Always happy 🤯
Derum motor terdengar memekakan telinga, riuh penonton mendukung jagoan mereka masing masing, jam menunjukan pukul 17:00 sore hari. Biar masih sore tempat itu tetap saja ramai, sirkuit disitulah dua gadis cantik tengah menonton balap motor. stevani dan tania mereka bolos sekolah dari jam 10.
"GANTENG DOANG EH KAGAK GANTENG BANGET, BANG SEAN HARUS MENANG GO... GO.. BANG SEAN"teriak cempreng Stevani menyemangati lelaki bernama Sean yang tengah balapan.
"Biasa aja kali gausah teriak teriak budek nih kuping gue."ucap Arlan mengusap telinganya.
"YE BODO AMAD"sewot Stevani.
Suara tepuk tangan penonton lebih riuh saat salah satu dari peserta balapan memasuki garis finis.
"Yeyyy.. bang Sean menang lagi."ucap Tania menghampiri Sean diikuti yang lainya.
"Selamat bro."Banu berkata menepuk pundak lelaki bernama Sean.
"Menang lagi nih bang, abis ini party ye Lo yang bayar. oke"Stevani berujar diangguki lainya.
"Ye party Mul..."
Ucapan Sean terpotong saat gadis berambut Curly berwarna hijau datang menyapa mereka.
"Hay."
"Eh upil, ngapain mau minta sumbangan?" Ucapan Stevani mengundang tatapan sinis dari perempuan itu.
Cacilla atau kerap dipanggil cacil ia adalah rival Stevani saat balapan motor, cacil selalu menantang Stevani.
Sudah puluhan kali cacil menantang stevani balapan dan sudah puluhan kali juga cacil kalah melawan Stevani. Sesekali gadis itu menang kalau dengan cara curang.
"Nama gue cacil bukan upil bego."kesal cacil.
"Serah gue lah ngapain Lo kesini?"tanya Stevani dengan nada ketus.
"Seperti biasa gue nyamperin Lo buat ngajakin balap motor, tapi kali ini beda bukan duit yang jadi taruhannya"ujar cacil memilih rambutnya dengan gaya centil.
Stevani mengangkat satu alisnya menunggu Cacil melanjutkan ucapannya.
"tapi gue mau taruhannya motor kesayangan Lo,gimana?"tanya cacil dengan angkuh.
"Duit aja 25 juta aja gimana."tawar Stevani ia tidak rela jika motor kesayangan dijadikan taruhan biarpun Stevani sering menang, ia harus berjaga-jaga karna perempuan didepanya sangat licik, lebih baik ia kehilangan uang sebesar 25 juta dari pada motor kesayangan.
"Nggak, gue mau motor Lo nolak itu artinya Lo nggak ada nyalinya." Seringaian licik tercetak diwajah gadis berambut hijau.
Stevani diam menatap datar Cecil, sebuah tangan merangkul pundaknya membuat ia menoleh. Tania, sahabatnya itulah yang merangkul dengan senyum tipis ia perlihatkan seolah berkata bahwa ia harus menerima dan ikhlas apapun akhirnya.
"Gue deal." Keputusan yang cantik untuk membuat Cacil langsung pergi.
Suara riuh penonton kembali terdengar, derum motor tak kalah menderu deru, Stevani sudah siap dengan motor kesayangan begitu juga cacil yang berada disebelah nya, saling meririk tajam tak lama keduanya menutup kaca helm masing-masing.
Gadis dengan pakaian seksi berdiri di tengah-tengah nya dengan tangan memegang sapu tangan berwarna merah yang diangkat keudara.
Siap...
Keduanya menjawab dengan deruman motor.
One
Two
Brum..
Brum..
Three
Goo..
Brummmmm....
Tepat sapu tangan dijatuhkan keduanya menancapkan gas diatas rata rata melaju kencang mengikuti rute yang telah ditentukan, Stevani memimpin dengan cacil yang dibelakang tak jauh dari nya.
Tepat dibelokan terakhir motor Stevani oleng dan terjatuh membuat cacil melewatinya dan berakhir sampai digaris finis.
"**** " umpatnya berusaha berdiri dari jatuhnya diiringi dengan keempat temannya mendekat membantu dirinya berdiri.
"Lo nggak papa kan?"tanya Banu dengan raut wajah khawatir.
Stevani hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan dari Banu.
"Wah.. nih ban motor Lo ada pakunya pasti ulah si upil"Arlan berujar dengan kesal, memang cacil selalu curang dalam melakukan apapun saat bersaing agar dirinya bisa menang.
"Lo kalah,kunci motornya."celetuk cacil setelah berdiri di depan Stevani dan yang lain
"Curang Lo bangkek"Tania berkata mendorong bahu cacil membuat gadis itu sedikit terhuyung kebelakang.
Cacil terkekeh ia berkata "emang ada aturan nggak boleh curang? Nggak ada kan."cacil tersenyum lebar mengadahkan tanganya didepan stevani.
Stevani mendengus tak mau berurusan lebih lanjut lalu melempar kunci motornya yang langsung dengan sigap ditangkap cacil.
***
Saat ini kelimanya tengah berada di salah satu cafe terkenal dikalangan remaja,Gelak tawa terdengar jelas dimeja paling pojok tempat kelimanya duduk.
"Nih gue punya tebakan Lo pada harus jawab ya"Arlan kembali berbicara yang dibalas dengan anggukan ke empatnya.
"Istri,istri apa yang kecil?"tanya Arlan melipat kedua tangannya.
"Daus mini pake daster mungkin."jawab asal Stevani yang langsung mendapat toyoran dari Tania.
"Sia goblok mana ada daus mini jadi istri peak yang ada suami mini Munaroh."kesal Tania.
"Eitss.. Mpok Eli lagi jongkok kayanya."balas Tania membuat Sean dan Banu terkekeh.
"Salah, ada yang tau Lo Banu, Lo Sean nggak ada niatan buat ngejawab." tanya Arlan yang dibalas gelengan keduanya.
"Jawabannya microwife"Arlan berucap membuat suasana hening, tak lama gelak tawa terdengar keras membuat para pengunjung cafe menatapnya dan kelimanya hanya acuh.
"Giliran gue nih punya tebakan."ucap Tania setelah menghentikan tawanya lalu menatap satu persatu keempat temannya.
"Kenapa film Frozen anna dan Elsa asalnya dari norwegia?"Tania bertanya yang langsung mendapat gelengan kepala keempat temannya.
"Ngada yang mau coba jawab dulu nih?"tanya Tania yang langsung mendapat gegelangan keempat temanya.
"Jawabannya kalo dari Arab jadinya Anna dan ente"Tania berkata dengan menahan tawanya.
Hening
Satu detik....
Dua detik....
Dan...
"Prtttt hahaha anjir"tawa Arlan pecah begitu juga Stevani dan Sean, sedangkan Banu hanya terkekeh geli.
"Sia bego ngapa jadi Anna ente tapi bener juga sih hahaha"
"ada bener nya juga sih."
stevani berhenti tertawa lalu ia berkata "gue juga ada tebakan nih."
"Artis,artis apa yang sosial media?"tanya Stevani.
"Irvan hakim."
"Bukan."
"Iis Dahlia."
"Bukan."
"Gue tahu, gue tahu."Arlan berkata semangat membuat Stevani menoleh mengangkat satu alisnya
"Pasti jawabannya SUGIONO bener kan."jawab Arlan mendapat timpukan dari Banu karna menyebut artis bokep sangat keras membuat pengunjung lain menatapnya ,Arlan mengumpat saat Banu menimpuknya
"Nggak ada yang tau nih?"tanya Stevani memastikan yang dibalas anggukan kepala.
"Jawabannya adalah RISKY FB AN "ujarnya membuat semua tertawa.
"Woy risky Febian bukan FB an bego"
"Kirain sugiono"
"Haha FB an sama Febian boleh juga"
"Pertanyaan terakhir dari gue, sate dikipasin biar dingin apa panas."pertanyaan dari Banu membukam semua mulut, gelak tawa yang tadinya membuat riuh seketika lenyap menjadi keheningan.
Saling melirik satu sama lain dengan dahi mengerut lalu menatap seseorang yang memberi tebakan.
