Rombongan kerajaan Ionia sedang beristirahat di kawasan perbatasan antara kerjaan Doria dan Kerajaan Ionia. Jarak Antar Kerajaan Ionia dan Doria memiliki waktu tempuh sekitar dua hari.
Besok malam,jika tidak terjadi hambatan, Rombongan kerajaan yang membawa Raja,Ratu serta putera mahkota akan tiba. Semua tenda Untuk para pimpinan kerajaan dan juga untuk pelayan wanita serta sebagian untuk pengawal sudah didirikan.
Saat ini para pelayan wanita sedang mempersiapkan makan malam. sementara para pengawal sebagian beristirahat dan sebagian lagi berjaga. Mereka harus tetap waspada pada semua bahaya yang diperkirakan terjadi di malam nanti.
Saat malam menyambut, sang Ratu kerajaan Ionia duduk termenung mengingat kebersamaannya dengan Ratu pertama
flashback on
Dua orang gadis cantik sedang asik menikmatinya festival yang di adakan di kerajaan Ionia. Mereka adalah Pandora Elita dan Cassandra Amalthea.
Mereka berdua adalah putri dari dua bangsawan terkemuka yang saling berselisih di kerajaan Ionia. Meski kedua ayah mereka merupakan musuh. Tapi hal tersebut tak menyurutkan rasa persahabatan yang telah mereka jalin sejak di akademi.
" Ayo Cassandra, kita melihat pertunjukan sirkus di sana" Ajak Pandora.
" Ayo Pandora, aku juga sangat menyukainya, kau jangan sampai meninggalkanku" ucap Cassandra
Saat itu, Usia keduanya baru memasuki usia 15 Tahun, gadis yang memang sudah diwajibkan untuk menikah.
Belum sempat mereka sampai di sana, tanpa sengaja Cassandra terjatuh,akibat bertabrakan dengan seorang pria yang gagah.
Melihat pria yang tak sengaja mereka singgung, jantung kedua gadis itu berdegub kencang. Siapa yang tak mengenal pria di depan mereka ini, dia adalah sang putra mahkota pewaris kerajaan Ionia selanjutnya, yakni Putra Mahkota Ion Jerome Kirio
" Mohon maaf yang mulia putra mahkota" ucap Cassandra dan Pandora secara bersamaan
" Hmm..." balas acuh sang putra mahkota dan meninggalkan kedua gadis cantik itu.
Setelah putra mahkota pergi, Cassandra dan Pandora menghela nafas lega.
" Syukurlah, putra mahkota tidak menghukum kita Pandora" ucap Cassandra lega.
" Iya, kau tahu jantung ku rasanya mau keluar, oh Dewi Athena kau masih berpihak padaku" ucap Pandora penuh syukur.
Kemudian kedua gadis tersebut terkikik lucu memikirkan tingkah mereka berdua. Tanpa keduanya sadari sang putra mahkota yang memiliki pendengaran yang sangat tajam mendengar semua yang kedua gadis itu perbincangkan.
Saat kedua gadis itu sudah asik menikmati pertunjukan yang di sajikan , putra mahkota menoleh ke arah pelayan pribadinya.
" Kapan acara pemilihan pendamping putra mahkota di umumkan" tanya Putra mahkota Ion Jerome Kirio
" Lusa pengumuman akan di sebar ke seluruh pelosok yang mulia, dan pemberhentian pernikahan untuk para gadis di kerajaan ini akan dilaksanakan lusa bersamaan dengan pengumuman tersebut" Jelas sang pengawal pribadi.
" Pastikan mereka ikut dalam pemilihan" ucap putra mahkota
" Apa anda tertarik dengan mereka berdua yang mulia" goda sang pengawal
"Salah satunya" jawab Ion singkat.
" Baiklah yang mulia" ucap sang pengawal kemudian.
Tepatnya hari ini pengumuman tentang pemilihan sang pendamping putra mahkota, beserta larangan pernikahan untuk gadis yang berusia 10 tahun sampai 20 tahun sudah di sebarkan ke seluruh pelosok negri. Banyak rakyat yang menyambut antusias akan pengumuman tersebut. Kecuali kedua gadis yang kini sedang bertemu secara sembunyi-sembunyi di Taman rahasia mereka berdua.
" Apa kau akan mengikuti pemilihan pendamping putra mahkota itu Cassandra?" Tanya Pandora.
" Sebenarnya aku tidak ingin mengikutinya, tapi ayahku sangat berkeras hati dan memaksaku Pandora" jawab Cassandra sambil menghela nafas lelah
" Aku juga sama, sebenarnya aku ingin menikah dengan seorang pria yang mampu menjaga cintanya hanya untukku Cassandra, Berbagi itu rasanya mustahil. Aku tidak ingin berakhir seperti ibuku" Jelas Pandora sendu.
