"Ternyata bukan," lirih Pangeran yang terlihat sedikit kecewa ketika melihat nama pelukis itu adalah Aurora.
" Herr," panggil sang pemilik Cafe saat melihat pelanggannya yang hanya diam saja menatap lukisan itu.
" Ya, Maaf."ucap Pangeran dengan menggunakan bahasa Jerman.
" Kamu jadi pesan makanan? "tanya sang Ibu itu.
" Ya .... " Setelahnya, Pangeran segera memesan beberapa menu sarapan pagi.
Meski raganya sudah berada di tempat duduk, namun tatapan Pangeran masih tertuju pada lukisan yang tertempel di dinding ini.
" Ini makanannya, selamat menikmati," kata seorang waiters seraya meletakkan makanan pesanan Pangeran.
" Terimakasih."
Selesai menyantap makananya, Pangeran segera bergegas bangun dari tempat duduknya untuk membayar.
Daripada terus penasaran, Pangeran pun mencoba bertanya-tanya tentang pelukis lukisan itu.
" Apakah Anda mengenal pelukis lukisan itu?" tanya Pangeran pada wanita paruh baya yang menyambut kedatangannya tadi.
Wanita paruh itu tersenyum.
" Kenapa, apa kamu sangat menyukai lukisannya?" Wanita paruh baya itu bertanya karena ia memperhatikan bahwa Pangeran sejak tadi terus menatap lukisan itu.
" Ya, aku menyukainya. Jadi, bisakah anda beri tahu saya dimana tempat membeli lukisannya?"
Frau Fenne ( Bu Fenne) kembali tersenyum.
" Dia biasanya melukis di sini, tetapi setiap hari senin dia akan libur," papar wanita itu.
Tiba-tiba, Pangeran teringat kembali apa tujuannya datang ke desa ini. Jadi, Ia mencoba untuk bertanya tentang Anne.
" Em ... Frau (Bu/nyonya) apa saya boleh bertanya lagi? "
" Silahkan. "
" Apa anda sudah lama tinggal di sini? "
Frau Fenne kembali tersenyum. " Tentu saja, karena aku asli orang sini."
Mendengar bahwa wanita itu penduduk asli, membuat Pangeran langsung membuka layar ponselnya.
" Lalu, apakah anda pernah melihat wanita ini? "Pangeran memperlihatkan foto Anne yang ada di dalam layar ponsel Pangeran.
Frau Fenne terlihat membenarkan kaca matanya." Rora, "lirihnya yang masih terdengar oleh Pangeran.
" Rora? Siapa dia? "tanya Pangeran yang membuat Frau Fenne terlihat seperti sedang kebingungan.
" Em ... Wanita itu siapa? Kenapa kamu mencarinya? "Frau Fenne justru kembali bertanya terlebih dahulu sebelum dia kelepasan bicara.
" Dia istri saya, namanya Anneta, " jawab Pangeran.
" Oh, kalau begitu sepertinya saya belum pernah melihatnya, "dusta Frau Fenne seraya memperhatikan penampilan Pangeran.
" Apakah Anda yakin? Pasalnya saya tadi melihat anda seperti mengenalinya saat melihat foto ini, "ujar Pangeran untuk memastikan kembali karena ia merasa seperti ada sesuatu yang janggal.
" Oh, saya tadi mengira dia mirip dengan seseorang yang saya kenal. Tapi, ternyata bukan. "
Pangeran mengangguk." Kalau begitu terimakasih. "
Setelahnya, Pangeran segera pergi dari cafe itu untuk melanjutkan pencariannya.
Ketika bertemu dengan penduduk di desa itu, Pangeran mencoba untuk bertanya pada mereka. Namun, ada beberapa yang tak tahu tentang Anne sampai ia bertemu dengan seorang wanita lanjut usia yang tengah duduk santai di depan teras rumahnya.
" Selamat pagi," salam Pangeran.
" Pagi," jawab sang nenek.
" Em, bolehkah saya bertanya?"
"Silahkan," jawab nenek itu yang terlihat sangat ramah pada Pangeran.
" Saya mau tanya, apakah anda pernah melihat wanita ini ada di sini?" ujar Pangeran seraya memperlihatkan foto Anne.
Nenek itu terlihat memperhatikan foto gadis cantik yang tengah tersenyum. " Rora," lirih wanita itu yang memanggil Anne dengan panggilan Rora.
" Apa Anne mengubah namanya? "gumam Pangeran dalam hati.
