Setelah menempuh penerbangan selama puluhan jam, akhirnya Pangeran sampai juga di negara Swiss. Meski selama perjalanan ia hanya tidur, tapi entah kenapa rasanya begitu melelahkan sekali.
Pangeran terlihat menarik nafas seakan merasakan udara segar di negara yang terkenal bersih dan indah ini.
" Akhirnya, aku datang lagi ke sini," gumam Pangeran yang sedikit rindu dengan kota penuh cerita ini.
Kedatangan Pangeran ke negara ini bukan untuk masalah pekerjaan, melainkan kepentingan yang masih masuk dalam ranah pribadi. Dimana Ia akan menjadi pengiring pengantin laki-laki di pernikahan sahabatnya.
Dulu, Pangeran pernah kuliah di Swiss selama beberapa tahun, tetapi mendadak harus kembali ke Indonesia karena Ayahnya meninggal.
Selama perjalanan menuju hotel, Pangeran terus memandangi pemandangan kota Bern.
Sesampainya di hotel, Pangeran langsung di sambut hangat oleh teman-temannya.
" Willkommen in der Stadt Bern, Pangeran," seru ketiga teman laki-lakinya dengan menggunakan bahasa Jerman.
Mereka pun saling berpelukan layaknya teman lama yang baru bertemu kembali. Dikarenakan Pangeran datang di jam makan siang, mereka langsung mengajak Pangeran untuk menyantap makan siang di restoran hotel itu.
Selama menunggu hidangan matang, mereka banyak mengobrol.
" Oh ya, Ran. Kamu datang sendirian?" tanya Marquise sang calon pengantin pria.
Pangeran mengangguk.
" Kenapa tak mengajak kekasihmu?" timpal Esmee.
Pangeran masih diam, dan tak menjawab.
" Jangan bilang kamu masih sendiri," tebak Altherr yang membuat Marquise dan Esme ikut menatap Pangeran dengan penuh rasa penasaran.
Pangeran tersenyum, lalu meletakkan gelas air minumnya." Aku____" saking penasarannya ketiga teman Pangeran itu terus menunggu jawaban selanjutnya.
" Sudah menikah," jawab Pangeran jujur karena tak mau menutupi status dirinya yang memang bukanlah pria single.
Ketiga pria itu tercengang, kemudian tertawa terbahak-bahak karena tak percaya jika Pangeran telah menikah. Sedangkan Pangeran terlihat bingung dengan ekspresi ketiga temannya itu.
" Ran, kamu tidak usah berbohong hanya untuk menutupi status single mu itu," terang Esme.
Tanpa banyak bicara, Pangeran langsung memperlihatkan jari manisnya yang terpasang cincin pernikahan.
Altherr yang baru menyadari kalau ternyata Pangeran memakai cincin pernikahan pun langsung menari tangan itu.
" Beneran, kamu sudah nikah?" Altherr kembali bertanya untuk memastikan. Sementara Pangeran hanya menaikkan satu alisnya yang membuat ia langsung mendapatkan pukulan dari teman-temannya.
"Kamu menikah kenapa tidak menghubungi kami? Apa kamu sudah lupa jika mempunyai teman di sini!" kesal Esme karena Pangeran tak mengundang mereka ke acara pernikahannya.
" Tapi, Ran. Jika kamu sudah menikah, kenapa istrimu tidak kamu bawa, hem?" tanya Marquise.
Dikarenakan hubungan mereka memang sangat dekat, Pangeran pun menceritakan apa yang telah terjadi. Siapa tahu mereka bisa membantu mencari keberadaan Anne.
Ketiga teman Pangeran terlihat mendengarkan ceritanya tanpa menyela sedikitpun. Itulah yang Pangeran suka dari ketiga temannya ini. Bagi Pangeran, mereka tak hanya sekedar sahabat, melainkan sudah seperti keluarga yang begitu baik padanya. Justru mereka jauh lebih baik dari kerabat-kerabat Pangeran yang hanya peduli dengan warisan, tetapi ketika ada masalah tiba-tiba berubah menjadi tuli dan buta.
" Apa Kamu punya foto istrimu?" tanya Esme.
Pangeran pun memperlihatkan foto Anne pada ketiga temannya. Ketika mengamati wajah Anne, Esme terlihat seakan pernah bertemu dengan gadis ini.
" Kenapa wajahnya terlihat tak asing, ya," ujar Esme.
" Apa kamu pernah bertemu dengannya?"tanya Pangeran.
" Entahlah, tapi aku seperti pernah melihatnya. "
" Dimana? " entah kenapa Pangeran seakan mendapatkan titik terang setelah mengetahui bahwa sahabatnya pernah bertemu dengan Anne.
Esme kembali menatap foto Anne seraya mencoba mengingat-ingat kembali dimana Ia pernah bertemu dengan gadis seperti ini.
" Apa dia seorang artis atau traveler?" tanya Esme yang membuat Pangeran termangu dan bingung.
" Dia pelukis," jawab Pangeran.
" Hei, Esme! Kamubutu beneran pernah bertemu dengan istri Pangeran atau tidak? Jangan hanya bercanda!" tukas Marquise yang mengira bahwa Esme sedang bercanda.
" Aku tidak bercanda, penampilan dia itu berbeda. Jadi, akan sangat mudah mengingatnya jika pernah bertemu, " terang Esme dengan wajah yang serius.
" Kalau begitu, katakan pada Pangeran dimana kamu pernah bertemu dia?" Altherr ikut bertanya.
Ketiga teman Pangeran itu memang suka bercanda, tapi ketika serius. Mereka akan sangat serius.
" Aku lupa, " jawab Esme yang membuat Marquise, Altherr, dan Pangeran menghela nafas panjang.
Mereka sudah serius-serius mendengarkan, tapi ternyata Esme lupa. Menandakan bahwa perkataannya belum bisa di percaya seratus persen.
Setelahnya, mereka berempat kembali melanjutkan makan siang.
...****...
Ke esokan paginya, Pangeran terlihat sudah siap-siao dengan pakaian yang telah di siapkan oleh Marquise untuk pengiring pengantin pria.
Pangeran menatap Pantulan tubuhnya di dalam cermin, lalu teringat kembali dengan ucapan Esme kemarin.
" Anne, jika kamu benar ada di kota ini. Semoga aku bisa segera menemukanmu," ucap Pangeran yang kembali terlihat muram ketika mengingat kembali tentang istri sirinya yang kabur.
Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar sehingga membuat Pangeran bergegas pergi untuk membukakan pintu. Awalnya, Pangeran mengira bahwa yang datang mengetuk pintu adalah teman-temannya, tapi ternyata ...
" Hai, Ran ...," sapa seseorang itu yang membuat Pangeran tercengang.
...****************...
Halo gengs, kira-kira siapa ya yang datang?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Nini Pelet
wah siapa tuh ?
2022-11-08
0
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ
semoga saja esme bisa mengingat dimana dia pernah bertemu anne
2022-11-04
1
🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ Win Kᵝ⃟ᴸ ⸙ᵍᵏ
siapakh yg dtang menemui pangeran🤔🤔🤔
2022-11-03
1