" Bibi pasti sudah tenang bersama sang Dewi Pandora, jangan menyesali takdir sang dewa agung" bujuk Cassandra
" Aku hanya takut berakhir tragis Cassandra, menikah dengan penerus kerajaan bukanlah pilihan yang baik" Keluh Pandora.
" Mari kita jalani saja takdir yang di haruskan untuk kita Pandora" pasrah Cassandra.
Akhirnya kedua gadis itu memutuskan untuk kembali ke kediaman masing-masing bersama pelayan setianya.
Waktu kompetisi akhirnya di mulai ada beberapa tahapan yang telah di lalui oleh para gadis, kini hanya tertinggal Sepuluh orang dari ratusan pelamar yang datang di hari pertama.
Saat ini tinggal lima tahapan lagi yang akan di lalui para gadis. Sebelum memasuki tahapan itu, kesepuluh gadis di wajibkan untuk pulang kekediaman masing-masing.
Saat sampai di kediaman, Pandora di kejutkan oleh rencana licik ayahnya. Mereka akan menyingkirkan Cassandra sahabatnya di babak kedua menuju final. Mendengar itu tanpa terasa air mata Pandora mengalir membasahi pipi putihnya. Rasa Takut menjalar di relung hatinya. Berontak pun dia tidak sanggup.
Dengan hati- hati dia kembali ke paviliun tempat tinggalnya di kediaman Mentri pertama. Sesak di dada juga di rasakan ya semakin menjadi.
Sementara di kediaman Cassandra, dia telah di sambut oleh ayah dan ibunya. Pasangan suami istri itu setia sampai saat ini meski mereka tidak juga di karuniai seorang putra. Ayah Cassandra sangat mencintai ibunya. Cinta mereka adalah cinta yang ingin di miliki oleh Cassandra. Ibunya selalu berpesan cintailah orang yang di takdirkan sang Dewi cinta menjadi suaminya.
Pesan itulah yang selalu tersimpan rapi di relung hatinya yang terdalam. Dia memutuskan akan mencintai orang yang menjadi suaminya kelak.
Cassandra tumbuh dengan kasih sayang yang sempurna sementara Pandora tumbuh dengan rasa sakit. Hanya statusnya yang terlahir dari istri sah, sehingga para selir dan saudaranya yang lain tidak mampu mengusiknya. Ditambah dengan keluarga dari pihak ibunya merupakan jendral perang nomor satu di kerajaan Ionia.
Pandora tumbuh menjadi gadis cantik dan berbakat berkat didikan mendiang ibunya dan juga pelayan pribadi ibunya.
Mereka mendidiknya dengan sangat keras sejak usianya menginjak tiga tahun. Kepergian ibunya saat dia masih menuntut ilmu di akademi merupakan luka terdalam di hidupnya. Sejak saat itu selama delapan tahun Pandora hidup dalam kesepian di keluarganya.
Hanya Cassandralah teman yang dimilikinya di dunia ini begitu juga dengan pelayan pribadinya. Sosok yang diselamatkan ibunya dari jalanan sesaat sebelum ibunya meninggal dunia.
Saat Pandora sampai di kediamannya dia memerintahkan pelayan pribadinya untuk memberi kabar pada Cassandra agar nanti saat malam semakin larut mereka bertemu di taman rahasia mereka berdua.
Dan di sinilah kedua gadis itu berada. Pandora terlihat pucat, setiap kali memikirkan perkataan ayahnya. Jika dia kehilangan Cassandra maka dia lebih memilih mati saja.
" Ada apa Pandora?" tanya Cassandra lembut.
Pandora menatap wajah teduh Cassandra, sekilas terlintas di bayangannya bagaimana keduanya bertemu dan menjalin hubungan baik sampai saat ini.
" Apa kau benar-benat ingin menjadi pendamping putra mahkota Cassandra ?" Tanya Pandora
" Ada apa memangnya Pandora?" kembali tanya yang terucap dari mulut Cassandra, dia mengenali raut takut itu.
" Ku mohon menyerahlah dari pemilihan pendamping putra mahkota Cassandra" bujuk Pandora
" Berikan aku alasan Pandora, Apa kau mencintai putra mahkota, bukankah kau mengatakan bahwa kau ingin bersama pria yang mencintaimu?" tanya Cassandra bingung.
" Yahh...aku sangat mencintai putra mahkota Cassandra" ucap Pandora berusaha menyembunyikan fakta yang sebenarnya
" Aku akan pikirkan Pandora,kau tahu bukan kalau ayahku sangat menginginkanku menjadi pendamping putra mahkota" Ucap Cassandra.
