Bayar Tagihan

Bening menatap langit, matahari mengendap perlahan menyisakan warna keemasan. Suasana yang tadi begitu cerah terasa semakin sunyi dan meredup. Seakan menuntut dan meminta Bening segera menepi pulang.

"Aku tidak mungkin membiarkan dia mati di sini!" gumam Bening berfikir cepat.

Dengan tubuh rampingnya, mengingat dia seorang penari, Bening berusaha, memasukan kedua tanganya melewati dua ketiak manusia yang berjenis kelamin laki- laki yang tak dia kenali itu. Dia kaitkan tanganya untuk menariknya ke atas batu berbentuk papan yang biasa dia duduki.

"Hah... berat sekali!" guman Bening dengan nafas terengah- engah. Bahkan dia sampai ter _ tin_dih tubuh Pria itu.

Bening segera menghindar membiatkan pria itu berbaring di atas batu.

"Dia masih bernafas dan nadinya berdenyut. Itu berarti dia tidak perlu aku kasih nafas buatan kan?" batin Bening lagi.

Dia menepuk nepuk bahu pria itu dan memeriksa bagian tubuhnya.

"Darah!" pekik Bening ternyata keluar darah dari lenganya.

Bening berusaha menyentuhnya.

"Aak!" ternyata respon nyeri Pria itu juga masih bagus.

"Hoh!" Bening jadi ikut kaget..

"Kamu mendengarku? Tuan! Kamu mendengarku?" tanya Bening semakin mengguncangkan bahu pria itu.

Pria itu tak bersuara lagi, tapi dahinya mengkerut seperti menahan sakit yang teramat sangat, gerakanya pun sangat lemah.

"Aku tidak kuat mengangkatmu. Oke. Aku hentikan perdarahanmu dulu. Lalu aku minta pertolongan!" ucap Bening berfikir cepat yang utama selamatkan nyawa dulu.

Bening bangun memgambil jaketnya lalu mengikatkanya kencang ke lengan pria itu.

"Kamu tunggu di sini! Aku akan minta pertolongan orang!" ucap Bening walau tanpa jawaban.

Meski masih bertubuh basah dan pakaianya mini. Bening mengayuh sepedanya ke museum tempatnya bekerja.

"Astagaa.. Bening! Aduuh kamu menggodaku!" pekik Leon menutup wajahnya dengan telapak tanganya tapi jarinya tetap dibuka.

"Haiisssh... katamu tubuhku kerempeng dan tidak menarik!" jawab Bening mulutnya mecucu. Dia menoleh ke tubuhnya. Ya dia kan habis mandi di kali jadi memang tampak seksi. Meski ramping tapi sebenarnya pinggul dan tubuh Bening tetap indah.

"Kamu hobby banget sih mandi di kali. Sore- sore begini. Kenapa juga ke sini bukanya cepat bilas dan ganti baju. Kebiasaan!" omel Leon lagi.

Dia sepupu Bening yang mengajaknya bekerja di museum itu.

Bening tidak menjawab dan langsung menarik tangan Leon.

"Cepat ikut aku. Ada orang hanyut dan butuh bantuan!" tutur Bening.

"Woo? Hanyut?"

"Sshh.. udah nggak usah banyak tanya cepat ikut aku!" tutur Bening lagi.

Leon bertubuh tinggi dan besar. Bekerja di museum yang tugasnya membersihkan dan merawat benda- benda kuno membuat Leon punya banyak waktu mengolah tubuhnya.

Mau tidak mau Leon ikut Bening ke sungai. Pria itu masih di posisinya.

Leon membulatkan matanya kaget.

"Dia tinggi besar. Apa aku kuat ya?" ucap Leon ragu.

"Kuat. Manfaakan lengan besarmu!" cibir Bening.

"Hmmmm,"

"Aku traktik sate di depan toko listrik kalau kamu kuat angkat dia!" ucap Bening mengerlingkan matanya memotivasi Leon.

Leon melirik tersenyum.

"Aku bantu merayu Tia!" imbuh Bening lagi.

"Okeh! Deal!" kali ini mendengar kata Tia, Leon yang naksir berat ke Aletia langsung semangat.

Leon mengambil ancang- ancang. Jongkok, lalu menarik tangan pria itu dan memposisikan agar berada di punggungnya. Dibantu Bening mereka menggendong pria itu.

Rumah terdekat dari sungai itu adalah rumah Bening. Leon sudah hampir habis nafasnya, keringatnya bercucuran dan pandanganya mulai bercampur.

Leon pun menyerah membawa ke museum atau kontrakanya. Dia memilih ke kontrakan Bening dan langsung merebahkan di kasur lantai Bening.

"Kok kesini?" pekik Bening

"Hoh... hoh...," bukanya menjawab Leon malah duduk di lantai, menyandarkan tubuhnya ke tembok dan membiarkan kakinya berselonjor.dengan nafas terengah- engah.

"Minum...!" itulah kata yang keluar dari Leon.

"Ck!" Bening pun hanya berdecak.

Bening yang baik kemudian ke dapur mengambil segelas air untuk Leon.

"Panggil Pak Darma aja. Dia pandai obati orang seperti ini! Sudah aku mau pulang!" jawab Leon enteng dan bangun.

"Eee... tunggu!"

"Jangan lupa jatah sateku!"

"Iih tunggu jangan pergi!" cegah Bening lagi.

"Apalagi?"

"Kamu nggak mau bantu aku. Temani aku rawat dia. Masa aku nolong dia sendirian?"

"Lah kan kamu yang memutuskan untuk rawat dia!" jawab Leon lagi.

"Yee.. masa kita liat orang sekarat dibiarin sama aja kita biarin orang mati perlahan dan serasa bunuh dong! Kamu punya hati nurani kan? Kalau kamu kena musibah, kamu masih hidup, tapi berdaya, kamu juga berharap dibantu orang kan? Hah. Gimana sih?" jawab Bening mengutarakan pemikiranya.

"Ck... hmm terus aku harus bantu gimana?" jawab Leon akhirnya.

"Sembari aku mandi dan siap- siap panggil Pak Darma. Kamu ambilkan pakaian untuknya. Bantu aku gantikan pakaianya!" tutur Bening lagi.

"Aih repot lagi. Pakaianku mahal. Kamu harus bayar lagi!"

"Ih matere banget. Kulihat pria itu berkulit dan bertubuh sehat. Sepertinya dia kaya. Nanti minta imbalan ke dia saja!" jawab Bening dengan otak cerdasnya.

Bening tahu Leon matre jadi harus dirayu dengan materi. Meski Bening menolong tulus, tapi pria itu memang terlihat tampan, tubuhnya tinggi berisi sehingga Bening sampai keberatan. Pria itu juga tampak mengenakan kalung, gelang dan cincin.

"Oke!" jawab Leon termakaj bujuk rayu Bening.

Leon segera pulang ke kontrakanya. Bening segra mandi dan berganti pakaian.

Mereka bagi tugas, Bening memanggil tabin atau mantri di desa itu. Sementara Leon mengganti pakaian si pria.

Pak Darma datang dan segera mengobati pria itu.

"Dia hanya terluka lenganya sudah kujahit.Luka yang lain seperti luka pukul dan luka benturan. Tapi kan sembuh kok. Sepertinya dia kelelahan berenang, tapi dia cukup tangguh untuk bertahan. Ada lebam di kepalanya semoga tidak ada perdarahan di dalsm. Tapi dia tidak muntah kan?"

"Tidak tahu!" jawab Benin menggelengkan kepalanya

"Oke. Kita lihat nanti, dia akan segera sadar kok. Aku sudah memberinya obat!" tutur Pak Darma lagi.

"Tidak perlu dibawa ke rumah sakit Pak?" tanya Bening.

"Tidak usah. 2 jam lagi dia akan sadar!" jawab Pak Darma lagi.

"Ooh syukurlah!" jawab Bening lega.

Jika lukanya tidak parah dan kelelahan berarti dia tidak repot dan akan segera terbebas.

"Ya sudah. Kalau begitu saya pamit!" jawab Pak Darma

"Eh tunggu, Pak. Hehe berapa biaya ganti obatnya?" tanya Bening

"Ah mbak Beniing kaya nggak tahu saya. Seikhlasnya Mbak Bening aja!" jawab Pak Darma. Pak Darma memang terkenal baik dan termasuk relawan

"Nggak boleh gitu Pak. kalau bisa catat, biar saya tagihkan ke dia kalau dia sadar!" jawab Bening lagi.

Pak Darma awalnya menolak tapi Bening terus meminta sehingga akhirnya Pak Darma memberi catatan rincian obat dan tindakanya.

Pak Darma dan Leon pun pergi. Sehingga Bening sendirian menunggu si pria itu sadar.

"Hah... semoga dia segera sadar beneran! tapi ini udah dua jam? Mana kok nggak sadar- sadar?" gumam Bening.

"Aduh kalau dia ternyata penjahat gimana? Kalau aku diper kosa gimana? Aih.. Leon gimana sih? Katanya mau balik dan mau temani aku?" gumam Bening lagi.

Leon memang sangat rese dan cuek. Bening tidak punya tetangga apalagi Bening warga baru yang notabenya hanya pekerja di daerah situ.

Leon bilang mau balik temani Benning tapi. tak kunjung datang.

Karena paranoid Benning berusaha ke dapur membuat air hangat.

"Aku dimana?" terdengar rintihan seseorang.

Bening segera memeriksa

Benar pria itu sadar.

"Hah.. kau sungguh Sadar!" ucap Bening kegirangan dan mendekat

Pria itu sudah membuka mata. Menoleh ke sekeliling bingung dan menatap Bening dengan tatapan mengejek.

"Kau siapa?" tanya Pria itum

"Aku yang tanya kamu siapa. Kamu pingsan di sungai!" jawab Benning.

Pria itu tampak berusaha bangun.

"Ak.." pekik Pria itu menahan sakit di keplanya.

Bening membantunya untuk bangun dan duduk bersandar di tembok.

Lalu memberi pria itu minum hangat.

"Tenanglah. Kamu sudah diobati. Kamu juga harus bayar tagihanya. Katakan cepat. Siapa namamu?" tanya Bening.

Sayangnya pria itu diam dan tampak kebingungan.

"Aku tidak tahu. Aku siapa?" jawab pria itu pelan

"Wuaa?" pekik Bening langsung menyeringai dan berkacak pinggang.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-05-30

1

Titi_Tiara

Titi_Tiara

Selalu keren Karyamu, di tunggu kelanjutannya

2022-10-14

1

Susanti Wahyuningsih

Susanti Wahyuningsih

amnesia cowok itu,, pasti orang kaya,,,😊
atau jodoh Bening,,,??
lanjjuuttt kak....
🌹🌹🌹🌹

2022-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 Pria terdampar
2 Bayar Tagihan
3 Nasi Goreng
4 Pengumuman
5 Kesalahan
6 Mengadu.
7 Memo
8 Kak Naka
9 Ingin Tinggal
10 Alika
11 Kamar
12 Tega
13 Kemana?
14 Daka.
15 Perhatian
16 Tata Tertib
17 Dinding Kaca
18 Siapa Kamu?
19 Copet
20 Cincin
21 Bingung
22 Hutang.
23 Ikut
24 Tukang Parkir
25 Temani Priksa
26 Damita
27 Bawa apa dia?
28 Apa ini?
29 Nikahkah saja
30 Menikah.
31 Menyerang
32 Kenapa
33 Kekasih Ideal
34 Cari Uang
35 identitas
36 Keliling Istana.
37 Suami
38 Bekerja
39 Leon Pergi
40 Bu Maria
41 Berdidi Kokoh
42 Tersihir.
43 Saling membelakangi
44 Lets do it
45 Dia cantik yaaa.
46 Adik- adik Abelard
47 Melebur ke Masyarakat.
48 Pangeran Abelard.
49 Mengaku.
50 Bertanggung jawab.
51 Mohon Doa
52 Draft
53 Jualan minuman.
54 Bersama Naka
55 Kak Abe
56 Hidupku.
57 Kan
58 Bersama
59 Ada aku
60 Putri Camillia
61 Narasi Camilia.
62 Pelajaran Bening
63 Ide Bening.
64 Tanda Lahir Pangeran Abe.
65 Apa rencana selanjutnya?
66 Dompet
67 Kejutan
68 Bernand.
69 Tolong Aku
70 Ares
71 Dikira Jahat. (Bison)
72 Dia istriku.
73 Curiga ke Camilia
74 Tidak Sabar
75 Kembali pulang
76 Leon?
77 Mimpi Camilia
78 Tia Syok.
79 Kecolongan
80 Tidak Ada.
81 Siapa Kamu?
82 Di Kolong Jembatan
83 Sigap
84 Surga
85 Bening Sakit.
86 Pangeran Alexander
87 Kerajaan
88 Abe Junior
89 Mimpi Alika berakhir
90 Pulang Ke Istana Malam ini
91 Balai Perjamuan
92 Bening Pemenang Kompetisi yang sebenarnya
93 Kamu Ratuku
94 Dijemput Ambulance
95 Adik Ipar
96 Panggil aku, Pangeran Abe
97 Kejutan Dari Pangeran
98 Akan Tetap Stay sampai - End
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Pria terdampar
2
Bayar Tagihan
3
Nasi Goreng
4
Pengumuman
5
Kesalahan
6
Mengadu.
7
Memo
8
Kak Naka
9
Ingin Tinggal
10
Alika
11
Kamar
12
Tega
13
Kemana?
14
Daka.
15
Perhatian
16
Tata Tertib
17
Dinding Kaca
18
Siapa Kamu?
19
Copet
20
Cincin
21
Bingung
22
Hutang.
23
Ikut
24
Tukang Parkir
25
Temani Priksa
26
Damita
27
Bawa apa dia?
28
Apa ini?
29
Nikahkah saja
30
Menikah.
31
Menyerang
32
Kenapa
33
Kekasih Ideal
34
Cari Uang
35
identitas
36
Keliling Istana.
37
Suami
38
Bekerja
39
Leon Pergi
40
Bu Maria
41
Berdidi Kokoh
42
Tersihir.
43
Saling membelakangi
44
Lets do it
45
Dia cantik yaaa.
46
Adik- adik Abelard
47
Melebur ke Masyarakat.
48
Pangeran Abelard.
49
Mengaku.
50
Bertanggung jawab.
51
Mohon Doa
52
Draft
53
Jualan minuman.
54
Bersama Naka
55
Kak Abe
56
Hidupku.
57
Kan
58
Bersama
59
Ada aku
60
Putri Camillia
61
Narasi Camilia.
62
Pelajaran Bening
63
Ide Bening.
64
Tanda Lahir Pangeran Abe.
65
Apa rencana selanjutnya?
66
Dompet
67
Kejutan
68
Bernand.
69
Tolong Aku
70
Ares
71
Dikira Jahat. (Bison)
72
Dia istriku.
73
Curiga ke Camilia
74
Tidak Sabar
75
Kembali pulang
76
Leon?
77
Mimpi Camilia
78
Tia Syok.
79
Kecolongan
80
Tidak Ada.
81
Siapa Kamu?
82
Di Kolong Jembatan
83
Sigap
84
Surga
85
Bening Sakit.
86
Pangeran Alexander
87
Kerajaan
88
Abe Junior
89
Mimpi Alika berakhir
90
Pulang Ke Istana Malam ini
91
Balai Perjamuan
92
Bening Pemenang Kompetisi yang sebenarnya
93
Kamu Ratuku
94
Dijemput Ambulance
95
Adik Ipar
96
Panggil aku, Pangeran Abe
97
Kejutan Dari Pangeran
98
Akan Tetap Stay sampai - End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!