"Gue tunggu jawabannya." Banu mengambil ponselnya lalu mulai memainkan ponsel tersebut.
***
Dilain tempat tepat pukul 20:15 wib
Dirumah mewah berwarna putih yang menjulang tinggi dengan dekorasi simple tapi terkesan mewah. tepat diruang tamu terdapat lima orang yang tengah mengobrol asik, ralat hanya 4 karena satu lagi hanya diam menyimak percakapan.
"Tas biru ini bagus ya cuma warna saya agak enggak suka." Wanita paruh baya berumur 43 tahun menelirik foto tas yang berada diponsel wanita berumur 46 tahun yang duduk di sampingnya.
"Ah.. menurut aku oke kok kalau dipake, soalnya warna birunya biru kalem." Ucap wanita paruh baya berumur 43 tahun bernama Hanna.
Mira wanita itu kembali menelisik foto tas yang terpampang di layar ponselnya. Jarinya kembali mengulir aplikasi belanja online berwarna hijau itu.
"Yang ini bagus nggak sama gaun biru ku yang kemarin aku bawa ke pernikahan Rara." Hanna menoleh melihat layar ponsel Mira yang disodorkan kearahnya.
"Udah lah mir beli saja semuanya, dompet suaminya itu tebal." Ujar Leon suami hanna menatap Sadam dengan kekehan kecil.
"Dompet mu tebal Yon, dompet ku tipis."ujar suaminya Mira, "soalnya nggak ada uang kes adanya kartu gosong, warna item." Tawa meledak dari dua pria itu..
"Assalamualaikum."Salam seseorang membuat mereka menoleh.
"Waalaikumsalam."jawab serempak yang berada diruang tamu.
Mira yang melihat putri Hanna sudah pulang lantas wanita itu kembali duduk di samping suaminya yang berada di sebrang tempat duduk tadinya.
"Sini Stevani bunda mau bicara." Perintah itu langsung dilaksanakan, Stevani berjalan kearah ibunya menyalimi tangan kedua orang tuanya.
"Sini duduk bunda mau bicara sesuatu." Bunda Hanna menepuk sofa disampingnya menyuruh Stevani duduk disitu,gadis dengan seragam sekolah yang masih lengkap itu menurut duduk ditengah-tengah kedua orangtuanya.
"Stevani kenalin ini Tante Mira."Hanna memperkenalkan wanita paruh baya berumur 46 tahun yang tak lain adalah Mira.
"Hay Tante saya Angelia Stevani putri anaknya bunda Hanna dan ayah Leon."Stevani tersenyum manis pada wanita itu.
"Hay sayang, cantik banget sih kamu."puji wanita itu menatap Stevani.
"Makasih Tan."
"Oh ya..Stevani kenalin ini suami tante, namanya om Sadam" Mira memperkenalkan pria paruh baya yang duduk di sampingnya.
"Hallo Stevani, saya Sadam pangil saya om Sadam." Senyum manis terpatri diwajah yang sudah memperlihatkan keriput nya sedikit.
"Hallo juga om Sadam."
"Oh ya ..ada apa om sama Tante kerumah keluarga saya?"tanya stevani.
"Jadi gini om,Tante dan mama papa kamu kumpul buat bicara tentang pernikahan"ucapan Sadam membuat Stevani melotot.
"Yang nikah siapa perasaan udah nikah semua."
"Kamu Stevani, kamu bakal nikah sama anak om."ujar Sadam membuat Stevani menampilkan wajah cengonya.
"Calonnya siapa? Ganteng nggak jangan jelek ya Om, aku jelek jelek seleranya tinggi soalnya."ucapan Stevani membuat Hanna tertawa pelan.
"Nggak jelek, dia ganteng kayanya sama kaya om."Stevani tertawa kecil mendengar lontaran dari mulut Sadam.
"Dia anak saya, calon suami kamu." Stevani menoleh, mengikuti arah telunjuk Sadam.
Matanya melotot melihat Naufal guru matematika yang sudah satu Minggu mengajar disekolahnya.
"Ngapain pak kesini, saya tadi enggak bolos cuma pulang lebih awal dari yang lain jadi bapak jangan hukum saya." Naufal mengerutkan keningnya bingung.
