Disisi lain, Kayla menghubungi ibunya dan menceritakan kejadian yang menimpanya di pagi ini.
Nguuunngggg"""
Ponsel Ny. Lily bergetar hebat di tengah rapat. Dengan perasaan malu, dia ijin keluar dari ruangan untuk mengangkat telepon dari putrinya.
"Ma-maaf Tn, saya ijin keluar sebentar untuk mengangkat telepon" Ny. Lily meminta ijin.
"Jangan terlalu lama.... "
"Baik, Tn"
"Halo? Ada apa, Kayla?" Tanya Ny. Lily setelah keluar dari ruang rapat.
"Ibu!!! Aku sangat kesal!!!!" Keluh Kayla yang membuat Ny. Lily merasa cemas.
"Memangnya ada apa? Apa kau ada masalah?"
"Ya, Kiara lah penyebabnya! Dia membuatku malu di hadapan teman teman!!!!"
"Tunggu tunggu.... coba jelaskan secara detail apa masalahmu sebenarnya. Nanti kita bicara lagi setelah kau pulang sekolah ya, ibu sedang ada rapat siang ini, " sanggah Ny. Lily terburu buru dan langsung mematikan sambungan telepon mereka.
"Arghhhh!! Sial!!!" Kayla berteriak hingga terdengar ke seluruh lorong kelasnya. Beberapa anak mendekatinya karena tiba tiba Kayla berteriak.
"Ada apa??? Kayla?" Seorang siswa lelaki bernama Erfan mendekat dengan wajah panik.
"Ah..., tidak ada apa apa... aku tadi kaget saja,"
Karena kelihatannya Kayla sangat kelelahan, Erfan pun mengantarkan Kayla masuk ke dalam kelas.
Jarum jam menujukkan pukul 13.45 WIB, itu artinya Ny. Lily telah selesai rapat. Dia keluar dari ruangan dengan membawa beberapa berkas dan masuk ke dalam ruangan kerjanya.
"Heuh.... "
"Sepertinya, aku harus kembali menghubungi Kayla untuk menanyakan apa masalahnya,"
Ny. Lily mengambil telepon genggam miliknya yang ia taruh di dalam saku jas. Dengan cepat, dia kembali menghubungi putri bungsunya untuk menanyakan masalah apa yang putrinya hadapi.
Beberapa kali ia mencoba menghubungi Kayla namun tidak di angkat sama sekali, perasaan cemas menyelimuti dirinya yang sama sekali tak berdaya.
Pikiran negatif terus bermunculan di kepalanya karena mengkhawatirkan putri yang sangat ia sayangi. Setelah beberapa saat, Kayla balik menghubungi ibunya. Perasaan cemas pun seketika hilang.
"Halo? Sayang? Kayla???"
"Iya? Ada apa bu?"
"Kau... sampaikan yang tadi siang ingin kau ceritakan pada ibu" Perintah Ny. Lily yang merasa sangat penasaran apa yang sebenarnya terjadi.
"Jadi begini, setelah Kiara siuman dari kritisnya, aku merasa dia sangat berbeda! Banyak hal hal aneh yang aku rasakan darinya! Termasuk sifatnya juga...., kenapa hari ini dia menentang ku? Padahal sebelumnya sama sekali tidak begitu" Kayla menjelaskan panjang lebar.
"Begitu ya, mungkin saja dia bukan Kiara?"
"Tapi kenapa dia bukan Kiara? Sedangkan dia juga kritis"
"Yah, ibu memahami itu. Tapi apa kau tau? Prediksi nya dia akan sembuh dalam 3 bulan kedepan, itupun belum pasti jika dia akan benar benar sembuh. Tapi anehnya dia bangun hanya dengan waktu 1 Minggu. Bagaimana bisa gadis selemah dia bisa bangun dengan cepat?"
"Apalagi sekolah kalian ada 6 lantai! Dari atap hingga basement, itu cukup parah!" Lanjut Ny. Lily yang merasa yakin bahwa Kiara yang sekarang bukanlah Kiara yang asli.
"Ah, sudahlah!!! Aku tidak mau tau! Aku benar benar pusing!!! Apalagi, dia mulai berani kepadaku!" Lagi lagi Kayla mengeluh jika Kiara membuatnya tidak nyaman.