" Anda mengenalnya? "tanya Pangeran memastikan.
" Tentu saja, dia adalah gadis muda yang sangat baik hati dan ramah. Bahkan, dia sering memberikan saya makanan, " terang wanita tua itu yang terlihat seperti sangat mengenali Anne.
Dari perkataan sang nenek, Pangeran dapat menyimpulkan bahwa Anne tinggal di desa ini. Pasalnya, jika Anne hanya seorang wisatawan, mana mungkin penduduk desa bisa mengenalnya sangat baik.
" Kalau begitu, apa anda tahu dimana rumahnya?"
" Kamu sedang mencari rumah Rora?" tanya sang nenek memastikan.
" Ya, saya adalah temannya dan ingin memberi sebuah kejutan. Jadi, saya diam-diam mencari rumahnya karena dia selalu saja tidak mau memberitahu." Pangeran terpaksa mengarang sedikit cerita karena ia dapat melihat bahwa ada sesuatu yang janggal jika dia memperkenalkan diri sebagai suami Anne.
" Oh, jadi kamu temannya Rora? Tapi sayangnya, kamu datang di hari yang salah. Karena di hari senin, Rora akan selalu pergi ke kota," papar Nenek itu.
Di saat melihat penampilan Pangeran yang terlihat seperti seseorang yang datang dari jauh, membuat sang nenek mempersilahkannya untuk duduk sambil menikmati teh bersama. Apalagi, sekarang sudah mulai memasuki musim dingin.
Melihat sang nenek yang seperti sangat mengenal Anne, membuat Pangeran menerima tawaran itu.
...***...
Jika Pangeran tengah sibuk mencari keberadaan sang istri, berbeda dengan gadis itu yang tengah dalam perjalanan ke kota untuk menjenguk seseorang.
Dengan langkah pelan tapi pasti, Anne terus menyusuri koridor rumah sakit menuju sebuah ruangan pasien. Sesampainya di tempat yang di tuju, Anne terlihat tersenyum lalu segera membuka pintu.
Ketika pintu sudah terbuka, terlihat seorang laki-laki paruh baya yang duduk di kursi rodanya tengah menikmati pemandangan luar ruangan lewat jendela besar yang ada di ruangan itu.
" Pagi, Dad ...," sapa Anne seraya berjalan mendekati pria itu.
" Pagi my princess, kamu baru sampai ?" tanya pria paruh baya itu dengan tersenyum lebar saat melihat putrinya datang menjenguk.
Sebelum menghampiri sang Daddy, Anne terlebih dahulu meletakkan buah serta buket bunga yang ia bawa.
Setelahnya Anne berjalan menghampiri pria itu, lalu merendahkan tubuhnya di depan kursi roda sang Daddy.
" Bagaimana kabar Daddy hari ini?"
" Sangat baik, kamu sendiri gimana? Kenapa datang sendirian?" tanya Sang Daddy yang langsung memberikan dua pertanyaan sekaligus saat melihat Anne datang sendiri.
" Kabar Rora ... sama seperti yang Daddy lihat. Sangat baik, "ucap Anne seraya memperlihatkan tubuhnya yang terlihat sehat dan baik-baik saja. Tubuh Anne memang terlihat baik, karena yang sakit adalah hatinya.
" Syukurlah, tapi kenapa Jeremy tidak ikut? "tanya Sang Daddy yang tak melihat pria itu datang bersama putrinya.
Anne menghembuskan nafas panjangnya.
" Seperti biasa, dia sedang ada pekerjaan. Makanya tidak bisa datang sekarang, tapi katanya sore dia akan datang, "terang Anne.
Sang Daddy hanya mengangguk mengerti. Setelahnya, kedua orang itu saling bercerita mengenai kehidupan mereka sehari-hari.
...****************...
Halo gengs, maaf baru update. Semoga suka, dan jangan lupa untuk like, komen, hadiah, dan rate bintang limanya.
Kira-kira ada yang tahu siapa yang Anne temui?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Eka Widya
daddy samuel kah
2023-07-31
0
𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Ony👏❁︎⃞⃟ʂ E𝆯⃟🚀
Mulai ada titik terang ya Ran.
Cuma kurang beruntung, datang jedesa itu pada saat Aurora tak ada dan sedang pergi kekota.
2022-11-07
22
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ
ternyata penduduk desa sangat mengenal anne/rora karena sikapnya yg ramah,,,,semoga aja pangeran bisa bertemu dgn rora
2022-11-04
0