Aku menunggu kedatangan orang-orang dari perusahaan Yamato Transport yang akan membantuku membawa barang menuju ke apartemen yang baru. Di sini, pindah tempat tinggal merupakan hal yang sering terjadi. Itulah kenapa banyak terdapat perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pindah rumah. Mereka akan datang dan membantu mengemas barang-barang dengan menggunakan kardus yang mereka bawa. Praktis, ringkas dan juga sangat menghemat waktu karena proses itu dikerjakan oleh beberapa orang sekaligus. Dan karena barang pribadi yang kumiliki tidak terlalu banyak, kurasa tidak akan memakan waktu lama untuk proses kepindahan ini.
***
Aku menatap ke luar jendela dari dalam taksi yang membawaku menuju ke Tokyo. Walaupun singkat, tapi Shinjuku menempati ruang khusus di hatiku. Aku terpuruk dan tenggelam dalam kesedihan di tempat ini. Aku melakukan semuanya seorang diri di sini. Dan sekarang, aku akan memulai hidup baru, di tempat baru, dengan orang-orang yang sama sekali asing.
***
Dari jendela apartemenku di lantai tiga, aku bisa melihat jika di luar sedang turun hujan. Kegiatan merapikan barang-barang pribadi terhenti sejenak karena sinyal lapar yang mendesak. Hal ini membuatku bergegas turun ke lantai dasar dan berjalan menuju ke sebuah minimarket.
Apartemen ini memiliki minimarket yang buka 24 jam untuk memenuhi kebutuhan para penghuni. Selain itu, minimarket ini juga menyediakan banyak sekali makanan siap saji. Dari mulai mie instan sampai bento ( nasi beserta lauk pauk dalam kemasan praktis yang bisa dibawa dan dimakan di tempat lain ).
Niatku teralihkan seketika saat kembali melihat ke arah luar. Pemandangan kelabu karena gerimis yang tertangkap oleh netra malah membuatku berbelok dari lorong yang berisi jejeran makanan siap saji ke arah lorong kebutuhan rumah tangga dan mengambil sebuah payung.
***
Berjalan diantara rinai hujan yang turun menimbulkan sensasi aneh dan perasaan berbeda. Aku menikmati pemandangan sekitar yang dipenuhi nuansa kelabu.
Setelah berjalan selama kurang lebih enam menit, aku sampai di Stasiun Tokyo Marunouchi. Stasiun ini sangat sangat sangat besar! Skala raksasa Stasiun Tokyo membentang dari utara ( Otemachi ) hingga ke selatan ( Yurakucho ), dan dari barat ( Marunouchi ) hingga ke timur ( Ginza ). Masing- masing memiliki pintu keluar-masuk sendiri.
Banyak hal menarik di dekat pintu keluar Stasiun Tokyo, Marunouchi. Salah satunya Galeri Stasiun Tokyo di mana para wisatawan bisa melihat pameran yang berhubungan dengan perkeretaan, arsitektur dan desain Stasiun Tokyo.
Terdapat juga Dome ( karya arsitektur berbentuk kubah yang terdapat di dalam atau pun luar ruangan ) dengan desain yang unik, berpadu harmonis dengan tata cahaya warna warni lampu eksentrik hingga membuat banyak orang berfoto di sudut ini, baik warga sekitar ataupun para wisatawan.
Yang paling menarik untukku adalah adanya Pusat Informasi Turis. Di sini, aku bisa mendapatkan servis serta informasi yang kubutuhkan seputar Tokyo. Aku bisa mendapatkan peta dan brosur tempat wisata yang bisa dicapai dengan menggunakan kereta di stasiun ini. Selain itu, terdapat juga tempat penukaran mata uang untuk para wisatawan yang berkunjung.
Di Marunouchi ini banyak terdapat pusat perbelanjaan, kafe dan juga restoran. Tepatnya di jalan Nakadori, selain bangunan kantor, terdapat berbagai butik kelas atas seperti Tiffany & Co. dan Hermès yang memberikan suasana modern pada kawasan ini. Tidak ketinggalan pula berjejer truk yang menjual makanan dengan harga yang sangat terjangkau.
Aku berputar-putar cukup lama sampai akhirnya menyadari jika tanganku mulai gemetar karena efek lapar. Mataku bergerak mulai mencari tempat makan yang sesuai. Beruntung, banyak terdapat restoran-restoran, baik besar ataupun kecil yang menjual makanan khas negara lain dan menyertakan logo halal di bawah nama restoran mereka. Aku masuk ke sebuah restoran khas timur tengah tanpa tau makanan apa tepatnya yang dijual.
***
Setelah selesai makan, bukannya bergegas kembali ke apartemen, aku malah berjalan-jalan di sekitar Stasiun Tokyo dan sampai di Marunouchi Ozao. Di Marunouchi Ozao ini juga terdapat banyak tempat untuk makan dan berbelanja. Tapi yang paling menarik perhatianku adalah toko buku Maruzen. Karena rasa gembira menemukan toko buku, aku memutuskan untuk mampir sejenak. Di toko Maruzen lantai empat ada banyak rak yang menyediakan buku-buku berbahasa Inggris. Ada juga novel, majalah, buku panduan wisata, dan juga alat tulis. Aku serasa menemukan surga, tempat untuk menghabiskan waktu dalam kebosanan.
Sudah menjelang sore saat aku keluar dari toko buku. Hujan yang sudah sepenuhnya berhenti membuatku memegang payung dan mengayunnya pelan sembari berjalan. Karena udara semakin dingin, aku memasangkan tudung hoodie yang kukenakan. Jejeran orang-orang yang terlihat sedang menonton sesuatu kembali menarik perhatianku. Alunan musik akustik memasuki telinga dan membawa ingatanku ke beberapa hari yang lalu. Aku rasa, aku pernah mendengar lagu ini! Karena rasa penasaran yang semakin menjadi, aku menghampiri kerumunan penonton yang di dominasi gadis-gadis muda dan mulai menyelinap ke bagian depan.
Saat mengangkat wajahku, aku tersentak dengan perasaan yang campur aduk. Seseorang yang ku kenal sedang duduk di atas alat musik Cajon, memainkannya sambil bernyanyi. Cajon adalah alat musik pukul yang berbentuk kotak yang berasal dari Peru. Dimainkan dengan hanya memukul permukaan depan atau belakang ( pada umumnya menggunakan kayu lapis tipis ) dengan tangan, jari, atau terkadang menggunakan alat tambahan seperti stik drum sapu ( Mallet ) dan tongkat stik drum.
"Taka ...," bisikku lirih. Ia duduk diantara teman-temannya. Di hadapan mereka banyak kamera yang menyorot. Sepertinya, mereka sedang syuting suatu acara karena sekilas aku mendengar kata-kata 𝙨𝙩𝙧𝙚𝙚𝙩 𝙢𝙪𝙨𝙞𝙘𝙤𝙪𝙨𝙩𝙞𝙘 diucapkan para penonton.
Aku tersenyum dalam hati dan menarik tudung yang kupakai agar semakin menutupi wajah. Entah kenapa, aku tidak ingin Taka melihatku dengan penampilan yang seperti ini. Sayangnya, keinginanku tidak terjadi. Tepat saat lagu selesai dinyanyikan, aku sontak mengangkat wajah dan bertemu pandang dengannya.
Deg!
Seraut senyum yang tertangkap mata membuatku meleleh dan semakin parah saat mata pemilik senyum itu menatapku lekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments