Arseus keluar dari tenda pribadinya, dia melihat Ratu Cassandra sedang duduk melamun di bawah sebuah pohon yang dekat dengan tenda sang raja dan ratu. Melihat sang Ratu melamun, Arseus yang kini berusia delapan tahun, berjalan menghampirinya dengan membawa sebuah jubah hangat.
" Apa yang sedang di lamunkan oleh ibunda Ratu di sini?" tanya Arseus sambil meletakkan jubah yang di bawanya pada pundak Ratu Cassandra.
"Ahh... Ibu hanya sedang mengenang masa lalu, putraku" jawab Cassandra sambil tersenyum lembut.
Arseus mengambil posisi berbaring dan meletakkan kepalanya di pangkuan Cassandra.
"Aku merindukan sahabatku, ibumu Ratu Pandora putraku" ungkap Cassandra sambil tersenyum sendu.
"Kenanglah ibunda Ratu Pandora dengan tawa dan senyum bahagia ibu" Ucap Arseus
"Ibu sangat menyayanginya nak, Pandora, meski terlihat ceria, dia menyimpan luka yang begitu dalam. Hidup yang di jalani ibumu dari luar terlihat sempurna nak, tapi jika kita masuk kedalam hatinya, ribuan luka terpatri di sana. Pandora hanya menutupinya dengan senyum ceria. dan ibu hanya bisa mengikuti alur yang di inginkannya nak" Ungkap Cassandra
"Bukankah ibuku hebat ibu?" tanya Arseus
"Yah...ibumu Pandora adalah wanita terhebat yang pernah ibu kenal nak, dia akan melakukan apapun untuk orang yang di sayangi ya, meski harus berkorban begitu banyak dia akan tetap bertahan" ungkap Cassandra yang tak sadar meneteskan air matanya tepat di wajah Arseus.
Merasakan tetesan air, Arseus segera bangkit dan menghadapkan wajahnya pada Cassandra.
"Jangan menangis ibu, ibu Pandora pasti sedih melihatnya" bujuk Arseus sambil mengusap air mata Cassandra
"Maafkan ibu nak hiks... karena demi ibu, Pandora berkorban begitu berat. Untuk menyelamatkan nyawa ibu dari keserakahan kakekmu, Pandora akhirnya menerima siksaan batin dari ayahmu nak" ucap Cassandra menangis.
Arseus tak mengatakan apapun, dia hanya memeluk Cassandra yang dalam kondisi rapuhnya. Mendengar adalah hal yang dapat di lakukan Arseus. Dia membiarkan ibu sambungnya meluapkan perasaannya. Di sini adalah tempat yang tepat. Hanya orang terpercaya yang ikut serta dalam perjalanan ini.
Sementara tak jauh dari mereka, Raja Ion mendengar semua pembicaraan antara putra tunggalnya juga Ratu Cassandra istrinya. Menyesal pun sudah tak berguna lagi.
Sampai akhirnya Cassandra memutuskan untuk beristirahat. Seperti biasa dia akan mengantarkan Arseus ke tempat istirahatnya. Setelah memastikan putranya tidur, Cassandra keluar dari tenda menuju tendanya bersama Raja.
POV Arseus
Saat ibunda Ratu Cassandra meninggalkan tendaku, aku membuka mata. Terlintas di benak dan pikiranku perjuangan ibuku di istana. Tidak sekali dua kali Raja Ion yang sialnya menjadi ayahku menyiksa tubuh ibuku. Banyak yang mencoba menyingkirkannya, tapi ibuku bukanlah wanita lemah.
Semua yang mencoba menjatuhkannya mampu di singkirkan dengan cara halus. Tapi ibuku ternyata kalah akan penyakit yang menggerogotinya. Ternyata kehadiranku tak cukup melengkapi hidupnya. Rasa bersalah dan kerinduan yang membelenggu hatinya, membuat ibuku mengabaikan kesehatannya.
"Terimakasih sudah memilih ibu Cassandra untukku ibu,Dia adalah pelengkap dan penyembuh hatiku saat kehilanganmu"gumamku yang akhirnya tidur.
Pagi menjelang, kurasakan usapan halus di wajahku. Saat membuka mata, aku melihat ibu Cassandra sedang duduk disamping tempat tidurku.
"Selamat pagi Putra kecil ibu"Sapanya lembut
"Aku bukan anak kecil lagi ibu"Rungutku dengan bibir mengkerucut
"Ha..ha...bagi ibu, tidak perduli seberapa dewasanya putra ibu ini, tetap saja kau adalah putraku yang menggemaskan"Goda ibuku tertawa manis.
"Ibu aku malu" ungkapku dengan wajah Semerah tomat.
"baiklah, putra ibu segera bersiap. Selesai menikmati menu makan pagi, kita akan segera berangkat" pesan ibu dan pergi meninggalkanku.
Tak lama para pelayan masuk dan membawakan air dan peralatan mandi untukku. Ibu Cassandra persis seperti ibu Pandora. Selalu memperhatikanku. Ibu Pandora dengan ketegasan dan disiplinnya sedangkan ibu Cassandra dengan kelembutannya.
"Aku akan selalu melindungi senyummu ibu"gumamku dalam hati untuk ibu sambung ku Cassandra.
Setelah persiapan yang kami lakukan telah selesai. Rombongan kerajaan kami akhirnya melanjutkan perjalanan menuju kerajaan Ionia.