"Baiklah baiklah, ibu akan mencari tau semuanya. Kau tenanglah..... "
Tanpa berkata sepatah kata pun, Kayla menutup teleponnya karena merasa kesal pada ibunya.
"Bagaimana bisa ibu berkata seperti itu padaku!!"
"Memangnya ibumu berkata apa?" Tanya Erfan penasaran.
"Kau tidak akan pernah mengerti! Jadi tidak usah berusaha untuk ikut campur mengenai kehidupan ku"
"Ya sudah, aku tidak akan ikut campur lagi. Tapi aku ingin bertanya satu hal padamu"
"Apa?"
"Sepertinya ada yang salah dengan Kiara. Pagi ini aku bertemu dengannya setelah kalian turun dari mobil, tapi dia berbeda dari sebelumnya"
"Berbeda bagaimana maksudmu?"
"Dia lebih cantik, dan..... pemberani"
"Jadi kau membelanya?!!! Ah, sudah kuduga. Semuanya jadi berpihak pada Kiara!"
Erfan hanya menatap kasihan pada Kayla, karena sepertinya dia juga akan berpihak pada Kiara yang lebih baik dari sebelumnya.
......................
Setelah mendengar cerita dari putrinya, Ny. Lily menyuruh seseorang untuk mencari informasi mengenai Kiara.
Orang suruhan Ny. Lily adalah teman kantornya sendiri. Karena ia tau bahwa lelaki itu menyukai dirinya, oleh karena itu dia memanfaatkan lelaki tersebut untuk membantunya mencari informasi mengenai Kiara.
Setelah langit mulai gelap, Ny. Lily masih berada di ruang kerjanya untuk menunggu informasi yang sedang temannya cari.
Tak lama setelah itu, temannya memasuki ruangannya dengan beberapa berkas yang ia pegang di tangan.
"Apa itu?" Tanya Ny. Lily
"Ini beberapa informasi yang aku dapatkan mengenai Kiara" Jawabnya sambil memberikan berkas itu pada Ny. Lily.
Tanpa berpikir panjang, ia langsung membacanya walaupun tulisan itu sangat banyak dan panjang.
"Ah, benar benar tidak ada yang berguna" Gumamnya dan menaruh berkas yang tadi ia baca.
"Baiklah, aku sangat berterima kasih padamu karena sudah membantuku. Yah.... walaupun informasi yang kau dapatkan tidak berguna" Ucap Ny. Lily sedikit menyindir.
"Sama sama, maaf tidak bisa membantu lebih"
"Tidak masalah, aku pulang dulu"
Diperjalanan pulang, Ny. Lily menghentikan kendaraan roda 4 nya di depan sebuah toko yang jarang dikunjungi banyak orang.
Karena memang sebenarnya toko itu tidak terlalu dibutuhkan di kehidupan masyarakat. Hanya beberapa orang yang butuh saja yang akan mengunjungi toko itu.
...****************...
Setelah beberapa saat sampai di rumah, ia dikagetkan oleh perilaku Kiara pada putri keduanya.
"I-ibu!!!!" Teriak Kania dari atas tangga setelah melihat ibunya memasuki rumah.
"Ka-kania?!!!!!" Dengan cepat, ia langsung berlari menaiki tangga dan memeluk erat putrinya.
"Apa yang terjadi padamu?" Tanya Ny. Lily panik sambil meraba raba wajah Kania yang sedikit lebam.
"Ki-Kiara.... dia.... dia...... "
Kiara langsung memotong pembicaraan mereka berdua dengan sosok yang terlihat kejam. "Aku kenapa?"
"Kau!!! Berani beraninya kau memukul putriku!!!!"
"Apa katamu?? Aku memukul putrimu? Cih!! Apa kau tidak tau, kalau sebenarnya dia dulu yang memulai semua ini!!" Jelas Kiara dengan sedikit senyuman sinis.
Ny. Lily menatap wajah Kania yang kesakitan dan mengeluarkan air mata. Rasanya dia lebih percaya pada Kiara yang bilang bahwa Kania lah yang memulai dulu. Karena ia paham betul bagaimana perlakuan kedua putrinya pada Kiara.
"Apa benar yang Kiara bilang?" Tanya Ny. Lily memastikan.
Kania terdiam, dan sesaat mengangguk kecil setelah menatap wajah Kiara yang penuh dendam padanya.
"Iya..., Kiara benar... " Lirihnya.
Ny. Lily menghela nafas setelah mengetahui apa yang terjadi. Sebenarnya dia ingin sekali membalas perbuatan Kiara yang telah memukul Kania. Tapi ia tau bagaimana kondisinya sekarang ini sangatlah tidak tepat.
"𝘋𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪. 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘩𝘢𝘣𝘪𝘴 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳? 𝘈𝘱𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘪𝘧𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘴𝘭𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘺𝘪𝘬𝘢𝘯?" Gumam seorang lelaki berumur 17 tahun dari depan kamarnya.
Beberapa jam berlalu, masalah mereka telah diselesaikan dengan permintaan maaf dari pihak keluarga tiri.
Setelahnya, Ny. Lily dan kedua putrinya berkumpul di kamar Kayla dan membicarakan sesuatu untuk membuat sebuah rencana.
"Kayla, ibu mau kau meminum racun yang ibu tuang kedalam minuman mu. Tapi setelah 5 hari berlalu, racun itu akan lenyap dengan sendirinya. Walaupun efeknya sangat mengerikan, kau akan merasakan sakit yang tiada henti" Jelas Ny. Lily sambil menunjukkan sebuah racun didalam kaca.
Racun itulah yang ia beli saat perjalanan pulang menuju rumah.
"Apa?!!!! Tentu saja aku tidak mau mati!!" Oceh Kayla dengan nada tinggi.
"Kau tidak akan mati, putriku! Bagaimana bisa ibumu ini membunuh putrinya sendiri?!!" Tegas ibunya dengan wajah keheranan.
"Tidak! Aku tetap tidak mau!! Aku pasti tidak akan tahan dengan sakitnya!"
"Kak, kau harus menuruti apa kata ibu. Lagipula itu juga demi kebaikanmu sendiri" Timpal Kania.
"Benar apa yang adikmu katakan, kau harus mau"
"Tidak! Aku tidak mau!"
"Ah, terserah mu saja. Ibu tidak akan membantumu lagi"
"Eh, a-apa?? Kenapa.... "
"Ya, itu karena kau tidak mau menuruti apa kata ibu!"
"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪?? 𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘳𝘶𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢𝘸𝘢 𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪?" Gumam Kayla sambil menatap dua orang dihadapannya.
Ny. Lily mengangkat kakinya dan berjalan ke arah pintu. Sebelum ia membuka pintunya, Kayla menghentikan ibunya dan menyuruhnya kembali duduk.
"Kenapa?"
"Ba-baiklah, aku akan menerima rencana ibu! Lalu, apa selanjutnya?"
"Heuh, kau benar benar putriku... " Ny. Lily memeluk erat Kayla dengan penuh kasih sayang, dan kembali menjelaskan rencana selanjutnya.
"Jadi, selanjutnya kita akan mengkambinghitamkan Kiara dalam masalah ini. Ibu dan Kania akan menuduh Kiara sebagai pelaku yang sudah meracuni mu. Setelah kau bangun, kau juga harus bilang kalau kau melihat Kiara menaburkan sesuatu dalam minuman mu. Ibu juga akan meminta ayah kalian untuk menghukum Kiara. Bagaimana?" Ny. Lily meminta pendapat kedua putrinya.
Tapi mereka sudah menyetujui matang matang kegiatan yang sudah direncanakan oleh ibunya. Walaupun rencana itu bisa membahayakan salah satu pihak mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу᭄
sumpah, aku g nyangka ces km bikin novel sebagus ini! Aku kebawa suasana pas bacanya. semangat ya! Aku dukung kamu terus, hehe
2022-10-16
2
Mrinpur
uhhh,,,,rame bnget,,,thor buat kiara jangan gampang di tindas bila perlu buat senjata makan tuan,,,jd tolong buat kiara kuat dan ayah ny kiara sedikit pintar gx gampang terbawa emosi..
2022-10-13
2