Pulang awal dari yang lain itu bukan kah sama saja membolos?
"Itu bolos namanya."
"Pulang awal pak namanya bukan bolos."
"Bolos itu."
"Pula.."
"Kalian udah kenal?"tanya Hanna memotong ucapan Stevani.
"Bun, pak Naufal ini guru barunya Stevani disekolah yang tengil,sok cakep terus nyebelin tau."cerocos Stevani menunjuk Naufal yang duduk.
"Enak aja saya emang cakep ya saya nggak tengil apa lagi nyebelin."elak Naufal.
"Kok bap_
"Udah ngak usah berantem bentar lagi nikah harusnya romantis dong."lerai Hanna dengan senyum menggoda.
Stevani mematung saat bundanya bilang nikah, jadi calon suaminya Naufal guru disekolahnya?
"Bapak suami saya?" Jari telunjuk nya menunjuk dirinya.
"Bukan."
"Terus?"
"Calon suami kamu." Jawaban yang kelewat santai membuat Stevani diam.
Pertanyaan yang ia lontarkan kayanya salah.
"Jadi?"
"Jadi apa?" Sebelah alis Stevani terangkat menunggumu kelanjutan ucapan Naufal.
"Jadi gimana kamu setuju kan sayang soal perjodohan ini?"tanya bunda Hanna.
Stevani terdiam tidak menjawab pertanyaan bundanya ia masih bertengkar dengan pikiran nya.
"Stevani."pangil Mira sedikit keras membuat Stevani tersadar.
"Ya gimana?"
"Kamu setuju kan? soalnya nak Naufal sudah setuju soal perjodohan ini"ucap Hanna mewakili pertanyaan dari Mira.
"Kalau nggak mau?"
"Harus mau ya."
"Tapi Stevani kayanya nolak deh bund." Hanna menatap putrinya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Mau ya sayang."bujuk Hanna
"Mau aja lah stev." Kali ini Leon yang membujuk.
Stevani kembali diam dirinya masih SMA masa iya nikah muda bahkan umurnya baru saja 17thn kalau ditolak kasian juga kedua orangtuanya.
"Kayanya seru deh nikah sama tu guru biarpun nyeselin tahan dikit bisalah, dipikir ada manfaatnya juga kalau nikah sama tu guru? kalo bolos mungkin nggak bakal dihukum kan istrinya. Masa iya tega istri sendiri yang cetar membahana dihukum kan ngak elite. terus kalo ada pr bisa minta tolong pak Naufal kan dia guru pasti pinter dong...boleh juga tuh"batinya lalu tersenyum manis.
"Oke, Stevani setuju tentang perjodohan ini."ujar Stevani dengan senyum lebar biarpun ia sedikit ragu tapi tak apa karena permintaan kedua orangtuanya dengan berat hati ia mengiyakan siapa tau ia bisa untung nanti, untung dalam berarti tidak selalu dihukum kalau ketahuan bolos.
"Alhamdulillah."ucap serempak Hana dan Mira
"Pengen denger alesan kamu" ucap Leon.
"Karna bentar lagi stevani nggak jomblo, soalnya bosen jomblo terus mumpung ada yang mau yaudah iyain ajalah, tapi bukan berarti aku nggak laku cuma selera aku terlalu tinggi" jelas Stevani.
"lagian juga tipe Stevani jauh dari pak Naufal. tipe Stevani itu ganteng, perutnya sixpack,baik, pengertian pokoknya yang bikin aww.. gitulah kalo pak Naufal kan sok cakep, perutnya buncit tengil banyak lagilah pokoknya."lanjutnya membuat Naufal melotot tak terima sedang kan yang lain tengah menahan tawanya mendengar ucapan Stevani,mama papanya naufal tidak marah hanya terkekeh.
Melihat Naufal yang kesal Stevani mengedipkan sebelah matanya pada Naufal seraya tersenyum miring.
Naufal mendengus, iya yakini bahwa gadis itu merencanakan sesuatu.
To be continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
wah...
Author duplikay Jarjit singh nih...
😃🤣
2024-04-18
0