Waktu sudah beranjak senja, akhirnya kami sudah tiba di istana kerajaan. Aku keluar dari kereta kuda, begitupun dengan ibu dan ayahku.
"Putra mahkota Arseus" panggil ibuku
"Ada apa ibu?"Tanyaku
"Kamu setelah selesai membersihkan diri langsung makan malam dan istirahat ya nak, nanti ibu akan datang kediaman mu untuk memastikan, kalau putra ibu ini istirahat tepat waktu"ancam ibuku dengan senyumnya.
"Baiklah ibu" pasrahku
Ibu tertawa kecil dan mengusap pundakku, saat ini banyak orang yang melihat. Tentu aku akan malu jika ibu memberiku ciuman di pucuk kepalaku. Dan syukurlah ibu mengerti keinginanku.
"Aku mengundurkan diri yang mulia Raja dan yang mulia Ratu"ucapku membungkuk hormat.
Aku langsung berjalan menjauh setelah mereka mengijinkan ku pergi. Aku tak tahu apa yang mereka lakukan setelah itu. Yang pasti ayah dan ibuku akan kembali ke kediaman mereka masing-masing.
Sampai di kediaman kulihat para pelayan menyambutku
"Selamat datang Putra mahkota semoga sang dewa agung selalu menyertai anda" Seru para pelayan ku dengan hormat.
Aku hanya melambaikan tangan tanda menerima salam hormat mereka. Seperti pesan ibuku aku segera membersihkan diri dan kemudian melanjutkan untuk segera makan malam. Setelah selesai aku langsung beranjak ke peraduan ku.
Tak lama ibu Cassandra datang seperti yang dikatakan tadi.
"Apa putraku akan segera tidur?"tanya ibu padaku
"Seperti perintah yang mulia Ratu" jawabku
Ibu Cassandra hanya tertawa kecil. Kemudian dia duduk di samping ranjang ku. Memposisikan tubuhku agar terbaring dengan nyaman, Ibu Cassandra mengusap rambutku dengan lembut. Sambil melantunkan lagu tidur yang selama dua tahun ini dia nyanyikan untukku.
Lagu yang sama yang dinyanyikan oleh ibuku ketika ibuku masih hidup. Seperti penjelasan ibuku sebelum dia meninggal, dia dan sahabatnya menciptakan lagu tidur untuk anak mereka kelak.
Hal itulah yang tidak membuatku merasakan kehilangan seorang ibu. Ibu Cassandra melengkapi kehidupanku kini. Tanpa sadar aku tertidur, aku tak tahu kapan ibu Cassandra meninggalkanku di kediamanku.
POV berakhir.
Cassandra yang melihat putranya sudah tertidur dengan lelap memutuskan untuk pergi. Sebelum meninggalkan Arseus, Cassandra merapihkan selimut yang membungkus tubuh putranya kemudian mencium keningnya.
"Selamat tidur putraku, segala doa dan harapan terbaik selalu ibu lantunkan untukmu nak" bisik Cassandra.
Saat Cassandra berbalik, dia melihat suaminya Raja Ion sedang berdiri di ambang pintu.
"Kapan anda datang yang mulia Raja?"Tanya Cassandra
"Sejak kamu merapihkan selimut putra mahkota Ratu" Ucap Raja.
"Sebaiknya kita segera pergi yang mulia, pangeran Arseus baru saja terlelap. Tubuh kecilnya pasti lelah saat menempuh perjalanan jauh" ucap Ratu Cassandra mengajak Raja Ion pergi.
Raja Ion dan Ratu Cassandra meninggalkan kediaman sang putra mahkota. Raja Ion merangkul pinggang Ratu Cassandra. Mereka berjalan beriringan.
" Apa ada keluhan dengan kandunganmu Ratuku?"Tanya Raja Ion lembut.
"Tidak ada yang mulia Raja, semuanya dalam keadaan sangat baik"Jawab Ratu Cassandra lembut.
"Aku senang, sebentar lagi ada putri kecil yang akan melengkapi kebahagiaan kita"Ujar Raja Ion tampak bahagia
"Bagaimana jika nanti yang lahir adalah seorang pangeran yang mulia. Bukankah kita tidak boleh mendahului takdir?" tanya Cassandra
"Aku yakin dia adalah seorang putri. Bukankah sudah ada ramalan, bahwa kerajaan Ionia akan menantikan kehadiran seorang putri titisan sang Dewi perang Dewi Athena?" Tanya Sang Raja.
"Semoga harapan anda terkabul yang mulia" ucap Cassandra memutus percakapan.
Cassandra sudah tiba di kediamannya.
"Kalau begitu saya istirahat dulu yang mulia"Pamit Cassandra
"Baiklah Ratuku" Ucap Raja Ion sambil mengecup kening Ratu Cassandra
Ratu Cassandra berbalik, tanpa terasa ada air mata yang jatuh membasahi pipinya. Saat telah duduk di kediamannya, kembali terbayang bagaimana perlakuan Raja Ion kepada sahabatnya Pandora
"Aku merasa bersalah Pandora, ini rasanya tidak adil. Aku tidak sanggup untuk menikmati ini semua, hanya Arseus alasanku menerima pinangan raja" gumam Cassandra dalam tangisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Anne Rukpaida
sdih bgt ka....
2022-11-08
0