"Aku tahu" balas Pandora lesu.
" Ayo kita pulang besok kita akan kembali ke istana" ajak Cassandra
" Ku harap kau memikirkannya Cassandra" ucap Pandora
Cassandra tak membalas ucapan Pandora, dia hanya tersenyum sebagai jawaban. Kedua gadis itu akhirnya pergi dari taman bunga. Tanpa keduanya ketahui, dalam kegelapan berdiri seorang pria yang mengepalkan tangannya, pria tersebut geram mendengar perkataan kedua gadis itu.
Hari yang di tunggu akhirnya tiba, kesepuluh gadis kembali ke istana untuk mengikuti kompetisi lanjutan. Pada babak pertama Pandora dan Cassandra berhasil menang, kini tinggal tujuh gadis lagi yang akan mengikuti tahapan berikutnya. Pada babak kedua kembali Pandora dan Cassandra menang. Total ada lima peserta lagi.
Saat ini kelima peserta di persilahkan untuk istirahat di kediaman yang telah disediakan. Pandora menarik Cassandra ke sebuah tempat sepi.
"Bukankah aku mengatakan untuk mengalah Cassandra? sembur Pandora
"Tapi Pandora...."ucapan Cassandra tertahan
"Jika kau tidak mengalah, maka aku akan mengakhiri hidupku di depan matamu. Melihatmu bersanding dengan orang yang kucintai lebih menyakitkan dari kematian" Murka Pandora yang membuat Cassandra terdiam seribu bahasa.
Ada kecewa yang menyengat di hati Cassandra, secinta itukah Pandora pada putra mahkota, sampai Pandora rela mati untuknya. tanpa terasa air mata Cassandra mengalir membasahi pipinya, Cassandra yang lembut dan ceria terlihat menyedihkan saat ini. Dia menangis tergugu setelah kepergian Pandora.
Di balik dinding Pandora berhenti dan mendengar tangisan Cassandra.
"Aku menyayangimu Cassandra, dari pada melihatmu meregang nyawa aku lebih memilih terjun ke dalan bara api demi menyelamatkanmu. Tidak apa jika kau membenciku, itu lebih baik." gumam Pandora dan pergi meninggalkan Cassandra.
Pelayan pribadi Pandora ikut sedih melihat pengorbanan nona mudanya. Pelayan tersebut mengikuti nona mudanya dalam diam.
Gadis malang dengan harta berlimpah tapi menyimpan seribu luka, Kehilangan ibu tercinta, diabaikan oleh ayahnya di musuhi oleh semua saudara dan kini kehilangan satu-satunya orang yang berarti dalam hidupnya, CASSANDRA AMALTHEA.
Saat pagi menjelang, kembali kompetisi babak ketiga di mulai, saat kompetisi ini Pandora memenangkannya dengan dua gadis lainnya, sementara Cassandra kalah berserta seorang gadis lagi.
Melihat kekalahan sahabatnya ada tersirat senyum lega di wajah Pandora. Melihat respon sahabatnya Cassandra tidak membenci Pandora, dia curiga dengan Pandora. Cassandra sudah mengenalnya bertahun tahun. Pastilah ada yang di sembunyikan oleh sahabatnya itu.
Karena kekalahan yang diterimanya, Cassandra terpaksa pulang kembali ke kediamannya. Sebenarnya dia ingin mengucapkan selamat pada Pandora, tapi karena Pandora menghindar darinya, Cassandra mengurungkan niatnya.
" Semoga impianmu tercapai Pandora"gumam Cassandra
Saat Cassandra berbalik, dengan tiba-tiba Pandora menoleh kebelakang, menatap kepergian Cassandra.
" Akhirnya nyawamu terselamatkan sahabatku,terimakasih untuk kebersamaan kita selama delapan tahun terakhir, sampai jiwa itu tak lagi menempati raga, aku akan melindungimu" Gumam Pandora dalam hati.
" Mari nona" ajak pelayan pribadi Pandora.
Dia tidak tahan melihat tatapan Pandora yang penuh luka kehilangan sahabatnya.
Di lain tempat, putra mahkota ION mengepalkan tangan murka, dia menggebrak meja dengan kencang.
" Dasar pelacur sialan" Murka Ion
" Tenanglah yang mulia" ucap pengawal pribadinya
"Aku akan membuat dia hidup di neraka" geramnya
Saat babak terakhir, pemilihan pendamping putra mahkota di menangkan oleh Pandora. Hanya senyum paksa yang tersungging di bibirnya.
Pelantikan serta pernikahan Putri mahkota dan putra mahkota diadakan dengan meriah, Pesta rakyat juga meramaikan seluruh pelosok negri.
