Esok paginya....
Ezter pagi-pagi sudah berada di dapur, seluruh anggota keluarga biasanya sarapan pukul setengah delapan, namun gadis itu sudah berada di dapur sejak matahari akan terbit. Setiap pagi dan malam, mereka semua harus berada di ruang makan, hanya siang hari saja yang makan di tempat masing-masing. Namun, terkadang semua orang akan makan di ruangan mereka sendiri.
Meskipun makanan nya semalam di masak dengan hati-hati oleh koki, namun tetap saja tidak sesuai dengan selera Ezter.
Kemunculannya yang tiba-tiba membuka semua pelayan dan koki sangat terkejut, karena bini merupakan pertama kalinya majikan mereka muncul secara langsung di dapur.
"Lady, apa yang anda butuhkan?" Koki dengan gugup maju dan bertanya dengan sopan.
Ezter menatap pria yang menjadi koki, bukan berarti karena di dunia ini mengutamakan wanita, pria benar-benar di abaikan. Jika istrinya mengijinkan, suami dapat bekerja seperti biasanya.
Ezter mengangguk dan berjalan memutari dapur yang luas sambil memperhatikan satu persatu. "Aku ingin memasak sendiri, tolong siapkan beras, ayam tanpa tulang, jahe, dan beberapa bumbu. Aku yang akan memilih bumbunya sendiri," ucap Ezter dengan perlahan-lahan
Sang koki merasa terkejut, ini karena yang dia tahu selama ini sang Lady tak pernah memasak, namun jika dia tiba-tiba memberikan perintah, apakah majikan nya ini belajar secara diam-diam di belakang Duke?. Namun tetap saja dengan matanya ia mengarahkan bawahannya untuk menyiapkan apa yang di katakan oleh Ezter.
Ezter mengambil beras yang sudah di siapkan, memperhatikan bahwa bentuk berasnya sedikit lonjong dari pada yang biasanya dia makan di kehidupan sebelumnya. Namun, jika tidak salah ingat, ada berbagai macam jenis beras, mungkin ini adalah beras yang berasal dari tempat mereka. Beras khas Mordekhai, bagian selatan kekaisaran Zerubabel.
Ezter mengangguk, "Tolong cuci sebanyak 3 kali, lalu airnya akan saya ukur sendiri." Dengan perintah dari Ezter, asisten koki segera melandaskan perintahnya. Berasnya tidak membutuhkan banyak waktu untuk di cuci, dan Ezter menggunakan jarinya untuk mengukur banyaknya air. Terlalu sedikit maka akan mentah atau menjadi nasi, jadi airnya memang harus di ukur sedikit lebih banyak. Bubur yang di masak koki semalam terlalu cair untuknya, dan dia membenci hal itu.
Ezter kini beralih ke ayam tanpa tulang yang sudah berada di meja. Ayam goreng pedas memang sudah ia rindukan, namun dengan kondisinya saat ini, dia hanya akan menyiksa dirinya sendiri. Jadi, Ezter awalnya mencuci ayamnya lalu mulai mencincang nya hingga kasar. Saat di goreng, gunakan sedikit minyak kemudian tambahkan jahe agar bau ayam tidak mendominasi, tambahkan garam, sedikit gula, sedikit white pepper dan kaldu jamur.
Menoleh pada koki, "Apakah kita memiliki Olive oil, saus tiram dan kecap?"
"Olive oil? kecap? ... Emm, maaf Lady, apakan Anda membutuhkannya? Akan saya carik-"
"Sudahlah, seperti tidak ada yah. Maka tidak usah, aku baik-baik saja dengan semua ini." Ezter tersenyum tipis untuk menenangkan Koki dan kembali fokus pada masakannya. Dia menambahkan biji wijen dan daun bawang, setelah itu selesai.
-----
Ezter juga tidak menyusahkan koki, setelah dia memasak makanannya, ia menyadari jika sudah pukul tujuh, makan setengah jam lagi akan tiba waktunya untuk sarapan.
Gadis itu meninggalkan dapur, dan pergi mengganti baju di kamarnya sebelum akhirnya pergi ke ruang makan. Disana, Duke belum tiba jadi Ezter mengambil nafas lega.
Kedua adiknya sudah berada disana, dan lagi ini sama seperti biasanya, dia tak melihat wajah sang Ibu.
Dia tak bertanya dan tak ingin bertanya, untuk apa mengetahui hal yang tidak penting itu? Bukankah Ibunya memilih untuk sarapan dan menghabiskan waktu bersama keluarga bahagia itu?
"Duke tiba.." suara seorang pelayan pria menggema di seluruh ruangan, Ezter dan kedua adiknya berdiri untuk menyambut sang Nenek.
Setelah Duke duduk, ketiganya juga duduk. Koki masuk dengan sarapan mereka, ada salad, roti dan teh untuk Duke lalu menu yang sama untuk kedua anak kembar namun di tambahi susu, sedangkan punya Ezter sendiri adalah bubur dengan sepiring daging tumis.
Aroma daging yang di buka tutup sajinya menyebar, membuat tiga orang lainnya melirik.
"Apa yang salah? Lanjutkan saja makan nya." ucap Ezter, dia mencampurkan daging ayam yang di tumis dengan bubur ke dalam mangkuk dan menikmatinya dengan santai.
'Benar-benar sangat enak, hanya saja jika di tambahkan sedikit bubuk cabai, kecap dan saus tiram akan lebih sempurna. Namun, aku cukup puas dengan ini sekarang.' batin Ezter
Kedua anak itu terus melirik makanan Ezter, membuat nya mengangkat kepalanya dan melihat empat mata sedang menatapnya dengan mata berbinar, namun ada sesuatu yang membuat nya tak nyaman, ternyata wanita tua di sana juga menatapnya. Ezter menatap Duke dengan tanda tanya, "Ada apa? Apakah aku mengganggu makanan kalian?"
Kepala pelayan maju beberapa langkah dan membisikkan sesuatu pada Duke, membuat wanita tua itu sedikit terkejut.
"Ehem.. ehem... Karena mereka berdua sangat menginginkan makanan itu, maka sajikan!" ucap Duke tiba-tiba
"Baik, Yang Mulia." Rose mundur dan mengatakan pada pelayan, setelah itu pesan di sampaikan pada Koki di dapur.
Ezter hanya menyimpan tanda tanya itu di dalam hatinya. Tak beberapa lama, koki kembali muncul dengan tiga tutup saji diatas troli, pelayan lain mengambil untung Edward dan Edmund, sedangkan Rose sang kepala pelayan mengambil satu lagi untuk Duke.
Ketik tutup saji di buka, Ezter sedikit terkejut. 'Bukankah itu bubur dan ayam tumis yang ku masak tadi? ....Ah, jadi ternyata begitu.' batinnya. Ternyata adiknya menginginkan menu yang sama seperti dia, jadi Duke memerintahkan agar buburnya di bawa untuk mereka berdua, namun mengapa nenek-neneknya ini juga mengambil nya?
"Kakak, bagaimana cara memakannya?" tanya Edward dengan polos
Ezter menatap kedua adiknya, "tuangkan daging itu kedalam bubur, lalu aduk agar tercampur. Kau bisa memakannya setelah itu, namun hati-hati jangan sampai kau memakan jahe, rasanya akan aneh di mulutmu. Mengerti?"
"Baiklah." jawab keduanya, pelayan maju dan membantu kedua anak itu mencampurkan daging dengan buburnya, setelah itu membiarkan mereka makan dengan sendirinya.
Keduanya mengikuti cara Ezter makan, begitu masuk kedalam mulut mata mereka berbinar-binar, sangat enak! Anak-anak makan dengan tidak sabaran, sepertinya memang sangat tepat bahwa dia tak menambahkan bubuk cabai tadi.
Duke juga mengikuti cara makan Ezter yang tidak terlihat elegan, melihat mata keduanya berbinar Duke juga memasukkan bubur kedalam mulutnya. "Uhukk ..Uhukk!" ia terbatuk beberapa kali, namun tetap melanjutkan sarapan.
'Meskipun menu ini sangat sederhana dan terlihat kasar, namun rasanya tidak mengecewakan. Koki seperti menemukan resep baru, seperti aku harus memberikan hadiah karena anak-anak makan dengan lahap.' Batin Duke.
Sarapan berakhir dengan tenang, kedua anak kembar itu pergi berjalan-jalan sebentar dengan pelayan yang menemani, sedangkan Ezter harus pergi ke area tempat latihan, gurunya telah menunggu disana.
Namun, dalam perjalanan telinganya menangkap gosip para pelayan, hal itu berkaitan dengan sang Ibu dan keluarga kecilnya yang bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments