Always happy 🤯
Hari ini hari Senin dimana hari sebagian murid membenci hari Senin terutama siswa siswi pemalas, dimana setiap murid harus bangun lebih pagi untuk ikut melaksanakan upacara, namun tidak berlaku bagi Stevani biar hari Senin atau hari apa iya akan tetap berangkat seperti biasa.
"Pagi yah, Bund." sapa Stevani menarik salah satu kursi didepan bundanya.
"Pagi sayang."serempak kedua orangtuanya menyapa.
"Sayang, soal gaun pengantin mau bunda siapin semuanya atau kamu mau nyoba pilih yang kamu suka?"tanya Hanna setelah Stevani duduk.
"Emm bunda urus aja deh, stevani tinggal terima aja asal gaunnya jangan berwarna pink atau kuning ya Bun "balas Stevani menyuapkan nasi goreng kedalam mulutnya.
"Oke."
"Gimana stevani sekolah kamu?"tanya ayah Leon.
"Emm aman kok yah."balasnya.
"Aman, iya aman bolos nggak pernah absen tiap minggu."sahut bunda Hanna.
Stevani menyengir lalu ia berkata "Bunda yang paling pengertian selalu tau aja."
Leon menggeleng kepalanya sudah tidak kaget kalau putrinya hobi membolos sekolah karna itu sudah dari dulu toh ia Tak permasalahan Karana biarpun Stevani sering bolos nilai nya tak mempengaruhi nya.
Stevani selain cantik iya juga bisa dikatakan pintar biarpun tidak juara satu tapi ia selalu masuk peringkat 5 besar, setelah berbincang ringan diruang makan Stevani pamit untuk berangkat sekolah.
Sampainya disekolah Stevani memarkir mobilnya lalu ia berjalan menuju ruang kelasnya,ia bersenandung kecil mengikuti irama musik yang berasal dari earphone yang terpasang ditelinganya, tak lupa ia juga mengunyah permen karet dimulutnya,tas biru ia sampirkan dipundak kanannya tangan kiri memegang novel kesayangannya.
Langkah nya terhenti saat seseorang laki laki menghadangnya dengan senyum manisnya.
"Pagi stevani."sapa orang tersebut.
"Pagi, kenapa Al?"tanya Stevani tanpa basa basi.
"Nggak papa, mau kekelas ya?"Aldi bertanya dengan lembut, ia sengaja basa basi hanya untuk bisa berdekatan dengan stevani.
"Menurut Lo?"
"Emm mau gue anter nggak?"tawar Aldi.
"Nggak, makasih." Jawab Stevani lalu meninggalkan Aldi begitu saja.
Lagi dan lagi Aldi geram pada sifat Stevani yang tak berubah selalu saja cuek. ia kesal karna kehadiran dirinya tidak dilirik, perhatian nya tidak dianggap.
Aldi mengepalkan tangannya kuat kuat matanya menyorot tajam punggung gadis yang berjalan semakin menjauh darinya,sudah banyak cara agar ia bisa mendekatinya. lagi dan lagi usahanya tidah membuahkan hasil tapi ia tak pernah bosen rasa cintanya begitu kuat membuat dirinya tidak menyerah begitu saja.
Prinsip dirinya, apapun yang ia inginkan harus ia dapatkan begitu juga apa yang sudah menjadi miliknya akan tetap miliknya.
Prinsip yang selalu ia genggam kuat kuat sesulit apapun yang ia inginkan ia akan terus berusaha biarpun caranya salah ia tidak peduli dengan itu.
"Tunggu suatu saat nanti gue bakal bikin Lo nggak bisa nolak gue Stevani"batinya lalu pergi menuju kelasnya.
Stevani mendudukan pantatnya dikursi sebelah Tania, ia tampak biasa saja beda dengan Tania yang sedang mengipasi dirinya menggunakan buku,Stevani tidak ikut upacara seperti biasanya ia baru saja dari rooftop sekolah.
Beda dengan Tania temannya itu ikut upacara seperti biasa nya sebenarnya Tania tidak suka ikut upacara, selain panas ia juga capek karna berdiri terus tapi tujuan Tania ikut upacara bukan karna apa apa, ia ikut hanya untuk memandang seseorang yang ia sukai Seseorang yang menjabat sebagai KETOS disekolahnya maka dari itu setiap upacara ia selalu mengikutinya.
Saat sedang asik mengobrol Tak lama kemudian cowok bernama Akbar atau ketua kelas mereka berdiri di atas kursi lalu bertepuk tangan menandakan bahwa ia akan memberi info.
"Gaes Bu agustin nggak berangkat anaknya sakit kita diberi tugas buat bikin karya seni seperti biasanya ntar dikumpulkan sama yang hari ini piket kelas"jelasnya menatap satu persatu teman kelasnya.
Semua siswa siswi menggangguk pelan.
***
Dikoridor lantai utama terlihat sepi, dua gadis cantik berjalan mengendap-endap ia Stevani dan tania memutuskan untuk bolos jam pelajaran kedua. mereka berniat akan pergi ke tempat tongkrongannya, seperti biasanya mereka akan pergi kegerbang belakang sekolah.
Saat sudah hampir sampai suara bariton seseorang menghentikan langkahnya membuat kedua nya menegakkan badannya lalu perlahan menoleh dan mendapati guru muda yang tengah bersedekap dada menatap keduanya.
Tania dan stevani menyengir memperlihatkan deretan gigi rapi mereka.
"Ehh pak Naufal makin ganteng deh" puji Stevani ingin membuat guru didepanya nanti tidak akan memberikan hukuman padanya.
"Mau bolos lagi?"Naufal menghiraukan ucapan stevani.
"Emm anu pak naufal itu apa anuu" stevani bingung ia akan menjawab apa.
"Anu apaan sih stev ngomong aja kali kalo kita tu mau bolos,tadi itu ya pak, Stevani ngajak saya bolos terus katanya mau nongkr...emphhh" buru buru Stevani membekap mulut Tania ia gemas dengan sahabatnya yang kadang begonya minta ampun kaya sekarang ini membocorkan kesalahannya.
Stevani menyengir lalu berkata"yang dibilang Tania nggak bener kok pak."
"Bener pak saya mau bolos sama Stevani."Tania berkata setelah berhasil menggigit telapak tangan stevani,Stevani mendengus kesal lantaran Tania menggigit telapak tangannya.
"Oh.. mau bolos."ucap Naufal.
"Nggak pak, kami mau ketoilet"elak Stevani.
"Tania saya tanya kalian berdua sebenarnya mau bolos atau ketoilet?" Naufal bertanya ia jelas tidak percaya kalau dua murid didepanya ingin pergi ketoilet mengingat tidak ada toilet disekira mereka.
"Bolos dong pak,Stevani tadi ngajak saya."Tania menjawab antusias serta merangkul pundak Stevani,Tania menyengir dengan polosnya.
"Sialan si retakan beton ngapain jujur sih bego."batin Stevani dengan gemas.
"Ouh mau bolos, ya udah saya kasih hadiah kalian mau?"tanya Naufal,Tania mengangguk semangat.
Stevani memandang datar keduanya.
"Kalau gitu ikut saya" mau tak mau Stevani dan tania mengikuti guru itu Tania dengan semangat menarik tangannya serta mulutnya tak henti hentinya berceloteh tidak penting , sedangkan Stevani hanya diam tidak sama sekali berniat menanggapi ucapan Tania.
Dan disinilah ketiganya dilapangan luas SMA tercintanya.
"Hadiahnya kalian bersihin lapangan ini sampai bersih"tegas Naufal.
"Ihh..kok gitu sih."serempak keduanya lalu memasang wajah cemberut
"Ya itu karna kalian berniat mau bolos sekolah."ucapnya santai.
"Ihhh bapak kok tega sih."ucap Tania cemberut.
"Lo sih Tan goblok pake acara jujur lagi."sinis Stevani.
"Kok Lo nyalahin gue sih."kesal Tania.
"Karna semua ini salah Lo bego."ketus Stevani,
Tania mengerucutkan bibirnya
"Nggak usar ribut kerjain hukumannya."ujar naufal.
"Emm pak Naufal ganteng banget deh, gantengnya tujuh turunan pula jangan hukum kami ya pak."bujuk stevani diangguki Tania.
Naufal terkekeh lalu menggelengkan kepalanya, mata Naufal tak sengaja melihat sesuatu di diri stevani lalu ia menatap Stevani.
"Stevani kenapa kamu nggak pake alas kaki?"tanya Naufal saat melihat Stevani tidak memakai sepatu dimana sepatu gadis itu? pikirnya.
Stevani gelagapan mendengar ucapan Naufal memang Stevani tidak memakai sepatu.Karena sepatunya disita guru BK tadi saat ia ke toilet,karna pagi tadi ia memakai sepatu berwarna biru dan putih yang sudah jelas melanggar aturan alhasil sepatu kesayangan disita.
Stevani mengatur nafas dengan pelan ia tersenyum manis senyum yang ia paksakan.
"Saya nggak suka pake alas kaki pak." jawabnya membuat Naufal binggung "karena Buat apa saya pakai alas kaki kalau bukan bapak alasan saya melangkah." lanjutnya mengedipkan sebelah matanya pada guru itu Naufal terkekeh geli mendengar ucapan Stevani.
Tania tertawa terbahak
"Kamu itu saya lagi serius."ucap Naufal dengan nada formal.
"Aduh pak jangan serius- serius dong saya belum siap nih."Stevani mengulum senyumnya, melihat wajah Naufal yang tengah menahan senyumnya.
Lelaki itu menggigit pipi dalamnya sebelah kiri mencoba untuk tidak tersenyum berdeham pelan lalu ia berkata, "Sudah jangan ngegombal kerjain hukuman kamu "
Stevani mendengus ia pikir setelah dirinya menggombal dan memuji guru itu akan membebaskan dirinya dari hukuman dan ternyata tidak.
"Aduh emang bapak tega sama saya saya calon istri bapak lho, CALON ISTRI bapak yang cantik imut cetar membahana ini, kalo nanti saya capek gimana? Bapak benar-benar tega sama saya." Stevani berujar dramatis ia tidak sadar dengan ucupanya.
"Saya tau kamu calon istri saya tapi bukan berarti kamu bebas hukuman ya."balas Naufal santai.
Mereka berdua tidak sadar bahwa ada Tania disitu
Tania? Gadis itu melongo mendengar ucapan dua manusia didepanya itu.
Apa ia salah mendengar atau apa?
Calon? ...calon apa? Tania benar benar binggung.
"Calon,calon istri maksudnya apa?"Tania bertanya menatap satu persatu dua orang didepanya.
Stevani gelagapan ia lupa bahwa ada Tania disitu ia belum sempat memberi tau soal pertunangannya dengan guru matematika bernama Naufal,guru yang sekarang berada di depanya.
"Saya sama temen kamu ini mau nikah bentar lagi."Naufal berkata santai tanganya merangkul pundak gadis itu yang hanya diam.
Tania menutup mulutnya ia kaget mendengar ucapan guru itu, ia tidak percaya tapi apa mungkin gurunya berbohong tapi untuk apa?
"Bener stev yang dibilang pak Naufal"Tania bertanya pada Stevani ,Stevani menunduk lalu mengangguk pelan kepalanya.
Tania melotot saat melihat Stevani mengangguk
"Lo hutang penjelasan sama gue Stevani."ucap Tania saat Naufal meninggalkan keduanya.
"nanti bel istirahat."jawabnya dengan suara pelan.
Setelahnya kedua orang itu mau tak mau menjalankan hukuman yang diberi pak Naufal.
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
😁😄
2024-04-18
0
Qaisaa Nazarudin
Move on aja deh Al,,kamu itu terlalu terObsesi sama Vani,itu bukan Cinta namanya..
2023-05-18
0