Upacara sakral telah selesai diadakan, kini iring-iringan pengantin dan calon penerus kerajaan di arak mengelilingi ibukota kerajaan Ionia. Sorak Sorai kebahagian dan penghormatan di Eluk elukkan warga.
Akhirnya pasangan itu telah resmi di nobatkan. Waktu telah beranjak malam. Saatnya sang mempelai menghabiskan malam bersama.
Jangan bayangkan malam penuh gairah dan cinta yang di rasakan oleh Pandora. Tubuhnya menjadi samsak pelampiasan nafsu sang putra mahkota.
Setiap putra mahkota mendapatkan pelepasannya, nama Cassandra lah yang terucap. Sedih yang dirasa oleh Pandora, karena sudah menjadi duri dalam percintaan putra mahkota dan sahabatnya.
Tapi lagi keegoisan rasa takut melihat kematian sang sahabat membuatnya mampu menempuh rasa sakit ini.
Setahun setelah pernikahan tersebut terdengar kabar bahagia dari istana.
Pandora yang kini telah menjadi ratu setelah raja terdahulu mangkat karena penyakit yang sudah lama di deritanya. Menjadi kenaikan tahta untuk Raja saat ini, yaitu Raja Ion Jerome Kirio.
Sang putra mahkota telah lahir dengan keadaan sehat. Putra mahkota di beri nama ARSEUS CARLOS DAMIA.
Di daerah lain terlihat Cassandra melamun seorang diri.
"Selamat menjadi seorang ibu Pandora, aku yakin kau akan menjadi ibu yang baik sahabatku. Apapun yang menjadi alasanmu untuk memintaku mundur, aku percaya itu untuk kebaikan kita berdua, Aku sangat merindukan kebersamaan kita sahabatku" Doa Cassandra dalam tangis kerinduannya,
Cassandra memilih mengasingkan diri kesebuah kerajaan kecil yang jauh dari kerajaan Ionia.
" Selamat yang mulia, pangeran sangat tampan dan sangat mirip dengan yang mulia raja" ucap pelayan pribadi Pandora
Pandora tersenyum menanggapi ucapan pelayan pribadinya.
" Selamat datang putraku. Kau adalah permata ibu,pengganti bibi Cassandra. Temani ibu dalam kesepian ini nak" ucap Pandora mencium pipi putranya lembut.
Tidak terasa lima tahun telah berlalu, perlakuan Raja Ion pada istrinya masih saja kejam dan acuh. Terkadang dia akan melampiaskan hasratnya dalam kebencian dan amarah. Seperti biasa Pandora akan selalu menerimanya.
Sekarang usia putra mahkota Arseus sudah lima tahun, tiada hari yang terlewati tanpa mendengar cerita ibunya tentang sahabatnya bernama Cassandra. Sahabat yang menjadi alasannya untuk hidup setelah kehilangan ibunya.
Arseus mendengarkan semua kisah ibunya, terlihat jelas raut kerinduan di sana. Kondisi sang ratu lambat lain semakin lemah, sakit karena rasa rindu untuk sahabatnya. Ibunya berpesan pada Arseus, jika kelak takdir menjemputnya lebih cepat.
Arseus harus menyatukan bibi nya Cassandra dengan sang ayah. Dan melindungi adik-adiknya kelak yang dilahirkan oleh Cassandra. Setelah Pandora menyampaikan pesannya pada sang putra. Akhirnya Pandora menghembuskan nafas terakhirnya dengan wajah tersenyum.
"Selamat jalan ibu, terimakasih atas rasa cinta dan sayangmu untukku selama ini. Aku mencintaimu" gumam Arseus dan mencium kening ibunya.
Pemakaman Ratu Pandora disertai dengan hujan deras. Langit ikut juga merasakan kesedihan atas kepergian sang ratu yang sangat tulus pada rakyatnya. Ada raut penyesalan yang terbersit dalam sorot mata Raja Ion.
Ratunya yang tidak pernah mengeluhkan segala perbuatannya, Ratu yang di sayangi oleh rakyatnya. Mungkin sang raja menyesali perbuatannya.
" Selamat yang mulia, perempuan yang anda benci telah meninggalkan anda selamanya, jangan berfikir aku tidak mengetahui perbuatan mu pada ibuku. Sampai kau mendapatkan pewaris mu yang lain aku akan aku akan melepas gelar putra mahkota kerajaanmu yang memuakkan ini. Aku tak membutuhkan ayah egois sepertimu" ungkap Arseus dengan wajah benci yang membuat raja Ion terhenyak.
Flashback off
________________________________________
akhirnya dua ribu kata tembus untuk part ini, sebenarnya mau buat dua bab tapi tidak sesuai dengan judul yang sudah author atur sedemikian rupa. semoga para reader menyukainya
salam sayang dari author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments