Always happy🤯
Pagi ini cukup cerah matahari masih belum menampakan dirinya, jam menunjukkan pukul 05:10 pagi gadis dengan tas biru tersampir dipundak kanannya berjalan santai dikoridor,sebelumnya dirinya sudah memanjat pagar sekolah karna jam masih terlalu pagi satpam sekolah belum datang.
Stevani berjalan menuju tempat dimana ia bisa menemukan kenyamanannya, tempat yang selalu ia datangi saat dirinya banyak pikiran seperti halnya sekarang, melewati kelas kelas yang nampak kosong. Berjalan menaiki tangga menuju rooftop sekolah.
Otaknya dipenuhi Dengan kata kata yang diucapkan Banu semalam,lelaki yang sudah ia anggap abangnya selain Sean dan Arlan mereka bukan Abang kandungnya tapi sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya, mereka dekat saat dirinya kelas 1 SMP suatu kejadian yang membuat mereka berteman sampai saat ini.
Flashback
Stevani duduk disalah satu kursi didepan minimarket melirik jam tangannya menunjuk pukul 21:45 malam hari semakin larut. ia tak membawa kendaraan karna tadi ia berniat menggunakan taksi, berjalan dengan kantong plastik berisi makanan ringan yang ia beli tadi di minimarket menuju halte atau dia akan mencari kendaraan yang bisa ia tumpangi untuk pulang.
Saat sedang berdiri dihalte tak jauh dari minimarket tadi, motor sport biru berhenti didepan nya dan ia mengenal pemilik motor tersebut.
"Hay Bang Banu."sapanya saat lelaki yang dipanggil Banu melepas helm fullfacenya.
"Stevani ngapain Lo disini?" tanya Banu setelah berdiri didepan stevani.
"Hehehe.. ini abis belanja."jawab Stevani mengangkat kantong belanjanya.
"Kenapa belum pulang?"
"Lagi nyari kendaraan buat pulang."
"Nggak bawa mobil atau motor?"
"Mobil diservis,lagi males bawa motor."jawabnya mengerucutkan bibirnya.
"Mau Abang anter pulang?"tawarnya mengacak rambut Stevani.
"Boleh, ayok lah stev udah pegel juga"
"Mampir ke cafe dulu Abang belum makan gapapa kan?"tanyanya memakaikan Stevani helm.
"Skuyyy bang,stev juga belum makan hehehe" balasnya dengan cengiran lebarnya.
Sampainya dicafe keduanya langsung masuk dan memesan makanan.
"Stevani,Abang boleh ngomong."ucap Banu saat makanannya sudah habis,ia menatap Stevani yang sedang menyuapkan makanannya.
Stevani menganggukkan kepala, masih sibuk dengan makanannya.
"Kalo boleh jujur gue sayang sama Lo lebih dari seorang Abang dengan adiknya"ucapnya membuat Stevani tersedak, Banu memberikan minuman pada Stevani yang langsung diambil olehnya.
"Haha Abang bercanda nih pasti, mana mungkin bang Banu suka sama stevani."tawanya terdengar garing, ia sebenarnya paham maksud laki laki didepannya, karena jika diteliti setiap perlakuannya pada dirinya mencerminkan seperti sepasang kekasih berbeda dengan perlakuannya pada temannya Tania lebih terkesan cuek tapi masih peduli.
"Nggak, gue nggak lagi bercanda gue suka sama Lo,semenjak Lo masuk SMA."ucapnya menatap lekat Stevani.
"Lo tau sendiri kan bang gue angep Lo sebagai Abangnya gue sendiri nggak lebih,dan gue juga nggak ngarep lebih."balas Stevani menatap banu lekat.
"Ya gue tau tapi gue nggak bisa bohongin perasaan gue." Banu menggenggam tangan Stevani "gue nggak nuntut Lo suka balik sama gue setidaknya Lo tau perasaan gue ke Lo Stevani."lanjutnya melepas genggamanya.
Stevani tak menjawab ucapan Banu suasana menjadi canggung dan setelah menghabiskan makanan Banu mengantarkan Stevani pulang kerumahnya.
Flashback off
Stevani mengusap wajahnya dengan kasar,ia menganggap Banu abangnya tidak lebih dari itu dan kenapa jadi seperti ini.
Ia tak mau menjalin hubungan lebih dari sekedar Abang dan adek karena ia takut setelah putus nanti tak akan seakarap dulu lagi.
Tet..tet....tet
Setelah lama bertengkar dengan pikiranya bel masuk berbunyi lantas ia menghela nafas kasar lalu berjalan untuk mengikuti pelajaran.
Sampainya dikelas Stevani duduk di bangkunya yang sudah ada Tania disampingnya dengan ponsel ditangannya.
"Dari mana aja si Lo stev? gue kira Lo mau bolos lagi." Tania mengalihkan pandangannya dari ponselnya memandang Stevani kesal.
"Nggak, lagi pengen ikut pelajaran."balasnya mengeluarkan bukunya mungkin mengikuti pelajaran dapat mengalihkan pikirannya.
"Kalo mau bolos ngajak ngajak ya awas kalo enggak!"ancamnya yang dibalas anggukan kecil gadis disampingnya.
Tak selang lama guru muda dengan seragam lengkap memasuki kelasnya.
"Pagi semuanya" sapa guru tersebut.
"Pagi pak."jawab serempak semua murid IPA 2.
"Kita lanjut materi yang kemarin"ucap Naufal membuka bukunya.
Naufal menerangkan satu persatu materi dengan pelan agar muridnya dapat faham apa yang ia jelaskan.
"Ada yang belum paham atau ada yang mau ditanyakan kalau ada yang kurang jelas?"tanya
Naufal menatap satu persatu muridnya.
"Saya pak."seorang gadis mengangkat tangannya.
"Ya Stevani, apa yang mau kamu tanyakan?" tanya Naufal saat Stevani mengangkat tangannya.
"Itu 100 apa pak?"tanyanya sambil menunjuk angka 100 di papan tulis dari jarak jauh. "100% cintaku padamu ya pak"lanjutnya sebelum guru itu menjawab, ucapnya membuat seisi kelas menyoraki.
Mendengar muridnya menyorakinya, Naufal. Lelaki itu hanya tersenyum dan menggeleng kepalanya pelan mendengar gombalan dari muridnya.
"Sudah-sudah saya akan lanjut mengajarnya."ucap naufal.
"Mengajar apa pak?, mengajarkan saya menjadi ibu yang baik buat anak anak kita ya pak."ucapnya dengan lantang, suara Stevani yang keras langsung membuat ricuh kembali seisi kelas saat mendengar gombalan Stevani.
"Stev, gue juga mau dong digombalin Lo."celetuk lelaki berambut kriting membuat semua murid menatap kearahnya, tak lupa Naufal guru itu juga menatap lelaki tersebut, namanya akbar ketua kelas IPA 2.
"Boleh."jawab Stevani dengan senyum manis.
"Lo tau nggak bar, bedanya Lo sama karung beras?"Stevani mulai gombalannya.
"Nggak tau tuh."Akbar menjawab dengan antusias.
"Kalo karung beras beban dipunggung kalo Lo beban negara dan bangsa." ucapan Stevani membuat gelak tawa seisi kelas, Akbar sendiri mengerucutkan bibirnya.
Naufal ikut terkekeh.
Setelahnya kembali pembelajaran Sampai akhirnya Bel istirahat berbunyi mengakhiri pelajaran, Tania dan Stevani pergi menuju kantin untuk mengisi perutnya yang berbunyi.
Disinilah mereka berdua dikantin, duduk dimeja paling pojok tempat favorit nya sejak dulu.
"Tan Lo aja yang pesen"titah Stevani menatap Tania yang duduk dihadapannya.
"Nggak,Lo aja sana yang pesen."titah balik Tania.
"Lo aja lah males gue."
"Gue juga males tau nggak, Lo aja dah yang pesen sono."
"Nggak,Lo aj_
"Hay ciwi ciwi."sapa lelaki beralis tebal dengan gadis cantik disamping nya,lelaki itu memotong ucapan Stevani.
"Ziko Lo ngapain disini?"tanya Tania melihat temennya.
"Ngada pertanyaan lain? gue sekolah disini kalo Lo lupa Tan."balasnya menyentil dahi Tania.
"Gue tau bukanya Lo diskors gara gara berantem sama wakil OSIS itu?"Tania bertanya dengan mengusap dahinya akibat sentilan dari ziko.
"Udah selesai bego malah tu anak ngaret kali berangkatnya, diskors seminggu libur 2 Minggu."
Sahut salah satu gadis dengan rambut Curly, namanya indah. Ucap itu langsung dibalas cengiran oleh lelaki yang bernama ziko.
Ziko,Tania,indah dan Stevani mereka berteman sejak pertama masuk SMA biarpun ziko dan indah tidak sekelas tetap saja pertemanan mereka tidak berubah.
"Nah tuh bener kata si indah.... Eh btw nih gue bawain oleh-oleh buat Lo pada, baikan gue."ziko memberikan dua totebag beda warna pada Tania dan stevani.
"Wih oleh-oleh dari mana nih?" Tanya Stevani membuka totebag yang diberi ziko.
"Ausy,gue liburan waktu diskors"balas ziko duduk disampingnya Tania.
"Gila Lo diskors bukan nya sedih malah liburan."Tania tak habis pikir dengan teman satunya ini.
"Sejak kapan si ziko sedih diskors." Sahut indah memainkan kukunya.
"Btw thanks nih oleh-oleh tau aja yang gue pengen ini." Stevani tersenyum lebar saat tau isi totebag itu sebuat jam tangan yang ia ingin kan dari lama.
"Eh si indah udah Lo kasih belum?"tanya Tania diangguki Stevani.
"Udah lah kan gue sekelas sama ni anak jadi gue kasih pertama tadi dikelas." Jelas ziko.
"Ziko yang ganteng nya tujuh turunan tolong dong pes_
"Iye gue pesenin kaya biasa kan."ziko menyela cepat ucapan indah saat tau apa maksudnya.
Menunggu makanannya tiga gadis itu berbincang asik.
"Ndah, emang bener Lo putus sama si Asep?"tanya Tania.
"Agep kali namanya bukan Asep"kesal indah mendengar ucapan Tania mengubah nama mantannya.
"Iya-iya apalah namanya bodoamat emang bener."ucap Tania dibalas anggukan indah.
"Buju buset perasaan baru kemarin Lo pacaran udah putus aja."Stevani angkat bicara.
"Pelit orangnya ogah banget gue pacaran sama dia, kagak bisa gue porotin duitnya."ucap indah dengan nada santai.
Indah memang dikenal Gonta ganti pacar wajahnya yang cantik membuat gampang memikat laki laki yang ia mau gadis itu pacaran bukan karena suka hanya saja memanfaatkan pacar pacarnya itu untuk memenuhi kebutuhannya. Tapi bukan berarti indah miskin menurut indah hal semacam itu adalah melatih seorang laki laki bisa atau tidaknya menafkahi keluarga.
"Si ziko aja noh kaya,kagak pelit porotin dah tu duitnya."usul Tania.
"Ogah banget, si ziko buluk."balas indah dengan terkekeh.
Sebenarnya ziko tidak jelek lelaki itu juga termasuk moswanted SMA pelita hanya saja ia tak ingin mengakui temannya itu ganteng bisa
GR itu orang.
"Sialan gue juga ogah sama Lo ya tepos gitu malah sok jadi pakgril apaan." Sahut ziko saat mendengar ucapan para gadis itu membawa nampan berisi makanan mereka dengan ibu kantin yang membantu nya.
"Tepos-tepos gini banyak yang mau ya."kesal indah tidak terima di bilang tepos.
"Udah makan aja kagak udah debat sama-sama ngak iye juga"lerai stevani.
Sampai akhirnya mereka memakan makanannya dengan diiringi obrolan obrolan ringan.
To be continue 👋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments