, Apa bisa Bapak sampai kan pada beliau jika saya sudah sampai disini"Pinta Ayu.
" Owh iya sebentar De, saya kasih tau Bibi Yuni terlebih dahulu".
" Silahkan Pak "
Kemudian Pak penjaga terlihat sedang berbicara ditelpon tidak kurang dari lima menit jika Ayu perhatikan. Pak Penjaga lalu membuka sedikit pintu gerbang meminta Ayu untuk masuk dan menunggu Bibi Yuni didalam dengan memberikan satu kursi plastik.
" Terima kasih Pak " Ayu hanya meletakkan tas ranselnya saja diatas kursi karena Ayu sudah merasa panas dengan bokongnya yang terus saja duduk selama didalam perjalanan.
" Iya De sama-sama "
Tidak berselang lama terlihat Bibi Yuni berjalan kearahnya.
" Ayu "
" Bibi Yuni "
Ayu bersalaman dengan Bibi Yuni. Kemudian Ayu dan Bibi Yuni masuk kedalam rumah mewah berlantai tiga tersebut.
" Bagaimana perjalananmu Yu?" Tanya Bibi Yuni sambil membawa Ayu masuk kedalam kamarnya.
Ayu melihat ukuran kamar Bibi Yuni yang terbilang cukup besar untuk seorang pelayan dengan kamar mandi yang berada didalam kamar.
" Lumayan Bi, capek banget"Ucap Ayu sambil terseyum.
" Bibi sudah mengabari Umi dan Abahmu, dan mereka senang kamu sampai dengan selamat sampai sini ".
" Iya, Terima kasih Bi ".
" Ya sudah kamu bersihkan dulu tubuhmu. setelahnya kamu bisa rebahan di atas tempat tidur. Bibi akan membawakan makanan untukmu.Bibi tinggal ya Yu!"Pamit Bibi Yuni keluar dari dalam kamar.
Ayu langsung membuka tas ranselnya dan mengambil celana panjang training ungu dan koas oblong putih serta underwear dan membawanya ke kamar mandi.
Setelah selesai, Ayu keluar dari dalam kamar mandi. Meletakkan pakaian kotornya pada keranjang yang berada dipojok dekat pintu kamar mandi.
Kemudian Ayu menyisir rambut panjangnya dan membiarkannya tergerai.
Tidak berselang lama Bibi Yuni sudah membawa masuk nampan yang berisi banyak makanan untuk makan malam Ayu.dan meletakkanya di meja berukuran kecil yang berada tepat didepan Ayu.
" Dimakan Yu!. Bibi sudah bawakan makanan".
" Terima kasih Bi, jadi merepotkan ".
" Tidak Yu tidak merepotkan. Ayo dimakan!".
" Bibi tidak ikut makan?"Tanya Ayu meletakkan lagi sendok yang baru saja diambilnya.
" Tidak Yu, tadi sebelum Ayu sampai disini. Bibi sudah makan bersama pelayan yang lainnya. jadi Ayu saja yang makan".
" Iya Bi, Ayu makan ya!".
Bibi Yuni pun hanya mengangguk mengiyakan mempersilahkan Ayu untuk lanjut makan.
Bibi Yuni menatap wajah cantik Ayu yang sedang begitu lahap menyantap makanan yang dibawanya.
" Kalau saja mungkin Dapi masih bisa berjalan dengan normal kamu pasti akan bisa melanjutkan sekolahmu seperti teman yang lainnya. Dapi akan bekerja sekuat tenaga untuk mu"Gumam Bibi Yuni dalam hati.
Ya, Bibi Yuni merupakan Adik perempuan dari Abah Dapi. Abahnya Ayu. Bibi Yuni pernah menawarkan bantuan untuk membiayayi Ayu untuk masuk perguruan tinggi, karena Bibi Yuni pun tau banyak cerita tentang Ayu dari Umi Ita dan Abah Dapi. tapi sayang kedua orang tua Ayu menolaknya dengan alasan kuliah masih bisa masuk kapan saja, tidak harus tahun ajaran sekarang. paling tidak bantu saja Ayu dalam mencari pekerjaan supaya bisa mengumpulkan uang untuk masuk kuliah nanti. Dan terlebih lagi mereka tidak ingin membebani Bibi Yuni dengan kebutuhan mereka. Biarlah Ayu belajar mandiri dan belajar untuk berpikir dewasa.
" Ayu sudah selesai Bi, biar saja Ayu yang bawa. Bibi hanya tunjukkan saja tempatnya".Pinta Ayu sudah dengan nampan dikedua tangannya.
Bibi Yuni tersenyum melihat Ayu yang tidak ingin merepotkannya.
" Ayo ikut Bibi "Bibi Yuni berjalan didepan Ayu keluar dari kamar menuju dapur kotor untuk meletakkan nampannya.
Ayu langsung mencuci piring dan mangkuk yang kotor dan meletakkan di atas rak.
" Ayo Bi sudah selesai " Ayu membawa Bibi Yuni meninggalkan dapur kotor. dengan Ayu yang berjalan didepan Bibi Yuni.
Sampai didepan pintu kamar, Ayu merasa heran karena seingatnya Ayu sudah menutup pintu dengan rapat. Kenapa ini sedikit terbuka? Pikirnya.
Bugh
Tubuh Ayu terhuyung kedalam kamar dan terjatuh menindih tubuh kekar dan keras seseorang tepat dibawah tubuhnya. Saat Ayu mendorong daun pintu yang sudah agak sedikit terbuka. dan ternyata dari dalam ada seseorang yang menarik handle pintu dengan kuat yang menjadikan posisi mereka seperti ini.
Tatapan mata keduanya saling mengunci, saling terhipnotis dari awal pandangan pertama mereka.memindai wajah masing-masing dengan sorot mata yang saling mengagumi kesempurnaan wajah yang berada dihadapannya. Sampai Jason, merasakan senjatanya sudah bereaksi berlebihan merasakan dua buah benda kenyal yang menurutnya sangat besar.
Ayu pun seolah sadar ketika senjata orang yang berada dibawahnya sudah mengeras dan sedikit menusuk-nusuk. Dengan cepat Ayu bangkit dari tubuh pria itu.
" Kenapa bisa sebesar itu?" Gumam Ayu dalam hati sembari melihat kearah tepat dimana senjata seseorang sudah siap sempurna seperti itu meski terlihat dari balik celana joggernya.
" Hei, Kau siapa berada dikamar Bibi Yuni?"Tanya Jason sambil berdiri dan merapikan pakiannya. tanpa mempedulikan senjatanya yang minta masuk sarang. karena tidak mungkin Jason lakukan pada gadis didepannya. yang sebenarnya sangat cantik walau tanpa make up apapun di wajahnya.
" Emm.. " Ucapan Ayu terhenti karena mendengar suara Bibi Yuni yang baru masuk dan Ayu merasa heran bukannya tadi Bibi Yuni ada dibelakangnya, Kenapa baru masuk?Pikirnya.
" Tuan Jason!?" Panggil Bibi Yuni menghampirinya.
" Bi, Tolong buatkan saya coklat hangat. dan ini siapa Bi, kok ada dikamar Bibi?" Tanya Jason sambil menatap kearah Ayu, dilihatnya penampilan Ayu yang biasa saja tapi bisa menghipnotis dirinya.Apalagi saat tatapan mata liarnya kearah dua buah benda kenyal yang tadi menempel pada dada bidangnya dengan sempurna.
" Ini Ayu Tuan, keponakannya Bibi. Ayu akan ikut membantu pekerjaan Bibi disini".Jawab Bibi Yuni menjelaskan.
Ayu hanya menunjukkan senyumannya pada Jason tanpa mengulurkan tangan atau berbicara apapun.
" Manis juga " Gumam Jason sangat lirih jadi tidak mungkin Ayu dan Bibi Yuni mendengarnya.
" Ayo Tuan Jason, Bibi buatkan coklat hangatnya".Jason Pun berjalan tebih dahulu keluar dari kamar dan menuju kearah ruang makan.
Bibi Yuni heran kenapa Tuannya malah duduk dimeja makan, bukannya langsung kekamarnya" Tidak diantar kekamar Tuan coklat panasnya?".
" Tidak Bi, biar aku saja bawa sekalian "
" Iya Tuan "
" Ah sial kenapa bisa begini, paling ukuranya tiga puluh empat A. tapi kenapa tadi begitu terasa sekali. seolah tumpah semuanya didadaku "Jason hanya bisa menggerutunya didalam hati karena Jason tidak ingin Bibi Yuni berpikir yang aneh padanya. dengan tangan salah satu tangan sudah berada tepat di dalam celananya sambil mengurut pelan agar kembali jinak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
Tiwik Firdaus
dasar penjahat kelamin baru gitu aja udah bangun gampang amat senjata kamu bangun
2023-05-19
0
Jesi Jasinah
keren
2023-04-26
1
IR
🤭😄😄😄😂😂🤣🤣🤣
2023-03-17
0